obat penenang?

482 53 5
                                    

"Sus gimana Mamah saya?" Tanya Andin kepada suster yang keluar dari ruangan Mama Sarah.

"Alhamdulillah Ibu Sarah telah sadar, tapi beliau masih panik karena keadaan Suami beliau"

"Boleh saya masuk sus?"

"Boleh Mba, silahkan"

"Ayo Bim"

"Mah, Mamah gakpapa Mah? Kenapa ada yang sakit gak Mah??"

"Papah Ndin, Papah"

"Papah Kritis Mamah takut"

"Mah, Mamah jangan takut ya, kita doa aja sama Allah buat kesembuhan Papah ya"

"Ya Allah aku gak boleh lemah, aku gak boleh nangis, kalau aku nangis siapa nanti yang bakal nenangin Mamah, Ayo Andin kamu harus kuat" batin Andin.

"Mamah mau lihat keadaan Papah" ucap Mamah Sarah yang langsung bangun, namun pergerakan Mamah Sarah ditahan oleh Andin dan Bima.

"Tante, Tante disini aja dulu ya, Tante masih lemes"

"Iya benar kata Bima Mah, mamah jangan kemana-mana dulu yah"

"Tapi Mamah mau lihat Papah Ndin"

"Iya aku tau Mah, tapi sebentar lagi yah, mamah istirahat dulu"

"Gakpapa Mamah udah enakan"

"Bu Sarah, benar kata Andin dan Bima, ibu lebih baik istirahat dulu"

"Kondisi ibu masih lemah, tadi saya juga tensi ibu, dan tensinya tinggi"

Setelah mendengar penjelasan dokter, mamah Sarah akhirnya mau menurut.

~Kantor Al

"Huh akhirnya selesai juga"

"Gue harus segera kerumah sakit, kesian Andin pasti dia lagi sedih banget"

Al dengan cepat keluar menuju parkiran kantornya namun lagi-lagi sebuah panggilan menghentikan langkahnya

"Pak Al"

"Rendi? Ada apa?"

"Maaf Pa, saya lupa kalau ternyata ada beberapa dokumen yang harus bapa cek dan bapa tanda tangani"

Al mendecak pelan.

Mengapa begitu banyak hal yang harus dia lakukan disaat genting seperti ini??

"Emang gak bisa nanti yah Ren?"

"Maaf Pak, ini harus di cek dan ditanda tangani hari ini juga"

"Yaudah kamu taruh meja saya, saya mau nelpon orang dulu"

"Baik Pa"

"Gue telpon Andin deh, nanya gimana keadaan Papa nya sekarang"

Al pun segera mencari kontak Andin di hp nya dan menelponnya namun Andin tidak menjawab panggilan telpon Al.

"Gak dijawab, gue telpon Bima aja kali yah"

Handphone Bima berdering dan dilihatnya nama Al yang tertera disana.

"Ndin gue izin angkat telpon ya diluar"

Andin mengangguk

"assalamualaikum halo Al"

"Waalaikumsalam Bim, gimana keadaan Papa nya Andin??"

"Papa nya Andin kritis Al" ucap Bima dengan suara berat.

"Apa? Astaghfirullah" kaget Al

"Iya Al, ini gue lagi nenangin Andin"

"Lo kesini gak Al??"

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang