L a k u n a -019

916 85 0
                                    

-Pesan-

Damar tengah berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang ramai sore hari ini. Ia berjalan dengan pakaian santai tidak seperti biasa mengenakan jas putih khas dokter dan  stetoskop yang mengalungi lehernya karena jam kerjanya sebagai dokter selesai.

Damar ingin menjenguk sahabatnya, Ardan. Ia tau Damar setiap hari bertemu dengan Ardan untuk memeriksa kondisinya tapi sebagai dokter, sekarang Damar ingin bertemu Ardan sebagai sahabatnya bukan dokternya.

Pintu ruang rawat sahabatnya dibuka, pemandangan pertama yang Damar lihat ialah Ardan sang sahabat yang tengah duduk di topang beberapa bantal sembari membaca buku.

"Widih baca buku nih pak ?"

Ardan sedikit tersentak mendengarnya, "bikin kaget aja"

Damar terkekeh seraya mendudukkan dirinya pada kursi samping ranjang pesakitan Ardan.

"Nara kemana ? Tumben banget lo sendirian ?"

"Gue suruh pulang. Kasian kalo nunggu gue disini, apalagi dia lagi hamil."

Damar sedikit terkejut, "Hamil ? Anak siapa ?"

"Anak gue lah anjing! Lo pikir anak siapa ?" Ardan terbawa emosi sedangkan Damar tertawa puas.

"Nah gitu dong kasar jadi keinget jaman kuliah tau engga si kalo udah ngobrol berdua gini"

"Ck, mau balik lo ? Masih sore gini ?" Tanya Ardan yang baru sadar sahabatnya mengenakan pakaian santai bukan mengenakan seragam dokternya.

Damar mengangguk, "iya tapi mau jenguk lo dulu"

"Dam gue minta maaf"

"Untuk apa ? Lo engga ada salah"

"Ada. Gue udah rebut Nara dari lo, kalo aja dulu lo bilang cewek yang lo suka itu Nara gue bakal tolak perjo-"

"Udah Dan, udah lewat juga. Masa lalu engga baik diungkit lagian santai aja kali itu artinya Nara bukan jodoh gue"

Ardan menghela napas berat, "tapi tetep gue ngerasa bersalah banget sama lo Dam. Maaf banget maaf"

"Ardan gue udah maafin lo walaupun lo disini engga salah."

*flashback on

Damar baru saja kelar kelas siang hari ini. Sangat langkah ketika ia bisa selesai kelasnya siang hari biasanya sampai malam, terima kasih pada Dosen yang memberi waktu luang bagi mahasiswa/i sebelum di hajar praktek dan laporan praktek nanti. Oleh karena itu Damar ingin memanfaatkan waktu luang singkat ini untuk bermesraan dengan kasurnya di kos.

Ketika ingin menaiki motor matic pemberian sang ayah, hadiah ulang tahunnya yang terparkir di samping kampus, tiba-tiba suara baritone milik seseorang dari arah belakangnya mengintrupsi Damar mengurungkan niat awal untuk pulang.

"Woyyy Damar tungguinnnnnn!!!!!"

Damar menoleh dan mendapati sahabatnya tengah berlari ke arahnya seraya menenteng buku tebal yang bisa membuat orang amnesia sekali geplak.

 L A K U N A || Jaerosè✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang