37. Cerita yang Melengkapi

1.6K 483 111
                                    

Barbeque party Iky benar-benar gagal total.

Awalnya, semua berjalan baik-baik saja. Mikana bahkan sudah bisa memanggil dengan sebutan aku-kamu. Bagi Iky, itu sebuah keajaiban. Lalu, Mikana izin ke ruang baca. Iky tahu Mikana bukan orang yang suka berlama-lama berinteraksi dengan orang lain. Apalagi, Mikana dan Violet masih bertengkar­—meski sampai sekarang Iky nggak tahu masalah mereka apa. Jadi, Iky oke-oke saja dengan sikap Mikana.

Hingga tiba-tiba, Kak Claya berteriak cukup kencang dari arah ruang buku, membuat Iky, Violet, dan Danial yang berada di dapur, langsung bergegas mencari tahu asal suara.

Sungguh, Iky benar-benar terkejut melihat Kak Claya menampar Mikana.

Kak Claya yang baik!

Kak Claya lalu berteriak lagi ke arah Mikana. Iky bergerak maju ingin menyelamatkan Mikana, namun Danial menahan Iky, menggeleng.

"Mikana nggak selemah yang lo kira," bisik Danial.

Lalu, setelah Danial berkata seperti itu, keadaan mulai berbalik. Mikana menarik tangan Claya dari bajunya, lalu maju perlahan sambil memaki Claya.

Danial benar.

Mikana nggak selemah yang Iky kira.

Plak!

"Lo tau nggak apa sebutan buat orang kayak lo? ORANG PRIK!"

Mata Iky melebar.

Mikana ... mantap.

Claya menangis tersedu, berbalik meminta bantuan Kak Bima, tetapi Kak Bima malah pergi dan memutuskan Claya di depan semua orang. Merasa terluka dan tersakiti, Claya kini bergerak ke arah Iky.

"Gue kasih tau ya, Ky, Mikana nggak suka sama lo. Dia cuma macarin lo karena butuh sesuatu dari lo, bukan karena tulus!"

Tunggu. Apa?

Claya pergi dengan tidak bertanggung jawab. Menyisakan kecanggungan di antara Mikana, Iky, Danial, dan Violet.

Mikana berdecak dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Danial diam saja mengamati situasi, begitu pula Violet. Iky tahu mereka tengah menunggu reaksi Iky.

Iky sendiri ... bingung harus bereaksi apa.

Sejak Iky berpacaran dengan Mikana, Iky sebenarnya tahu ... kalau sikap Mikana berubah drastis sebelum pedekate—tunggu, apa memang Mikana pedekate dengannya, atau Iky hanya berhalusinasi?

Iky jadi tidak mengerti.

"Mik," panggil Iky setelah beberapa detik terlewati. "Aku obatin sini pipinya."

Mikana tersentak. Ia menatap Iky dan betapa Iky tidak suka melihat raut bersalah di wajah Mikana. Karena raut itu membuat semua tuduhan Claya tadi benar. Karena raut itu menunjukkan bahwa selama ini, memang perasaan Iky sepihak.

Kenapa dari dulu, perasaan Iky tidak pernah berbalas, setulus apa pun ia menyukai orang tersebut?

Mikana menggeleng pelan. "Aku pulang aja, Ky. Maaf, udah bikin kekacauan di rumah kamu."

Suara Mikana bergetar.

Iky menggeleng cepat. "Nggak, Mik. Kamu nggak salah apa-apa."

Mikana menggigit bibirnya kuat-kuat. Bahunya pun bergetar kuat. Tak tega, Iky menghampiri Mikana dan mengajaknya duduk. Mikana di bean bag sementara Iky berjongkok di karpet.

Danial menatap Violet. Violet menatap Iky. Dengan hela napas pendek, Danial menepuk bahu Violet, membuat cewek itu kini menatap ke arahnya. Danial mengedikkan bahu ke luar ruang baca, sebuah kode untuk meninggalkan Mikana dan Iky bicara berdua.

TRS Universe (2) - I Wish We Never MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang