18 : "Kita sudah sah!"

881 82 10
                                    

Fii update nih...

Kasih emot ini 🤗 dong

Udah vote?

Siap SPAM KOMEN?

Bismillah dulu yuk;)

Viralkan sama-sama cerita ini yuk, baik di tiktok ataupun di reels ig. Jangan lupa pakai hastag #cyrawattpad kalau mau buat konten.



✨ Happy Readings

Tau hari apa yang sangat membahagiakan bagi Bintang? Mungkin jika ditanya seperti itu, maka Bintang akan menjawab jika hari ini adalah hari yang paling membuatnya bahagia dibandingkan saat dulu ia lulus sebagai lulusan mahasiswa cumlaude atau saat ia menduduki jabatan CEO di Faran's Group. Bisa melihat seorang terkasih yang sedang berjalan anggun diiringi dengan dua wanita hebat di kedua sisinya, seseorang yang telah resmi menjadi miliknya beberapa menit yang lalu. Wajah cantik nan ayu yang biasanya terlihat begitu datar dan tanpa ekspresi, untuk pertama kalinya sejak keduanya kembali bertemu Bintang merasakan ada ekspresi lain dari wajah itu.

"Matanya biasa aja dong, mau ayah colok pake tusukan cilung?" Bintang yang tersadar jika di sampingnya ada sang ayah yang otaknya kurang se-ons itu pun melirik sinis sang empu yang berbicara. Tak tahukah sang ayah jika dirinya saat ini sedang diliputi rasa haru biru serta bahagia yang tiada terkira?

"Tahu kok yang nanti malem bisa malem pertama." Edo mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, lelaki paruh baya itu tak menyadari tatapan mengintimidasi dari Bintang puteranya.

"Sekali lagi ayah ngomong, Bintang bakal bawa monyet peliharaan ayah itu ke tukang loak!" desis Bintang yang seketika membuat bola mata Edo membesar. "Enak aja mau bawa Bintang ke tukang loak, ayah udah anggap dia seperti anak sendiri kayak si Malika kacang kedelai hitam," balas Edo juga dengan mendesis.

Ilana yang duduk tak jauh dari tempat di mana Bintang dan Edo berdiri memperhatikan kedua lelaki berbeda usia itu, yang terlihat seperti sedang memperdebatkan sesuatu. Maka dengan langkah cepat, wanita paruh baya itu pun menegakkan tubuh lalu menyelinap dan berdiri di belakang punggung kedua lelaki itu. Mendengarkan hal apa yang sedang diperdebatkan oleh kedua lelaki itu.

"Ekhem!" Kedua lelaki ayah dan anak itu seketika menoleh saat mendengar suara deheman dari balik punggungnya. "Eh, Bunda?" Edo menggaruk tengkuknya pelan saat mendapati tatapan mematikan dari sang istri.

"Duduk di sana sama Bunda, SEKARANG!" ucap Ilana seraya menekankan kata sekarang dan menunjuk tempat duduknya yang tadi.

"Iya Bun, ini juga mau duduk," balas Edo.

"Buruan sebelum mantu Bunda dateng ke sini!" Ilana melirik Cyra yang sedikit lagi akan sampai padanya. Selanjutnya, Ilana dan Edo pun melipir menuju tempat duduk yang tadi Ilana tunjukkan.

Bintang kembali menatap sang istri yang berjalan mendekat ke arahnya, gaun kebaya putih bersih serta siger Sunda yang bertengger di kepala sang istri benar-benar seolah merubahnya menjadi seorang ratu dalam satu hari.

"Sekarang sudah ada mempelai perempuannya, mempelai laki-laki dipersilahkan untuk mengecup kening serta membacakan doa yang baik untuknya." Suara dari petugas Kementerian Agama membuat Bintang tersadar dari pesona sang istri, tangan yang tadi menggantung di kedua sisi tubuhnya perlahan terangkat menyentuh dagu Cyra untuk membuat sang empu menengadah.

"Kita sudah sah!" bisik Bintang pada Cyra yang seketika saja membuat bulu kuduk Cyra meremang, bisa dipastikan seperti apa degupan jantungnya kini? Bertalu dengan kencang.

Kedua iris mereka bertemu, dunia seolah milik berdua. Untuk pertama kalinya Bintang melihat Cyra luar biasa lebih cantik, dan untuk pertama kalinya status mereka tak lagi sebagai pasangan kekasih melainkan sebagai pasangan suami istri. Bintang menarik nafas, iris matanya tiba-tiba saja memanas. Melihat kembali ke belakang bagaimana semesta berkali-kali memisahkan mereka berdua, bagaimana perjuangannya untuk meyakinkan hati Cyra jika dirinyalah yang terbaik, jika dirinyalah yang akan menjadi obat untuk luka hatinya. Bintang rasa ini adalah hal yang impas dengan apa yang telah dilalui, memiliki Cyra sepenuhnya adalah hadiah terindah untuknya.

"Ich Liebe Dich." Jemari yang tadi menyentuh dagu berpindah tempat pada lengan atas Cyra, menarik sedikit tubuh ramping itu untuk semakin mendekat padanya. "Aku mencintaimu," ucap Bintang sambil meninggalkan satu kecupan manis pada kening Cyra cukup lama yang langsung diabadikan oleh seorang fotografer.

Cyra memejamkan matanya, merasakan perasaan asing masuk ke dalam relung hatinya. Ia sadar jika kini hatinya terasa damai dan tenang, hatinya bisa merasakan ketulusan cinta yang Bintang beri padanya. Maka setelah Bintang meninggalkan kecupan di keningnya, kini gilirannya meraih tangan besar Bintang dan mendaratkan bibirnya pada punggung tangan lelaki itu.

Sama seperti Cyra, Bintang merasakan hatinya berdesir hebat saat Cyra mengecup punggung tangannya. Tanpa sadar, mata yang tadi memanas meneteskan setetes bulir air mata dan jatuh tepat pada kepala Cyra.

"Kamu nangis?" Bintang gelagapan sendiri saat saking terharunya ia sampai tak sadar jika Cyra sudah menyudahi mengecup punggung tangannya.

"Kelilipan tadi." Bintang berpura-pura mengucek-ngucek matanya, dalam hati ia pun merutuk dirinya sendiri, bisa-bisa ia jadi bahan ledekan ayah dan adiknya jika ketahuan menangis. Meski hal yang wajar lelaki menangis saat merasakan bahagia yang luar biasa, namun itu tak berarti baginya. Memiliki ayah dan adik yang selalu menjadi biang kerok membuatnya harus waspada saat ingin melakukan sesuatu, jika tidak maka Bintang akan jadi bahan bulanan keduanya.

•••

"Tes, tes, tes, satu dua tiga. Mohon perhatiannya semua." Seorang bocah berumur 10 tahun berdiri diatas podium dengan tangan memegang microphone. Berbeda dengan sang bocah, Bintang yang tak lain kakak dari bocah itu sudah was-was takut jika adiknya itu membuat onar di acara resepsi pernikahannya. Keluarga Bintang dan Cyra memang sengaja tak mengundang banyak orang untuk acara akad nikah di kediaman Fahmi, mereka sepakat akan mengadakan resepsi besar-besaran nanti 2 minggu ke depan. Meski tamu undangan yang kebanyakan keluarga besar baik itu dari Bintang ataupun dari Cyra, mereka tetap mengundang sahabat-sahabat Bintang dan Cyra juga beberapa kolega bisnis.

"Yah, pokoknya kalau Ares bikin malu ini salah kamu." Ilana merengut sebal dengan tatapan terus menatap anak bungsunya yang sudah cengar-cengir diatas podium.

"Kok salah ayah? Ares sendiri yang katanya pengen menyalurkan bakatnya," balas Edo tak terima.

"Ya pokoknya ini salah ayah! Ayah kan yang udah ngajarin nggak bener ke Ares." 

"Ayah cuma memfasilitasi bakatnya Ares, Bun."

"Tes, tes, tes. Mohon perhatiannya semua ya, Ares mau sumbangin bakat Ares di acara nikahannya abang sama kak Cyra." Suara Ares kembali menggema, bocah itu semakin antusias saat ucapannya dibalas oleh riuhan tepuk tangan dari audiens.

"Mang musik!" Suara alunan musik mulai mengalun.

Di geboy geboy mujair
Nang ning nung nang ning nung
Pakdulipak dang dung ding ser
Mustafa....

Sambil diiringi lagi geboy mujair yang dipopulerkan oleh salah satu diva dangdut, Ares pun mulai menggoyang-goyangkan tangannya dengan gerakan memutar lalu menyilangkan kedua lengannya di depan dada dan diakhiri dengan menggoyangkan bokongnya ke atas ke bawah. Sedangkan, Ilana yang tadi merengut sebal berbinar saat anak bungsunya itu malah berjoget yang sedang viral di aplikasi toktok. Maka dengan cepat, Ilana pun menyusul ke depan dan ikut bergabung dengan Ares. Sungguh definisi seorang ibu dan anak yang saling melengkapi.

———————🌜🌜🌜———————

SIAP YA BUAT NEXT CHAPTER?

SPAM VOTE DAN KOMEN DULU DONG

FOLLOW AKUN WP : @fiaa_an

FOLLOW JUGA AKUN TIKTOK :
@fiaafnh

FOLLOW JUGA AKUN IG : @fiaa_an dan @fiaafiatistory_

DI SANA AKU AKAN BUAT KONTEN-KONTEN MENARIK, ATAU KALIAN AKAN TAU INFO-INFO CERITA CYRA. BISA AJA AKU SPOILER NEXT CHAPTER DI SANA ✨

CYRA 2 {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang