-menyatukan-
Ardan Nara dipersatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan, memang klise namun itu adanya walaupun hubungan mereka dipertemukan lewat perjodohan keluarga baik Ardan maupun Nara tidak ada yang keberatan sama sekali.
Ardan dan Nara tidak ada yang merasa terpaksa saat itu keduanya memang sudah menaruh rasa satu sama lain ketika masih duduk dibangku perkuliahan, Ardan yang merupakan kakak tingkat Nara di kampus saat itu memang sudah lama jatuh akan pesona adik tingkatnya yang tak lain dan tak bukan ialah Nara.
Begitu pula dengan Nara yang juga diam-diam mengagumi sosok Ardan kakak tingkatnya yang banyak dikagumi kaum hawa di kampus karena ketampanan serta kecerdasanya dalam akademik dan berorganisasi terbukti dengan Ardan yang menjabat sebagai ketua BEM kala itu dan menjadi lulusan terbaik diangkatanya.
Pesta pernikahan Ardan dan Nara terselenggara dengan begitu meriah dan mewah, banyak kolega bisnis ayah Nara dan Ardan yang datang, teman teman semasa kuliah Ardan dan Nara pun turut hadir meriahkan pesta pernikahan kedua insan yang mulai mengaruhi bahtera rumah tangga.
Kehidupan pernikahan Ardan Nara berjalan dengan lancar. seperti pengantin baru lainnya, Ardan dan Nara juga tengah dimabuk cinta jalur halal, Nara baru tau jika Ardan kakak tingkatnya dulu di kampus yang terlihat berwibawa dan tegas ternyata bisa manja seperti anak kucing yany tak ingin jauh jauh dari induknya.
Tepat ketika usia pernikahanya masuk tahun kedua, Ardan divonis mengidap kanker darah atau sering disebut leukimia dan mengharuskanya menjalani kemo untuk menghambat pertumbuhan kanker, hati Ardan begitu hancur dunianya yang berwarna berubah menjadi gelap ketika megetahui fakta bahwa dirinya sakit.
Ardan sempat meminta Nara untuk menceraikanya setelah mengetahui dirinya mengidap kanker dan merasa tidak pantas untuk menjadi pendamping hidup Nara namun dengan tegas Nara menolak permintaan gila sang suami karena Nara telah berjanji dihadapan Tuhan bahwa ia ingin hidup bersama Ardan dalam keadaan apa pun baik itu suka maupun duka.
-
Nara tengah membantu Mirna ibu mertuanya membuat kue tradisional dan kue kering serta cemilan lainnya di dapur karena akan ada acara arisan keluarga dan rumah ibu mertuanya lah kebagian sebagai tempat penyelenggaraan arisan.
"Mam kalo kaya gini kue nya udah mateng belum ya? Kalo menurut aku udah gimana menurut mamah?"
Mirna lantas berjalan mendekat kearah Nara yang berdiri tepat didepan panci berisi kue kukus yang ia buat.
"Iya udah, kamu pindahin kue kukusnya satu satu ke atas nampan ya Nar"
Nara tersenyum, "oke mam"
"Awas panas hati hati pake penjepit ngambil nya, mama gamau kena semprot suami mu kalo istrinya nanti lecet",ujar Mirna terkekeh
"Nanti aku jewer telinganya mam kalo Mas Ardan berani marah sama mama",sahut Nara seraya ikut terkekeh
"Oiya Ardan udah mulai ngantor ya Nar?" Tanya Mirna seraya tanganya sibuk memindahkan kue yang sudah siap kedalam toples dengan apik
Nara yang juga ikut menata kue kedalam toples lantas mengangguk mengiyakan,
"Iya mam padahal aku udah suruh istirahat aja dulu di rumah tapi Mas Ardan keras kepala mau berangkat ngantor katanya kasian kak Johan kerja sendirian"
KAMU SEDANG MEMBACA
L A K U N A || Jaerosè✔
Fanfic"Aku jauh dari kata 'sempurna' Nar"- Ardan "Mas janji sama aku jangan pernah nyerah ok? Kita berjuang sama-sama ya mas, aku akan selalu ada disamping kamu"- Nara "Sona will you marry me?" -Johan "Untuk saat ini karier lebih penting Jo"-Sona Gambar d...