"Bunda, kalau nanti Kakak minta hadiah ulang tahunnya lihat musim gugur gimana?" tanya Yuri pada wanita dengan beban yang ada di dalam perutnya.
"Jangan, Nda. Musim salju saja," timpal laki-laki di sebelahnya.
Yuri menatap tajam pada Yuki, tak asing bagi dua manusia itu memiliki keinginan yang berbeda.
"Emang bulan maret ada yang turun salju?" tanya Yuri.
Yuki terlihat berpikir sejenak, "ah, tenang aja, kita cari negara yang lagi musim salju bulan maret."
Yuri memasang wajah cemberut dan menatap mata bundanya, baginya musim gugur itu adalah suatu musim dengan bayak keunikannya.
"Biarin Abang yang ke musim salju, terus membeku di sana, Kakak tetap ke tempat yang lagi musim gugur," ujar Yuri, kali ini mengabaikan tatapan tajam dari Yuki. "Lagian, kalau ke tempat dingin, kasian si adek," sambung Yuri sambil mengusap perut Zahra.
Zahra hanya mengangguk pada anak perempuannya itu, namun Yuki masih tak ingin kalah, ia memegang dagu Zahra dan mengarahkan ke arahnya.
"Bunda, musim gugur itu juga dingin, loh. Jangan pilih kasih," rutuk Yuki.
Julion muncul dari pintu dapur dengan segelas susu khusus untuk ibu hamil di tangannya, dan menaruhnya di meja makan, lalu menarik Yuki dari Zahra.
"Gak boleh ganggu pacar Ayah, loh," ujar Julion, dan menyodorkan gelas yang tadi ditaruhnya pada Zahra.
Yuri menjulurkan lidahnya pada Yuki, karena tangannya dibiarkan tetap melingkar di lengan Zahra.
-Hello March-
Berjalan di tengah deretan pepohonan yang tengah menjatuhkan dedaunan yang indah.
"Cantik, ya, Nda."
Tangan yang saling bergandengan dan Zahra mengusap kepala Yuri lalu mengecupnya singkat, "sama kayak anak Bunda, Cantik."
-Hello March-
253
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello March ✔️
No FicciónJuara 3 dalam kompetisi Writing With Bougenvillea Publisher Cabang Bekasi 🥉 (Selesai) Belahan bumi Selatan tengah menikmati musim gugur yang indah, dan teruntuk Maret-ku, kuharap kau juga menikmatinya "Kenapa musim gugur itu indah?" "Karena deda...