Rumah Sakit

1.1K 142 5
                                    

"Aku takut Al, tolongin aku"

"Gak ada yang perlu kamu takutin Ndin"

"Disini ada Saya, Bima, Villa, dan kita janji akan selalu ada buat kamu"

"Ttapii....kalau Papah ke-"

"Ssstttt" Al memotong perkataan Andin sebelum ucapan gadis itu semakin kemana-mana.

"Hey denger Saya" Al sedikit melonggarkan pelukannya, dan sedikit mengangkat dagu Andin agar bisa menatapnya.

Andin yang masih sesenggukan memaksa untuk menatap manik mata Al. Entah kenapa saat menatap mata Al, mata Andin malah semakin memanas.

Air mata kembali keluar, jatuh disela-sela kelopak mata gadis itu.

"Hiks... hiks" Andin kembali menangis.

"Heyy, kenapa malah tambah nangis??"

Andin menggeleng dan memutuskan untuk kembali kedalam pelukan Al, menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Aldebaran.

"Hey Ndin, Andin dengar saya"

"Kamu gak boleh berpikir negatif tentang keadaan Papah kamu oke??"

"Saya tau kamu cemas, tapi gak ada gunanya juga kalau kamu berprasangka macam-macam"

"Yang ada itu hanya akan bikin kamu sedih, jadi mending kamu berharap yg terbaik untuk kesembuhan Papah kamu"

"Dan jangan lupa berdoa, Allah selalu mendengar doa hambanya yang kesusahan"

"Ngerti yah??"

Andin terdiam sebentar sebelum pada akhirnya dia mengangguk setuju.

_

_

_

15 menit berlalu, Andin, Al, Bima dan Villa masih menunggu Mama Sarah siuman.

Sampai pada akhirnya, perlahan mata Mama Sarah mulai terbuka. Menandakan kalau dia sudah sadarkan diri.

"Mah, Mamah udah sadar"

"Ndin" Mamah Sarah memegang tangan Andin cukup kuat.

"Iya Mah ini Aku"

"Mamah dimana??"

"Papah mana Ndin?? Mamah mau ketemu sama Papah"

"I-iya Mah, Mamah tenang dulu yah"

"Ini Mamah ada diruang rawat tadi Mamah pingsan"

"Mamah mau nyamperin Papah"

"Mah...Mamah..jangan dulu yah Mamah baru aja sadar"  Andin menahan Mama Sarah yang ingin pergi dari ruangan itu.

"Tapi Mamah mau ketemu Papah Ndin!! Mamah mau lihat Papah" ucap Mama Sarah dengan nada yang agak lebih tinggi dari sebelumnya.

"Mamah gak bisa biarin Papah sendiri, Papah butuh Mamah Ndin!!" mata Mama Sarah kembali memanas, begitupun dengan Andin.

Dia sangat sakit melihat orang tua kandung satu-satunya terdampar tak berdaya di ruang IGD, dan dia juga tidak tega melihat keadaan Mama Sarah saat ini yg terlihat sangat hancur.

Andin selalu begitu, selalu khawatir dengan keadaan orang lain, padahal dia tau dirinya sendiri jauh lebih hancur dari Mama Sarah.

"Oke sekarang Mamah tenangin diri dulu yah"

"Ndin tolongin Mamah, Mamah mau ketemu Papah Ndin, Mamah mau liat Papah"

"Yaudah, tapi Mamah janji dulu ke aku Mamah harus kuat yah!?"

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang