28. AGAIN

1.7K 105 0
                                    

Hai

Sebelum lanjut budayakan vote dulu ya!

Absen komen dulu yukk!!

Happy reading💙💙💙

•••

Dhira dan teman-temannya serta Nathan dan juga inti Valgorios kini tengah duduk manis di kantin. Jam istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Warga Sma Laksana sudah tidak dikejutkan dengan hal seperti itu, mereka sudah mengetahui hubungan sang most wanted dengan seorang Andhira Putri, jadi tidak salah jika di manapun Dhira berada pasti ada Nathan di situ. Namun tetap saja, mereka akan selalu menjadi pusat perhatian para warga sekolah.

"Gue tau, gue ganteng, tapi nggak gini juga kali, berasa buronan gue," ucap Iyan menyadari semua tatapan orang-orang mengarah ke arahnya, ah bukan, lebih tepatnya ke arah Nathan yang terus saja menempel pada Dhira.

"Pd amat, lo!" sembur Sella memutar bola matanya malas.

"Bilang aja lo cemburu," balas Iyan tersenyum menyebalkan.

Sella bergidik ngeri menatap Iyan, laki-laki itu memiliki tingkat kepercayaan diri yang teramat tinggi.

"Makannya dihabisin!" titah Nathan melihat mie ayam Dhira yang masih banyak.

"Iya sabar! Baru juga makan," jawab Dhira kembali melahap makanannya.

Nathan bertopang dagu mengamati gadisnya yang tengah makan. Ia sesekali tertawa kecil saat mengetahui ekspresi Dhira yang tengah kepedasan.

Guntur menyugarkan rambutnya ke belakang saat para siswi menatapnya, sesekali mengedipkan matanya juga. "Cantik!" panggilnya pada seorang adik kelas yang melintas.

"Temannya si Nathan emang ga ada yang waras," bisik Vio pada Freya.

Terjadi keheningan sesaat sebelum datangnya seseorang merusak ketentraman mereka semua.

Brak

Seseorang mengebrak meja mereka, membuat atensi warga kantin lagi-lagi mengarah pada mereka. Terlihat seorang perempuan dengan dandanan centil, bukan menor. Wajahnya memang tidak menggunakan make up tebal, hanya saja penampilannya yang mengenakan banyak sekali pernak-pernik, seperti gelang warna-warni misalnya.

"Heh cewek!" bentak perempuan itu, menatap garang ke arah Dhira.

Dhira mendongak menatap seorang perempuan yang ia ketahui itu adalah kakak kelasnya. "Kenapa, kak?" tanyanya.

"Selama ini gue udah sabar ya," jawab perempuan itu berkacak pinggang.

"Dan lo masih tanya kenapa? Lo tau ga sih, lo udah rebut Nathan dari kita!" teriak perempuan itu lagi, ia menunjuk dirinya sendiri serta satu teman di belakangnya yang hanya mengangguk-angguk saja.

"Heh Adel pacarnya Setya! Lo stres, ya? Dateng-dateng kasih anak sembarangan!" sembur Iyan membuat semua yang mendengar hanya menghela napas kasar.

"Ini juga Nutrisari! Jagain temen lo ini, jangan biarin keliaran sembarang, kasian anak orang jadi sasaran!" Iyan menunjuk Sari, teman Adel.

Iyan itu suka sekali menistakan nama orang lain.

Adel, anak kelas 12 Ips 1. Ia merupakan salah satu dari sekian banyaknya perempuan yang juga mengagumi seorang Nathan. Dandannya bukan seperti kakak kelas pada umumnya, ia jauh dari kata badas, dandannya sudah mirip bocah lima tahun, atau bahkan mirip dengan tukang jualan mainan keliling karena banyak gelang warna-warni di tangan kirinya.

"Lo mau sekolah apa mau buka toko mainan, Del? Rainbow banget dandanan, lo!" celetuk Guntur menelisik penampilan Adel dari bawah sampai atas, barang bocil semua yang digunakan.

Gardenia | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang