BURUK?

590 67 2
                                    

Andin memakan sandwich yg dibawakan Al dengan lahap, Al yang melihat itu sontak tersenyum kecil.

"Laper banget yah kayanya?" tanya Al kepada Andin.

"Hehe iya" cengir Andin.

Lama Al memperhatikan Andin yang sedang sibuk menghabiskan sandwich darinya.

Kemudian tangan Al terulur menggapai dagu Andin dan me-lap saus disekitar mulut gadis itu.

"Belepotan yah?" Tanya Andin dengan pelafalan yang kurang jelas karena mulutnya masih dipenuhi sandwich.

Al menghembuskan nafasnya kasar.

"Kalau mau ngomong tuh ditelan dulu Andini Kharisma Putri"

Al pun ber inisiatif membukakan air mineral yang juga dibawakannya tadi untuk Andin.

"Ceklek"

"Minum dulu"

"Glek... glek....glek"

"Alhamdulillah" ucap Andin lega.

"Makasih banyak Al, maaf lagi-lagi ngerepotin"

"Gak masalah, Saya senang ngelihat kamu senyum lagi"

Setelah Al mengatakan itu kepada Andin, perlahan senyumnya menghilang.

"Loh kenapa cemberut lagi? Saya ada salah ngomong yah?"

Andin menggeleng.

"Aku keinget Papah Al"

Al menggapai pundak Andin.

"Doain aja Papah kamu cepat sadar dan kondisinya makin membaik"

"Saya yakin Allah dengar doa kita semua, doa kamu, doa mama kamu, doa saya dan doa semua orang yang berharap Papah kamu cepat sembuh"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Al menampilkan senyum menenangkan miliknya.

Dan anehnya, hal itu selalu berhasil membuat Andin merasa lebih tenang dan nyaman.

~ Kamar Roy.

Roy mengucek-ngucek dan mulai membuka matanya, menyesuaikan retina nya dengan cahaya yang masuk dari sela-sela ventelasi kamarnya.

"Jam berapa nih??"

"Setengah Delapan???"

"Ya Allah berati gue kesiangan?? Lupa sembahyang Subuh dong gue berarti?"

"Astaghfirullah"

Roy merutuki dirinya sendiri, bisa bisanya dia kesiangan dan lupa sholat subuh lagi.

Padahal jelas-jelas tadi malam dirinya sudah memasang alarm, sepertinya alarm itu memang tidak manjur untuk membangunkannya.

Roy meraih ponselnya yang berada tidak jauh dari kasurnya. Mengecek apakah alarm yang dipasangnya tadi malam berfungsi atau tidak.

"Bunyi nih alarmnya, berarti emang gue yang kebo!"

Setelah mengecek alarm, Roy membuka data saluler miliknya. Dan seketika itu juga banyak miscall dari Silvia masuk.

"Busett banyak amat"

"Ngapain Silvia call gue sebanyak ini"

"Paling juga dia kangen sama gue, udahlah gue tinggal mandi aja dulu"

Roy pun meninggalkan Hp nya disembarang tempat, lalu bergegas menuju kamar mandi sambil membawa handuk.

~ Apartemen Silvia

"Ting..nong" bel apartemen Silvia berbunyi, namun sang pemilik tidak dapat membukakan pintu karena masih menahan rasa nyeri, alhasil Silvia langsung menyuruh pegawai hotel itu masuk.

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang