19 : Juminten?

774 75 3
                                        

Hai, fii update nih.

Kasih fii emot ini 🌙 dong

Bantu viralkan cerita CYRA dong, buat kalian yg aktif di tiktok ataupun instagram boleh kok ambil sedikit cuplikan cerita buat spoiler. Jangan lupa pake hastag #cyrawattpad yg sudah tersedia.

Bismillah dulu sebelum baca:)



✨ Happy Readings

Masih di suasana resepsi kecil-kecilan yang digelar Cyra dan Bintang, kini Cyra dan Bintang sedang berkumpul bersama para sahabatnya. Mereka semua duduk dengan melingkar di meja yang sama. Sejak tadi, yang paling antusias dengan makanan adalah Okky, berkali-kali lelaki itu bolak-balik ke stand makanan dan duduk kembali dengan membawa makanan di kedua tangannya.

"Wagelaseh, baru kali ini resepsi pernikahan nyediain cilung," ujar Okky sambil memakan sebuah makanan berbahan aci yang digulung.

"Lo nggak tau aja kalau cilung itu makanan favoritnya si bos," balas Koko.

"Hah yang bener lo? Orang kayak kulkas begitu doyan makanan ginian?" Okky memastikan.

"Iya, lo ketinggalan info sih. Eh, btw si bos sekarang udah bukan kayak kulkas lagi semenjak ketemu sama Cyra," timpal Bumi.

"Oh iya gue lupa, si bos sekarang udah burah."

"Burah apaan?" Koko yang kesal menyenggol bahu Okky.

"BUCIN PARAH!"  balas Okky yang diakhiri dengan tawa.

"Cowok emang gitu kali, kalau udah ketemu sama cinta sejatinya pasti bucin. Lagian ya, Bintang kan emang dari dulu setia banget sama Cyra nggak pernah lirik cewek lain. Nggak kayak lo sama si Bumi, setia itu artinya setiap tikungan ada," sahut Esta.

Bumi yang duduk di depan Esta mencebikkan bibirnya kesal, "Yang kok kamu gitu sih?"

"Diem lo! Dan stop sebut gue dengan sebutan alay itu!" hardik Esta.

"Gaslah Bum, terus pepet Esta sampe dapet." Okky menggoda Bumi dengan menaikturunkan kedua alisnya.

"Doain gue dong Ky, naklukin hatinya cewek macan tuh bener-bener butuh perjuangan."

"Apa lo bilang? Gue cewek macan?" Esta menghentakkan kakinya kesal.

"Dah dah, kalian nggak malu tuh sama manten?" Koko menengahi. "Contoh tuh Langit, udah cakep kalem pula," lanjutnya.

"Langit emang idaman ya?" Esta jadi senyum-senyum sendiri, cewek dengan dress mustard itu memangku wajahnya dengan satu tangan di atas meja.

"Btw, lo belum punya doi sama sekali Lang? Mau nggak gue kenalin sama Juminten?" tanya Okky.

"Juminten?" bingung Langit.

"Iya, janda kembang di kampung emak gue. Beuhh, bodynya kayak gitar Spanyol Lang. Gue yakin lo bakal suka."

"Heh, kampret!" Koko tiba-tiba saja memukul lengan atas Okky. "Cowok sempurna kayak Langit nggak bakal nggak punya doi, dia pura-pura aja jomblo. Lagian lo yang bener aja kenalin Langit sama janda? Emang tuh janda umuran berapa sih sampe lo mau kenalin ke Langit?"

"Masih muda kok." Okky mengangguk-anggukkan kepalanya. "Beda tipis sama Langit."

"Emang berapa?" tanya Koko.

"52." Jawaban Okky seketika saja membuat Koko dan Bumi kompak bangkit dari duduknya lalu menjewer kedua telinga Okky.

"Ampun! Kenapa kalian yang sewot? Umur Langit kan 25 sedangkan Juminten 52, beda tipis cuma kebalikannya doang."

"Udah udah, kenapa jadi pada ribut? Ayo dimakan lagi makanannya." Langit berdiri menengahi, sifatnya yang bijak dan pembawaannya yang lemah lembut selalu saja membuat para sahabatnya itu kagum, termasuk Esta yang tersenyum lebar berbeda dengan Bumi yang cemberut menatap tidak suka saat tatapan Esta begitu dalam pada Langit.

•••

Langit sudah berganti menjadi gelap menandakan waktu malam sudah tiba, seusai mengadakan resepsi kecil-kecilan yang tetap saja mewah kedua mempelai memisahkan diri dari anggota keluarga yang masih berkumpul. Kini keduanya sedang berada di dalam kamar Cyra yang sudah dihiasi dengan pernak-pernik pernikahan, ranjang berukuran king sizenya pun sudah disulap cantik dengan banyaknya bunga-bunga di bagian kepala ranjang dan sisi ranjang.

Cyra yang sudah berganti pakaian menjadi piyama polos berwarna hitam sedang duduk menghadap meja riasnya, gadis yang beberapa jam yang lalu telah resmi menyandang gelar baru sebagai seorang istri itu mematut wajahnya di depan cermin besar. Seharian memakai riasan wajah membuat wajahnya terasa tak nyaman, untuk itu ia akan membersihkan wajahnya menggunakan serangkaian skincare yang Cyra punya.

Tangan Cyra dengan lihai mengusap bagian demi bagian wajahnya menggunakan sebuah kapas yang sudah diolesi oleh cairan toner, namun sedang asyik-asyiknya membersihkan wajah, pandangannya terpaku pada sebuah tangan yang melingkar manis di bahunya. Pemilik tangan itu mengulas senyum yang dibalas sebuah putaran mata oleh Cyra.

"Ngapain?" tanya Cyra.

"Gangguin istri lagi dandan." Senyum pemilik tangan yang tak lain adalah Bintang sendiri pun kembali mengulas, kali ini ditambah dengan deretan gigi putih yang terlihat.

"Jangan ganggu aku, Bin! Kamu tidur duluan sana, aku nyusul kalau sudah selesai." Bintang lagi-lagi mengulas senyum, perkataan panjang seperti ini yang ia rindukan dari Bulannya. Apalagi setelah vonis menyatakan jika Cyra mengalami Alexitymia. Jika boleh jujur, setelah tahu jika Bulannya mengalami gangguan mental, hati Bintang begitu sakit. Ia bahkan sempat menyalahkann dirinya sendiri atas kegagalan menjaga Bulannya. Tapi Bintang ingat kembali, ia harus bangkit ia harus menjadi sosok penyembuh dari luka hati Bulannya.

"Terus semangat untuk sembuh, aku janji aku akan selalu ada untuk kamu my wife." Tepat berakhirnya bibir Bintang berseru, tepat pada saat itu Cyra merasakan puncak kepalanya dikecup sayang oleh Bintang. Dan desiran aneh itu kembali Cyra rasakan, mungkinkah perasaan cintanya akan segera kembali lagi?

"Ayo tidur, kamu pasti capek kan seharian pakai heels tinggi itu?" Bintang jelas tau sejak pagi istrinya itu memakai heels setinggi 12 cm untuk menunjang penampilannya.

"Sebentar, aku belum selesai." Cyra yang kepalang tanggung masih ingin menyelesaikan urusan wajahnya, namun Bintang si dingin yang sekarang berubah menjadi jail itu malah memutar kursi rias yang kebetulan dapat diputar itu menjadi tepat di hadapan Bintang. Lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu berjongkok, memposisikan tubuhnya dengan tubuh Cyra yang sedang duduk.

"Kamu itu udah cantik, nggak perlu pakai-pakai make up segala. Lagi pula ini waktunya tidur, dandan bisa besok lagi, Sayang," ucapnya begitu lembut.

"Tanggung Bintang, sebentar lagi aku selesai." Cyra hendak kembali memutar kursinya ke arah semula, namun Bintang yang gerak cepat mengangkat tubuhnya bak karung beras membuat niat Cyra urung.

"Bintang, turunin aku!" Cyra berontak memukuli punggung kokoh Bintang dari belakang.

"Ini turun," ucap Bintang seusai ia menurunkan tubuh Cyra pada kasur, berbeda dengan Bintang yang mengulas senyum geli Cyra malah mencebikkan bibirnya kesal.

"Sayang!" Bintang naik merangkak ke kasur, senyum geli masih terpatri di wajah tampannya.

"Hm?" Deheman Cyra mewakili jawabannya.

"Kita bikin Bintang junior yuk!" ucap Bintang yang seketika saja membuat Cyra membulatkan mata.

———————🌜🌜🌜———————

SIAP YA BUAT NEXT CHAPTER?

SPAM VOTE DAN KOMEN DULU DONG

FOLLOW AKUN WP : @fiaa_an

FOLLOW JUGA AKUN TIKTOK :
@fiaafnh

FOLLOW JUGA AKUN IG : @fiaa_an dan @fiaafiatistory_

DI SANA AKU AKAN BUAT KONTEN-KONTEN MENARIK, ATAU KALIAN AKAN TAU INFO-INFO CERITA CYRA. BISA AJA AKU SPOILER NEXT CHAPTER DI SANA ✨

CYRA 2 {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang