Resto Bima

1.6K 183 17
                                    

"Emm apa kamu mau ikut saya ke resto milik teman saya? Kamu kan habis nangis jadi lebih baik kita minum atau makan dulu agar kamu lebih rileks dan punya tenaga" tanya Al lagi.

"Iya saya mau" ucap perempuan itu.

Perempuan itupun akhirnya membalikkan badan dan menampakkan wajahnya dihadapan Al, dan betapa terkejutnya keduanya saat mata mereka saling bertemu dan badan mereka saling berhadapan.

Dan ternyata perempuan itu adalah???

















"ANDIN"

Ternyata setelah dari taman Seroja, Andin pergi ke jembatan ini. Tidak dia sangka perasaannya ternyata bisa sehancur ini, bahkan mungkin bukan perasaannya saja yg hancur tapi dunia Andin pun juga hancur.

Dan kini Al dan Andin terlihat sama-sama terkejut dan tidak menyangka akan pertemuan mereka yang lagi-lagi tidak disangka bahkan bisa dibilang mereka kali ini dipertemukan dengan cara yang cukup aneh.

Bagi Al, ini adalah pertemuan ketiganya dengan Andin, setelah sebelumnya Al pernah tidak sengaja bertemu Andin di Cafe dan di masjid.

Namun tidak bagi Andin, baginya ini adalah pertemuan keduanya dengan Al karena waktu di masjid itu Andin tidak melihat bahkan tidak tahu kalau ternyata Al juga berada disana.

Setelah cukup lama saling pandang dan saling terdiam, keduanya akhirnya sadar dari pikiran mereka masing-masing, lalu Al pun membuka suara terlebih dahulu.

Kamu????
Ucap Al dengan ekspresi wajah yang terlihat masih tak percaya bahwa perempuan yang ditolong nya ternyata adalah Andin.

"Kamu kan perempuan yang waktu itu gak sengaja bertemu saya di..."

Belum sempat Al menyelesaikan omongannya, Andin langsung menjawab.

"Di cafe, iya itu memang saya"

Al hanya manggut-manggut dengan pernyataan Andin, namun jujur dalam hatinya dia masih tak menyangka akan apa yg terjadi saat ini.

Namun Al tidak ingin berlarut-larut dalam pikirannya.

Al memilih untuk diam, karena dia mengerti kondisi Andin saat ini sedang sangat terpuruk, tentu saja saat ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya-tanya kepada Andin tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya, di tambah lagi Al sadar kalau dia bukan siapa-siapa Andin, dan dia tidak berhak mengetahui privasi Andin.

Al pun memutuskan untuk segera mengajak Andin untuk pergi dari sini.

"Baiklah kalau gitu ayo kita ke cafe teman saya aja" ucap Al

Dan Andin hanya mengangguk, dan mereka berdua masuk ke dalam mobil.

Al pun menjalankan mobilnya menuju ke resto temannya seperti apa yang telah ditawarkannya kepada Andin.

Hening. Kata itulah yang cocok untuk menggambarkan situasi didalam mobil Al saat ini.

Hanya suara mesin mobil, dan suara pengamen lampu merah lah yang menghiasi perjalanan Al dan andin menuju cafe saat ini.

Hingga akhirnya Andin membuka suara.

"Hey,, terimakasih yah sekali lagi karena kamu udah nolongin Saya" ucap Andin dengan suara yang masih terdengar bergetar.

"Sama-sama" balas Al

"Kalau gak ada kamu, mungkin saya tadi udah beneran loncat dan mati"

"Sudah gak usah di bahas sekarang"

Dan Andin hanya mengangguk paham.

Lalu Al dan Andin pun sampai ke Cafe milik sahabat Al.

"Ayo ikut saya" ajak Al ke Andin

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang