06 : Terlambat

128 32 1
                                    

Jaci berdecak saat dirinya tidak sengaja tersandung batu berukuran sedang yang membuatnya terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaci berdecak saat dirinya tidak sengaja tersandung batu berukuran sedang yang membuatnya terjatuh. Dengan segera ia bangkit, menepuk-nepuk lututnya yang mengeluarkan darah. Ia tidak berniat mengobati luka itu.

Yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya ia bisa sampai kesekolah dengan aman tanpa terkena hukuman. Walau tentu saja itu mustahil. Ia sudah terlambat sekitar 30 menitan. Tidak mungkin ia bisa masuk ke kelas tanpa berjemur terlebih dahulu. Masih untung jika hanya berjemur, kalau hukumannya disuruh membersihkan toilet? Malas sekali!

Mengatur nafasnya yang tidak beraturan, ia menghampiri pak satpam yang berjaga di pos. Interaksi keduanya dibatasi oleh gerbang sekolah yang tertutup dan terkunci dari dalam.

"Ya ampun pak serius ini mah saya nggak sengaja telatnya karena semalem gabisa tidur. Listrik di komplek saya mati karena hujan deras, nggak boong deh," Gadis itu memasang wajah sedih, menatap pak satpam penuh harap agar diizinkan masuk.

"Kamu pikir ada telat yang disengaja?" tanya pak satpam, Jaci hanya menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal sebagai respon. Iya juga ya, kenapa alasannya aneh-aneh sih.

"Ada loh pak, anak-anak yang memang nggak ada niat sekolah suka banget sengaja telat. Bahkan bisa nggak masuk sekolah kan, atau bahasa kasarnya bolos?"

Bukan, bukan Jaci yang menjawab. Namun seorang laki-laki yang kini berdiri dibelakang pak satpam. Lengkap dengan kacamata dan almamater osisnya.

"Biarin masuk aja pak, nanti saya yang urus sisanya." pak satpam pun menganggukan kepala, bergerak membuka gerbang yang terkunci dan membiarkan gadis kelas sebelas itu untuk masuk.

Kalau kalian tebak sang penyelamat adalah Jantaka Kama, sahabat dari gadis itu, maka kalian salah besar. Anggota OSIS yang menolong Jaci adalah Daim Aelius. Jangan lupakan pertemuan mereka di kantin yang memberitahukan Kama tentang rapat.

Sebelum berlalu, keduanya terlebih dahulu mengucapkan terima kasih kepada pak satpam. Namun Jaci menyelipkan kata maaf karena sudah terlambat masuk sekolah dan menambah pekerjaan pria paruh baya tersebut.

🐶🐱

"Udah hampir pelajaran kedua," Daim membuka pembicaraan, disertai dengan nada sindiran didalamnya.

Gadis didepannya mendengus, "nggak usah dikasih tau kali, by the way makasih," ucapnya tulus.

Daim hanya mengangguk sebagai respon. Mereka berdua baru saja keluar dari ruang guru untuk membahas pertanggungjawaban atas terlambatnya gadis itu. Kenapa Daim ikut masuk? Karena ia yang menyuruh pak satpam mengizinkan Jaci masuk. Padahal, telat setengah jam termasuk pelanggaran yang fatal.

Akhirnya, remaja putri itu dikenakan hukuman untuk pulang paling terakhir, membantu kegiatan para guru atau anggota OSIS. Hukuman itu berlaku selama seminggu. Daim sedikit heran, mengapa hukumannya tidak disuruh membersihkan toilet atau lapangan basket? Biasanya pelanggaran seperti ini akan dikenai hukuman sedemikian rupa.

JAIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang