Tandus 2 🔞

6K 169 19
                                    


Jisung berdiri dibalkon kamarnya yang begitu luas, langit sudah menunjukan kilauan merah jingga nya dan sebentar lagi akan melahap habis sang surya yang masih nampak malas untuk beranjak dari sana. Menemani Hatinya yang gelisah menanti kepulangan sang suami.

Ini bahkan yang pertama kali, sebelumnya Jeno belum pernah seperti ini. pergi tanpa berpamitan dan pulang begitu larut hingga membiarkan nya menunggu begitu lama. Sungguh Jisung sangat merindukan pelukan dari Jeno.

Baru saja Jisung memikirkan sang suami, tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan melesak dipinggang ramping nya. Memeluknya begitu erat seolah tak ingin membiarkan nya pergi.

"Istriku... aku merindukanmu" Bisik Jeno menduselkan kepalanya diperpotongan leher Jisung. Aroma dan kehangatan Jisung tak pernah gagal menggoda inderanya, Membangkitkan perasaan cinta yang telah lima tahun membersamai mereka.

"Dari mana hmm?" Tanya Jisung lembut, sebesar apapun kemarahan yang ingin ia lontarkan sebelum nya akan sangat percuma jika sudah dihadapkan oleh sang suami. Jisung begitu lemah, cintanya begitu besar melebihi egonya yang sangat tidak bernilai sama sekali.

"Aku tadi hanya sedang ada urusan, lalu tiba-tiba aku merindukanmu" Ucapan Jeno membuat pikiran Jisung tenang, kegelisahan yang bisa saja membunuhnya tiba-tiba menghilang tergantikan oleh ribuan bunga-bunga dihatinya.

"Emm aku tau, kau pasti selalu merindukan ku kan.." Ucap Jisung mengusap punggung tangan Jeno yang masih senantiasa menggantung dipinggang nya

"Tentu sayang.. apakah istriku ini sudah makan?"

"Belum"

"Kenapa tidak makan hmmm?" Tanya Jeno mengelus kepala sang istri

"Bagaimana istrimu ini bisa makan jika suami nya saja belum pulang hmm, aku menunggumu. kita akan makan bersama setelah ini ya.. suamiku ini pasti sangat lelah bukan? setelah seharian menyelesaikan tugas kerajaan. Maafkan aku yang tak bisa membantu apapun"

Ucapan Jisung sedikit menohok membuat Jeno merasa bersalah karena belum bisa berkata jujur kepada istrinya, sekali-sekali berbohong tidak masalah pikirnya. Toh ini juga bukan permasalahan yang harus dibahas berdua, ini hanya tugasnya sebagai seorang raja yang ingin memberikan keadilan kepada salah satu rakyatnya.


..


Hari demi hari berjalan begitu baik, tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Jisung masih menjalani tanggung jawabnya menjadi seorang permaisuri dari Raja Agung di kerajaan Neverley.
Ia sedikit bisa mengontrol emosinya sekarang. ia tidak lagi menjadi individu yang melankolis, meratapi nasibnya yang sampai sekarang belum bisa menjadi seorang ibu. Ia harus kuat setidaknya untuk Jeno.

Jisung pikir jika ia terus menerus mengeluh dan tidak bersemangat lalu siapa yang akan menjadi bahu untuk Jeno membagi keluh kesahnya.

Semua hubungan adalah berawal dari kepercayaan. dan Jisung sangat percaya semua pikiran buruknya tidak akan terealisasikan, karena Jeno tidak akan seperti itu. Jeno itu sangat mencintainya. begitulah yang hati kecilnya percaya.

Sudah menjadi hal yang bisa pula jika akhir ini suaminya sering pulang larut, Jeno bilang ia sedang ada urusan tapi anehnya suaminya itu tidak pernah membawa prajurit untuk mengawalnya. Hal tersebut membuat Jisung khawatir setengah mati. Namun ketika suaminya pulang dengan keadaan baik-baik saja hatinya sedikit lega.

"Suamiku kau sudah pulang?" Jisung beranjak dari kasurnya ketika mendapati sang suami membuka pintu kamarnya.

Namun karena tak mendapati jawaban apapun Jisung mendekat "Suamiku kau baik-baik saja? Aku menunggumu"

Jisung sedikit heran karena tak mendapati jawaban apapun dari sang suami, namun tiba-tiba Jisung dikagetkan dengan tubrukan yang sedikit keras dan suaminya memeluknya begitu erat. Dengan senang hati Jisung membalas pelukan itu.

"Kau lelah?" Tanya Jisung dan Jeno hanya mengangguk menanggapi, Menghirup aroma tubuh Jisung menciumnya dalam-dalam dan memeluknya lebih erat.

Ciuman lembut yang Jeno ciptakan membuat Jisung terbawa alur menikmati setiap perbuatan sang suami yang menyentuh nya lebih intim.

"Eungghhh~" Jisung terbuai, desahan halus keluar dari bibir ranumnya

Suara itu membuat Jeno kewalahan, Jeno meciuman nya semakin intens dan dalam, kecupan-kecupan kecil juga mendarat di leher jenjang milik Jisung. Menyesapnya begitu dalam. Mendorong pelan tubuh sang istri hingga Jisung berada dibawah nya. Jeno menahan tubuhnya dengan kedua tangan agar berat badan nya tidak sepenuhnya menindih Jisung, karena jika dilihat dari bawah seperti ini istrinya itu terlihat begitu mungil.

Jisung merasakan sensasi yang aneh. tenggorokan nya terasa panas, mulutnya terasa pahit namun ia tak mengindahkan hal itu sama sekali, hanya menikmati sentuhan kenikmatan dari sang suami yang menjamah setiap inci tubuhnya,

Sudah cukup lama mereka tidak melakukan olahraga ranjang dan sudah dipastikan sentuhan sekecil apapun yang Jeno ciptakan mampu membuat tubuh Jisung menggelinjang begitu hebat dibawah sana.

"Mmphhhhh.." Jeno sudah tidak tahan. desahan Jisung membuat miliknya terasa sesak, dengan tergesa Jeno melepaskan lingerie yang Jisung kenakan. Menanggalkan nya dari tubuh si manis hingga membuatnya telanjang sempurana

"Aku tidak tahan lagi, Kau begitu indah luar dan dalam sayang.."  Jeno menyesap puting Jisung, memberikan gigitan - gigitan kecil begitu gemas, memberikan ciuman kupu-kupu di perut dan dada sang istri.

Ketika dirasa sudah puas menikmati tubuh sang istri Jeno memilih langsung ke inti, melepaskan celana dan pakaian nya. Melemparnya asal ke sembarang tempat.

Membuka lebar - lebar paha Jisung dan memposisikan tubuhnya tepat di tengah. Tangan kanan nya bergerak berusaha memasukan penis besar miliknya ke dalam hole Jisung dan tangan kirinya berusaha menopang tubuhnya sendiri.

"Akhhhh..." Desahan Jeno tak tertahan merasakan penis besar miliknya yang tertanam sempurna didalam hole Jisung, menjepitnya begitu hebat benar-benar membuatnya gila

Jeno memaju mundur kan milik nya penuh kehati-hati an, takut-takut ia menyakiti sang pujaan Hati. Dengan irama yang pas Jeno terus menubruk dinding rahim Jisung memberikan kenikmatan duniawi yang tiada duanya. Mengejar pelepasan yang sebentar lagi akan sampai menyemburkan benih cinta dan memenuhi hole sang pujaan

"Jenoo~ Akhhhh ahhh akhh" Desahan Jisung terdengar seperti lagu rohani yang begitu menenangkan, suara yang sempat ia bayangkan tempo hari itu ternyata benar-benar mengalun indah di telinga nya.

"Yahh terus desahkan namaku sayang ahhh..." Jeno terus menghentakkan pinggulnya maju mundur lembut namun lama kelamaan terkesan menuntut.

"Akhhhh Mmphhhhh aaaaaahhhh" Gerakan kasar yang Jeno ciptakan membuat Jisung semakin tegang

"Aku ingin keluar Ahhhhhhh~" Racau Jisung, mengepalkan tangan nya hingga kuku jarinya memutih.

"Bersama sayang.."

"Ahhhhhhh~" Hingga dengan beberapa kali hentakan akhirnya mereka berdua sampai, Jeno menyemburkan seluruh sperma nya kedalam hole hangat milik Jisung.

Merasa bangga karena mampu membuat sang pujaan hati mendesahkan namanya dengan sempurna, membayangkan bahwa Jeno telah menanamkan benih didalam rahim wanita pujaan hati.. memiliki anak darinya, ahh sungguh mimpi yang indah.

Jisung tak berkutik setelah pelepasan nya, ia berusaha menahan air matanya dengan sekuat tenaga.  Menyadari kenyataan bahwa suaminya membayangkan wanita lain saat berhubungan dengan nya. Mendesahkan nama wanita itu berkali-kali tepat ditelinga nya.
Jisung berusaha menahan diri meski hatinya sakit, melayani sang suami penuh cinta meski bukan namanya yang suaminya panggil, meski bukan dia yang Jeno bayangkan. Jisung tidak mungkin tega meninggalkan suaminya dalam keadaan mengejar orgasme sendirian.



Gini aja yaa huhuhu aku jahat bgt

Nosung Stories🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang