Bab 2. Pertemuan

22.9K 955 44
                                    

Kalo ada typo tandain ya :*

"Apa yang anda lalukan dimobil saya?"

🍼🍼🍼🍼

Bersinar terang, bahkan dengan terik matahari yang menusuk retina, sinarnya masih mampu menyilaukanku.

Pria yang kini tengah berdiri didepanku ini sangatlah tampan, dengan rambut klemis serta pakaian rapi ala-ala CEO di drama yang pernah ku tonton.

Strukture wajahnya yang tegas, dengan mata tajam serta hidung kecil namun menjulang, benar-benar perpaduan yang sempurna.

Aku tidak ingin salah fokus namun wajahnya membuatku tak bisa fokus.

"Agassi, apa yang anda lakukan di mobil saya?" Oh astaga kenapa aku salah fokus seperti ini sih? Suzy sadarlah ini bukan waktunya kamu menikmati wajahnya yang stunning, apa kamu tidak sadar kalau nyawamu dalam bahaya eoh?
(*Agassi : nona)

Ku lirik body mobil yang sedikit lecet karenaku, kalau difikir-fikir terkena apa ya? Ponsel? Tidak mungkin. Lutut? Bagaimana bisa lututku setajam itu? Apa jam tanganku? Aduh entahlah, tapi semoga saja ia tidak menyadari kalau mobilnya baru saja ku buat lecet, ditambah dengan kenyataan bahwa mobil yang ku tabrak ini adalah mobil mewah semakin membuat jiwa kemiskinanku meronta-ronta.

Aku ini seorang tuna wisma, jangankan mengganti biaya reparasi mobilnya rumah saja aku menumpang.

"Ah___maaf, karena tidak berhati-hati saya tidak sengaja menabrak mobil anda" dia berjalan mendekatiku.

Please semoga ia tidak menyadari kalau body mobilnya sedikit lecet.

Please ku mo____

Haaaaah___dia menyadarinya.

Ku alihkan wajahku darinya dengan wajah masam, kenapa tuhan tak berpihak padaku? Apa keberuntunganku sudah habis?

"Dan anda membuat mobil saya lecet nona" ck, sialan. Kenapa ia teliti sekali sih?

"Maaf tuan, saya akan mengganti_____" apa yang akan ku katakan barusan? Aku kan tuna wisma, mengganti dengan uang darimana kalau aku saja seorang pengangguran? Aduh dasar mulut ini kenapa bicara sembarangan sih? Punya otak juga kenapa tidak dipakai berfikir sedikit?

"Anda yakin bisa mengganti biaya reparasi mobil saya?" Huft, tapi paling tidak aku harus berusaha terlebih dahulu kan?

"Akan saya usahakan tuan" ia tiba-tiba tersenyum menyeringai lalu menjentikkan jarinya hingga entah darimana tiba-tiba muncullah seorang pria yang datang dari belakangnya, siapa lagi dia?

"Seo bisseo, coba hitung dan bacakan perincian biaya reparasi mobilku yang lecet" matanya yang tajam menatapku dengan pandangan menantang, kenapa ada manusia tampan seperti dia tapi seketika menjadi seperti iblis saat ia menyeringai sih? (*Bisseo : sekretaris/ajudan)

"Baik tuan"

Masih dengan posisi berhadapan dengan pria itu aku menatap sosok pria yang pria tampan ini panggil dengan sebutan Seo Bisseo ini.

Pria itu tengah menulis di ipadnya hingga beberapa saat ia meletakkan pennya kembali pada body ipadnya, dalam hati aku berdoa semoga biayanya tidak terlalu mahal, paling tidak aku tidak perlu menjual organ dalamku untuk melunasinya.

Breastfeeding (Dad And Son) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang