Kamar

313 43 2
                                    

Andin kini sudah sampai dirumahnya dan bersiap untuk menemui Mama Sarah.

Dan benar saja, Ibunya itu sudah menunggu diruang tengah.

"Darimana aja kamu??"

"Kampus Mah"

Mama Sarah memutar bola matanya malas dan menyuruh Andin duduk.

"Kamu temuin Roy sekarang, bilang tentang pernikahan kalian"

"Tapi Mah aku..." Belum sempat Andin menyelesaikan perkataannya, Mama Sarah sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Kalau kamu nolak, Mamah sendiri yang akan temuin Roy buat bicara tentang ini"

Perkataan Mama Sarah membuat Andin mau tidak mau menuruti kemauan Ibunya itu.

Andin pun pergi, tapi tidak untuk menemui Roy.

Ya! Sebuah ide cemerlang keluar dari benak Andin.

Dia akan pura-pura menemui Roy dan berkata kalau Roy sedang keluar kota.

Setidaknya hal itu akan sedikit menunda waktu sampai Andin benar-benar menemukan cara untuk menolak pernikahannya dengan Roy.

Sedangkan di sisi lain Roy sudah tidak keluar kamar sejak kejadian nya bertemu Andin hari itu.

Roy bahkan tidak mau makan dan tidak mau berbicara dengan siapapun.

Satu isi rumah bingung sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Roy.

Tapi tidak ada satupun orang yang berhasil membujuk laki-laki itu untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

Bahkan Roy mengabaikan ponselnya yang dimasuki begitu banyak notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab.

Entah itu dari tempat kerjanya ataupun dari Silvia.

"Lo bodoh Roy Lo Bodoh!!!" Ucapnya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.

"Sekarang apa yang harus lo lakuin ha?, Lo hampir kehilangan Andin Roy, bahkan mungkin Lo emang bakal kehilangan dia sebentar lagi"

"Apa yang harus gue lakuin apa??"

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Roy menghentikan aktivitas nya.

Tapi dia hanya diam tanpa berniat menjawab suara yg sedari tadi memanggil namanya.

"Den Roy, turun Den bibi udah bikinin sarapan"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar, membuat Bi Diah turun kembali ke lantai bawah.

"Den Roy masih gak mau turun" ucap Bi Diah kepada Mama Rossa dan Al.

Mama Rossa menghela nafas panjang.

"Adik kamu tu kenapa sih Al?? Ngurung dikamar terus beberapa hari ini"

"Aku juga gak tau mah"

"Nanti aku coba buat bicara sama Roy"

"Gimana mau bicara, dia aja gak mau bukain pintu, duh mama cemas kalau kaya gini"

Al mengelus pundak Mamah Rossa.

"Mamah gak usah cemas, aku yakin Roy bakal bukain pintunya"

~

Andin sekarang sedang dijalan, sedari tadi dia tidak tahu harus pergi kemana.

Selama hampir 30 menit dia hanya berputar-putar di jalan raya dekat rumahnya.

Akhirnya Andin memutuskan untuk ke mall, mungkin me time sebentar bisa membuat pikirannya lebih jernih.

Sedangkan disisi lain, Al sedang bingung bagaimana caranya membuat Roy keluar dari kamarnya.

Dia berniat bercerita kepada Andin namun hal itu dia urungkan mengingat masalah Andin yang sudah cukup banyak.

Pria itu tidak ingin membuat pikiran Andin bertambah.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang