Bab 21. Chuseok

13.1K 666 51
                                    

Kalo ada typo tandain ya :*

                

GRADAK

GRADAK

          Hamparan hijau yang tersebar di sisi kananku nampak sangat indah dan memanjakan mata. Walaupun sedikit padat, tapi aku menikmatinya.

          Besok adalah hari Chuseok, oleh karena itu aku mendapatkan libur dari Myungsoo dan diizinkan untuk pulang ke Gwangju selama dua hari, oleh karena itu sekarang aku berada di sini, di sebuah kereta KTX yang aku naiki dari Gwanghwamun station dan tengah berjalan menuju Chonho station yang nantinya akan ditransfer ke kereta api yang berjalan menuju Songjeong Station di Gwangju.

          Sejujurnya, ini adalah perjalananku ke Gwangju yang pertama kalinya sejak Chuseok tahun kemarin yang tidak bisa pulang karena sibuk dengan Baby Hyun, rasanya aku sangat bahagia karena akhirnya aku bisa pulang setelah sekian lama. Seindah apapun tempat yang ku pijak, tidak akan ada yang bisa mengalahkan kenyamanan di rumah orang tuaku.

🍼🍼🍼🍼

          Setelah menempuh perjalanan selama lebih dari dua jam, akhirnya aku sampai juga di Gwangju. Dengan mengendarai taksi, aku kembali melanjutkan perjalanan dari Songjeong station menuju rumah dimana kedua orang tuaku dan adik semata wayangku tinggal. Aku sengaja tidak memberitahu mereka kalau aku pulang malam ini karena aku ingin memberi surprise pada mereka, aku tidak sabar melihat wajah terkejut mereka.

          Berhenti di depan sebuah pagar rumah berbahan kayu, pagar rumah yang sangat aku rindukan.

          "Terima kasih paman"

          "Selamat menikmati liburannya nona, semoga nona selalu bahagia" aku tersenyum pada paman sopir taksi tersebut sebelum akhirnya mendorong pagar rumah yang ada di depanku. Kenapa halaman rumah sangat sepi? Kemana ibu, ayah dan juga Sangmoon?

     CKLEK

          Tubuhku sedikit terjengkit ketika pintu rumahku tiba-tiba saja terbuka diikuti dengan tubuh ayah yang keluar dari balik pintu rumah.

          "Ayaaaaaah" dengan berlari kecil menghampirinya, aku bisa melihat wajah terkejutnya namun ia juga tersenyum hangat padaku dan menyambut pelukanku dengan hangatnya, aku sangat merindukan pelukan ini.

          "Kenapa tidak bilang pada ayah kalau mau pulang? Ayahkan bisa menjemputmu. Kamu pulang naik apa nak? Kereta atau pesawat? Trus pulang sama siapa?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan beruntun dari ayah.

          "Aku pulang sendiri yah, naik KTX tadi" melonggok memperhatikan sekitar yang sepi, aku bertanya.

          "Ibu sama Sangmoon dimana? kok sepi?"

          "Ibu ada di dapur masak songpyeon, sedangkan Sangmoon masih belum pulang kursus" aku mengangguk segera sebelum akhirnya berjalan masuk dengan ayah yang membantuku membawa oleh-oleh yang sengaja ku bawa. Tidak banyak sih, hanya beberapa macam buah saja.

          "Ibu Suzy, keluarlah sebentar. Lihat siapa yang datang?" Aku seketika tersenyum lebar ketika melihat ibu yang tengah berjalan mendekat ke arah kami dengan berdumel, hingga tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah ketika ia melihatku, seketika senyumku semakin lebar.

          "Ibuuu, Su____AUCCCH YA!"

           Ibu ya datang dengan sebuah spatula penggorengan itu tiba-tiba saja memukulkan spatula itu ke pantatku sesaat setelah ia melihatku.

          "MASIH BERANI MENGINJAKKAN KAKI KE RUMAH INI KAMU? BARU INGAT RUMAH SENDIRI RUPANYA YA?" Padahal aku baru pulang tapi malah dianiya seperti ini.

Breastfeeding (Dad And Son) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang