Jisung terbangun dengan perasaan yang begitu hampa. Memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong seperti seonggak daging tak bernyawa. Tak seperti pagi-pagi sebelum nya yang diawali dengan kecupan ringan untuk suaminya, Membangunkan suaminya penuh renjana. bahkan untuk sekedar beranjak saja ia sudah enggan. Membiarkan suaminya terbangun dengan sendirinya- Entah lidah nya pun terasa keluh. Tidak ada lagi mantra cinta yang pantas di ucapkan untuk sekedar basa basi.
"Apa kamu baik-baik saja sayang, maafkan bunda.. ayahmu semalam begitu agresif. Apa penisnya tidak menyenggolmu?" Jisung terkekeh pelan, mengelus perutnya yang masih rata hingga tanpa sadar cairan bening keluar dari sudut matanya. mencoba memperbaiki keadaan semampu yang ia bisa. Jisung merasa ada sesuatu yang aneh tangan nya menempel diperutnya tanpa ada pembatas apapun, ia mencoba mengintip dari balik selimut dan benar saja bahkan sekarang ia dan Jeno masih tak memakai busana nya kembali setelah pergumaman malam tadi. Ah bodohnya.. padahal niat awal Jisung ingin merahasiakan aktifitas mereka tadi malam dari suaminya, dan dia harus dengan cepat memakaikan baju untuk keduanya.
Namun terlambat ketika ingin beranjak Jisung merasakan pergerakan dari suaminya, Jeno melingkarkan tangan diperutnya tanpa sungkan. Membuat jiwanya terhipnotis untuk sekali lagi. Namun anehnya atmosfer tidak berubah sama sekali, tidak lagi ada kehangatan. semuanya berubah, tak lagi sama. Andai ia tidak terlambat menyadari bahwa ada kehidupan lain didalam perutnya.
Jeno menatap nya seolah-olah tak terjadi apa-apa semalam, mungkin karna efek alkohol yang membuatnya setengah sadar. Dengan sekuat hati Jisung balik menatap sosok yang amat ia cintai, memberikan senyuman yang paling manis. Walaupun didalam hati begitu banyak gejolak yang amat mengganggu nya, dadanya begitu sakit.
"Selamat pagi~" Suara khas bangun tidur milik Jeno menggema, membuat jantung Jisung semakin berdebar.
"Kenapa tidak Membangunkan ku sayang?" Jeno berusaha menatap manik sang istri berusaha mencari jawaban, namun nihil ia tidak mendapatkan apapun.
"Sunggara sayang.." Jisung sadar dari lamuanan nya, "Ah sudah bangun?"
"Kenapa tak membangunkanku?" Tanya Jeno sekali lagi mengelus perut milik sang istri
"Kamu terlihat begitu lelah jadi aku tak berniat membangunkan mu, maaf kan aku"
"Apa aku bermain begitu keras semalam? Sehingga membuatmu sakit? Maafkan aku ya" Jisung melototkan matanya lucu, ternyata suaminya tidak benar-benar terpengaruh alkohol. Lalu apa suaminya juga menyadari jika dia telah menyebut nama wanita lain?. Jika Jisung berfikir bahwa Jeno tidak sadar, ia salah besar. Bahkan Jeno seratus persen menyadari semuanya. Bahkan semua kesalahan nya Jeno sangat sadar betul.
..
Flashback on
Beberapa hari belakangan Jeno memang sering pulang malam, entah karena setan apa? tapi memang jujur saja hasrat nya selalu ingin bertemu dengan Diana. Ia sadar jika ini adalah sebuah kesalahan besar. Walaupun hatinya berkata jika semua ini bukanlah perselingkuhan. Namun lama kelamaan ia sadar hal apapun yang coba ia sembunyikan dari sang istri semuanya adalah kecurangan, dan mungkin itu adalah awal dari perselingkuhan dan penghancur rumah tangga nya.
Jeno sadar lelaki mana yang tidak terpikat oleh kecantikan seorang Diana. Tapi kecantikan saja tidak akan membuatnya bahagia. Tidak mungkin Jeno mencurangi istrinya, hubungan yang lima tahun mereka jalani hancur hanya karena satu kali pertemuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nosung Stories🔞
FanfictionOneshoot Nosung/jensung Mungkin dibeberapa Chapter bakal ada adegan fulgar atau kata-kata kotor, harap ditanggapi dengan bijak. #3 - oneshoot