Bocah tengil 🔞

8.2K 222 13
                                    



Dengan kecepatan penuh Jeno mengendarai mobilnya, bersama sosok pemuda manis yang masih terlelap dikursi sebelah bergegas membawanya ke mansion tempat dimana Jeno tinggal. Udara malam begitu dingin digenggam nya tangan lentik Jisung disampingnya berusaha mencari kehangatan. Ah atau bahkan rasa nyaman yang semakin dalam ia rasakan sejak bocah tengil itu menghadang nya ditoilet tempo hari yang lalu

Tak lama kemudian mobil sedan itu berhenti di pelataran mansion yang megah, banyak yang tidak tau jika Jeno adalah putra tunggal seorang Profesor keturunan Korea sekaligus CEO pemilik Rumah Sakit ternama dikota Jakarta. Tak ayal kejeniusan yang Jeno punya adalah anugerah turun temurun dari sang Ayah, Lee So Man.

Beberapa pelayan kelabakan ketika mendapati tuan muda putra dari majikannya itu datang dengan wajah yang lelah dan terburu-buru tidak lupa dengan seorang pemuda berkulit putih yang berada di gendongan tuan nya

"Tuan Lee apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu pelayan  setia di keluarga Lee, Na Jaemin.

"Tidak Manager Na, cukup peringkatkan yang lain untuk tidak pergi ke kamarku sebelum aku sendiri yang keluar" Peringatnya tegas dan lugas

"Baik tuan"

Jeno kembali melanjutkan jalannya menjajakkan kaki masuk kedalam lift yang berada didekat ruang tamu, memencet tombol angka tiga disana menuju kamar miliknya.

Pemuda yang semula berada di gendongannya perlahan tubuhnya Jeno rebahkan dikasur king size miliknya, melepaskan sepatu pantofel berwarna coklat gelap yang mengkilat beserta kaos kaki yang menutup jemari indah milik Jisung

Jeno cukup berusaha keras untuk tidak menyentuh Jisung saat itu juga, bagaimana bisa bahkan kaki jenjang seputih porselin itu pun mampu memancing gairah Jeno yang seukuran upil. Ia memandangi pahatan wajah yang amat sempurna, bibir yang merah merekah dan pipi berisi yang merona. Jisung indah, bocah itu selalu terlihat cantik sejak pertemuan mereka pertama kali satu tahun lalu

"Hei! Mana name tag kamu?, Sudah diperingatkan berkali-kali barang siapa yang tidak memakai atribut lengkap akan dihukum" suara salah satu pembimbing yang memiliki wajah garang seperti tokoh kak Ros dianimasi Upin Ipin dkk

"Maaf kak, Jisung lupa bawa"

"Karena udah ditegur gaada alesan lagi setelah ini, mengerti!"

"Baik kak"

"Kamu lari puterin lapangan lima kali"

Ditengah hukuman nya Jisung mendumel kecil, berbicara soal rasa kemanusiaan entah kepada siapa. Berlari tunggang langgung tanpa memperhatikan arah pandang nya. Berakhir dengan tubuhnya yang terjerembab ketanah.

Jeno yang memperhatikan pemuda itu dari kejauhan hanya tertawa kecil.

"Park Jisung!!!"

"Apasih anjing!—"

"Ngomong apa kamu? Berani ya sama senior"

"Enggak kak aduh maaf tadi keceplosan"

"Hukuman kamu saya tambah lima kali puteran lagi"

..

Rasa pening terasa menjalar di kepala ketika Jisung berusaha bangun dari tidurnya mengingat kembali kejadian apa yang sudah menimpahnya sampai seperti ini. Apalagi ketika menyadari bahwa dirinya terbangun ditempat yang asing rasa pening itu semakin meledak-ledak. Ruangan yang didominasi dengan warna biru Dongker itu dan wewangian maskulin yang sepertinya Jisung kenal. Wangi yang sempat membuat Jisung kelabakan tadi— eh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nosung Stories🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang