Lari

337 32 1
                                    

Roy mengerutkan keningnya, perasaan cemas perlahan menjalar di dadanya.

Menciptakan rasa nyeri yang mendalam.

Apakah Tante Sarah sudah mengetahui bahwa dirinya menyelingkuhi Andin, dan apa sekarang Tante Sarah ingin melarangnya untuk berhubungan lagi dengan Andin??

"Apa??" Kaget Roy ketika mendengar tujuan Tante Sarah menemuinya.

"Menikah dengan Andin??" Tanyanya sekali lagi.

Tante Sarah mengangguk dengan wajah santai tanpa bebannya.

Sedang Roy masih terdiam, bingung antara terkejut dan senang. Terkejut karena permintaan Mama Sarah sangat tiba-tiba dan senang karena itu artinya Tante Sarah tidak mengetahui perselingkuhan nya dan itu artinya juga dia kembali bisa memiliki Andin.

"Maaf Tante, tapi kenapa ya Tante mau saya menikah dengan Andin apalagi dalam waktu dekat ini?"

"Kamu kan tau Papah Andin itu sakit-sakitan, jadi dia mau melihat anak semata wayangnya menikah sebelum amit-amit sesuatu yang buruk terjadi sama dia"

"Jadi maksud Tante, ini kemauan Tante dan Om Surya?"

"Iya betul sekali, gimana? Kamu mau kan?"

Tanpa pikir panjang Roy menganggukan kepalanya.

Tentu saja hal ini akan sangat menguntungkan bagi Roy.

"Tapi Andin? Apa dia tidak keberatan kalau semua berlangsung secepat ini Tante?"

"Andin gak akan berani nolak Roy, lagipula saya dan Papahnya ini menyuruh dia menikah dengan orang yang juga dia cinta yaitu kamu, bukan menyuruh menikah dengan orang yang tidak dikenal kan?"

"Jadi apa susahnya??"

Roy mengangguk-anggukan kepalanya.

Mungkin ini jalan satu-satunya agar dia tetap bisa bersama Andin.

Lalu bagaimana dengan Silvia? Bagaimana nasib gadis itu jika tau Roy akan segera menikah?

Ah sudahlah, yang paling terpenting sekarang Roy bisa kembali mendapatkan Andin. Dan dia pastikan tidak ada yang bisa menghalanginya.

Urusan Silvia bisa di atur belakangan.

"Oh iya Roy, Tante mau tanya sama kamu"

"Tanya apa tan?"

"Apa benar kamu baru aja habis balik dari luar kota??"

Roy mengerutkan keningnya dan menggeleng.

"Sialan, berati Andin juga membohongi aku tentang itu" batin Mama Sarah.

"Emang kenapa Tan?" Tanya Roy penasaran.

"Enggak gakpapa, yaudah Roy cuman itu yang mau Tante sampaikan"

"Oh iya Tante"

"Tentang pertunangan kamu sama Andin, kamu tenang aja, kamu tinggal bilang ke orang tua kamu dan Tante yang akan urus semuanya"

"Apa Tante mau ketemu dulu sama orang tua saya?"

"Nggak perlu, nanti aja ketemunya saat kalian tunangan, supaya lebih mempresingkat waktu"

"Yaudah Tante permisi dulu"

"Iya tan, hati-hati"

Mama Sarah tersenyum lalu pergi meninggalkan Roy.

"Huh akhirnya ada cara biar gue bisa balik lagi sama Andin" ucap Roy lega.

~

Mama Sarah tiba di kediamannya dan dia melihat ada Andin disana.

"Udah ketemu Roy nya ndin?"

"Mah aku tadi habis dari rumah Roy tapi aku panggil-panggil Roy nya gak keluar, kata pembantunya Roy lagi pergi sama temennya"

Mama Sarah tersenyum lalu

Plakkkkk!

Sebuah tamparan mendarat begitu saja dipipi Andin, membuat sang empu reflek memegang pipinya yang kini terasa terbakar itu.

"Berani kamu yah bohongin orang tua!"

"Maksud Mamah apa Mah?"

"Gak usah pura-pura bodoh ndin, mama tadi ikutin kamu dan kamu sama sekali gak nemuin Roy.

"Kamu malah pergi ke butik temen kamu itu"

"Kamu kira mamah gak tau hah?"

Andin bungkam, tidak menyangka Mama Sarah mengetahui semuanya.

"Tapi kamu gak usah khawatir Andin sayang, Mamah sudah bicara sendiri sama Roy"

"Dan kalian akan tunangan lusa"

"Apa Mamah bilang? Lusa? Gak mah aku gak bisa"

"Andin jangan ngelawan orang tua kamu"

"Tapi aku gak bisa Mah!!" Ucap Andin dengan nada meninggi yang membuat tamparan kedua kembali mendarat dipipinya.

Plakkkkk!!!

"Andin, Mamah kenapa ribut-ribut?" Tanya Papah Surya yang datang entah darimana.

Papah Surya memegang dadanya kesakitan, sepersekian detik berikutnya dia terbaring di atas lantai dan membuat Andin serta Mama Sarah reflek berteriak.

"Papah!!"

"Pah bangun pah" ucap andin

"Ini semua gara-gara kamu ndin! Dasar ya kamu ini kerjaannya cuma ngerepotin orang tua doang"

"Pokoknya Mamah gak mau tau kamu bakal tunangan lusa sama Roy bagaimanapun caranya"

"Pa daus, Pa daus"

"Iya nyonya" sahut Pa Daus dar luar

"Cepet siapin mobil, kita kerumah sakit sekarang"

~

"Gimana keadaan Suami saya dok?"

"Pa Surya tidak papa, tadi jantung nya sedang kumat, tapi sekarang sudah normal kembali, jadi ibu tidak perlu khawatir"

"Syukur kalau begitu, apa saya bisa nemuin suami saya dok?"

"Tentu boleh Bu, silahkan"

Mama Sarah dan Andin pun keluar dari ruang dokter untuk menuju ke ruangan Papa Surya.

Namun ditengah jalan Mamah Sarah mencegat Andin.

"Besok kita fitting baju untuk pertunangan kalian, mamah udah siapin semuanya"

Mata Andin membulat sempurna. Apa ini benar-benar nyata?? Apa secepat ini dia akan menikah dengan Roy?

Tidak Andin tidak bisa menikah dengan seorang pria tukang selingkuh seperti Roy.

Tapi bagaimana caranya Andin bisa lari dari semua ini??

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang