4 : Pelaku Pencurian Kolor Edo

1.2K 95 28
                                    

Hai hai, CYRA update lagi nih

Yuk bisa yuk vote dulu sebelum baca

WAJIB TINGGALKAN KOMENTAR 🔥

Bismillah dulu guys....



✨ Happy Readings ✨

Ketenangan dan kedamaian nampaknya tak berlaku untuk keluarga Faran, nyatanya saat ini dua lelaki berbeda usia itu tengah beradu tatapan tajam satu sama lain.

"Ngaku nggak kalo kamu yang udah ambil kolor punya Ayah!" Suara dari Edo menggema di ruang keluarga, sorot matanya menatap pada sang putera bungsunya.

Ares balas menatap tajam sang ayah, bocah lelaki berusia 10 tahun itu mendengus sebal. Sudah 5 kali ayahnya itu berkata demikian, menuduhnya mengambil kolor kesayangannya itu.

"Bukan Ares Ayah! Ares nggak ngambil kolor punya Ayah kok," jawabnya.

"Terus kalo bukan kamu siapa? Bunda, gitu?" Ilana yang terbawa-bawa seketika menoleh, wanita paruh baya itu kini melotot garang.

"Apaan bawa-bawa Bunda segala? Enak aja! Mana mungkin Bunda pake kolor kamu. Nggak ada estetiknya banget kolor gambarnya BoBoiBoy," cibirnya.

"Itu kolor kesayangan aku, Yang." Edo mencebik.

"Yang yang yang, kuyang maksud kamu?" Ilana menatap Edo sebal.

"Sayang maksudnya, kok malah kuyang?"

"Ya kamu bilang Yang sambil melotot ke arah TV, kan di TV lagi nonton film kuyang," balas Ilana tak terima, ya pasalnya saat ini ia sedang menonton film horor kuyang, hantu yang hanya punya kepala.

"Back to topic!" Edo kembali menatap Ares. "Kalo bukan kamu, Bunda. Terus siapa? Nggak mungkin abang kamu, orang kayak kulkas gitu mana mau pake kolor BoBoiBoy punya Ayah."

"Ya emang bukan Ares Ayah." Bocah lelaki itu memijit pelipisnya pelan. "Nih liat nih!" Selanjutnya Ares melorotkan celana levis yang ia pakai sampai menampakkan kolor dengan gambar kartun Spon cuci piring berwarna kuning alias SpongeBob.

"Heh!" Ilana melotot, anaknya ini memang tak tau malu. "Pake lagi celananya! Untung cuma ada Ayah sama Bunda di sini."

"Bunda tenang aja, Ares kan pake kolor nggak akan keliatan itunya," balas Ares ambigu dan cukup frontal yang langsung dihadiahi delikan tajam dari sang bunda.

"Apa jangan-jangan bi Darmi ya Bun yang ambil kolor aku?" Edo menaruh telunjuknya di dagu.

"Mana ada!"

"Ya terus siapa? Ini pasti Ares nih, ngaku nggak kamu Res? Nanti Ayah beliin cilung di depan komplek." Mendengar kata cilung membuat Ares berbinar, makanan yang terbuat dari aci lalu digulung itu memanglah makanan kesukaan Ares. Ia bahkan rela datang dari satu jam sebelum tukang cilung nongkrong di depan kompleknya. Tapi, jika harus mengaku mengambil kolor sang ayah maka Ares tak mau. Karena memang kali ini bukanlah dirinya.

"Emang bukan Ares Ayah, Ayah curigaan mulu perasaan sama Ares."

"Kamu kan yang suka ambil nggak bilang-bilang kolor Ayah, jadi siapa lagi kalo bukan kamu?" Ares memang sering mengambil kolor milik Edo, tapi kali ini benar-benar bukan dirinya.

"Aku yang pake, Yah." Ketiga manusia berbeda usia dan gender itu seketika menoleh pada suara seseorang yang turun dari tangga.

"Bintang?" Ilana memanggil. "Kamu pake kolor Ayah?" tanyanya.

CYRA 2 {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang