03 : Sore Bersama Hasta

204 37 3
                                    

Pintu otomatis yang akan terbuka bila ada pengunjung dari salah satu pusat perbelanjaan di daerah ibukota itu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu otomatis yang akan terbuka bila ada pengunjung dari salah satu pusat perbelanjaan di daerah ibukota itu terbuka. Hasta mengajak Jaci pergi membeli kado untuk adiknya.

Hasta Kacaya, anak pertama dari dua bersaudara. Memiliki satu adik perempuan yang usianya hanya terpaut satu tahun darinya. Namun, adiknya itu berbeda sekolah dengan mereka. Jadi, jarang untuk berpapasan atau berangkat bersama. Hasta membawa kendaraan sendiri, dan adiknya diantar oleh sang ayah.

Sementara Jaci, mengernyit bingung. Masalahnya, adik perempuan sahabatnya itu tidak ada feminin-feminin nya. Bukan mengejek, maksudnya adalah tingkahnya yang seperti anak laki-laki. Sampai hobinya pun, bermain sepak bola.

Harus sekali mengajak Jaci? Sedangkan tentu Hasta bisa memilih mana yang bagus untuk kado karena ia laki-laki, dan selera dua saudara ini senada. Tidak-tidak, Jaci tidak bermaksud menyesal mengiyakan ajakan cowok itu kok. Hanya sekadar bingung saja.

Masa iya ketika sahabatmu mengajak jalan-jalan kamu menolaknya? Apalagi ke mall. Siapa tau kan, bisa ditraktir makan atau main timezone, hehe.

"Lo udah kepikiran mau beli barang apa?" tanya Jaci, yang dibalas gelengan oleh sang lawan bicara.

"Kalau kepikiran, gue gak akan ajak lo," jawab Hasta, yang diangguki Jaci. Cukup masuk akal juga.

Sebelum memberi jawaban pasti, Jaci nampak menimang-nimang kata yang akan meluncur dari mulutnya. Terbukti dari bibirnya yang terbuka, namun kembali tertutup dan memasang ekspresi bingung.

"Em, gimana kalau.. Kaos?" Hasta mengangkat sebelah alisnya, meminta jawaban lebih lanjut mengenai pendapat gadis itu.

"Setau gue kan Raya tuh ga suka yang ribet-ribet, apalagi yang feminin kaya dress. Kayanya dia suka yang simple, orang biasa main aja cuma pake celana selutut sama kaos bola," jelas Jaci, yang diberi anggukan mantap oleh sahabatnya.

"Dia suka pemain bola siapa sih? Aduh lupa, pernah dikasih tau padahal dulu," oh, Jaci juga jago masalah seperti ini. Ia penggemar berat tim Nasional Argentina, apalagi penjaga gawang bernama Emiliano Martinez. Tetapi tetap menomor satukan Tim Nasional ibu pertiwi, dan pemain favorit lokalnya adalah Egy Maulana.

Bayangkan jika kalian jadi Hasta. Ketika Jaci bermain kerumahnya dan kebetulan ada Raya, mereka bukannya membicarakan orang lain seperti kebiasaan banyak perempuan saat berkumpul. Kedua gadis itu malah akan mengajak dirinya untuk bergabung, dan membicarakan berita update seputar sepak bola atau olahraga lainnya.

"Richarlison?" tebak Hasta, mencoba mengingat.

"Nah iya dia, adek lo kan penggemar berat Brazil," kekeh Jaci.

"Eh tapi dia juga bucin Nadeo loh di klub lokal," Sambungnya.

"Jadi, Richarlison atau Nadeo aja nih nama di kaosnya?" tanya Hasta.

"Nadeo aja,"

"Tapi dia kayanya lebih suka Richarlison deh, Ci," bantah Hasta. Ya terus untuk apa kamu bertanya, Hasta Kacaya?

JAIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang