L a k u n a -011

953 111 14
                                    

-ayah-

Nara dibuat terkejut melihat kehadiran putra kecilnya di rumah sakit seperti saat ini. Terlihat jelas raut wajah sedih dari Nana yang tengah berlari mendekat ke arahnya.

"Ibun kok ibun ada disini..? Ayah mana bun..?"

Nara berjongkok menyamai tunggi putra kecilnya seraya mengusap lembut pipi gembul Nana,

"Nana kesini sama siapa sayang ?"

Nana menunjuk ke arah Sadewa yang tengah berdiri di belakangnya bersama Damar sang papi. Manik Nara dan Damar bertemu, Damar melempar senyum tipis lalu menggendong Sadewa untuk beranjak pergi.

"Nana kesini sama Sadewa bun, teman baru Nana di sekolah tadi Sadewa minta Nana temenin ke tempat kerja papi nya buat minta izin main ke rumah nya, terus aku liat ibun"

"Oh iya bun tadi ibun belum jawab pertanyaan Nana, ayah kemana bun? Kata nenek dan uncle Jo, ayah Ardan lagi sibuk kerja keluar kota ditemenin ibun.."

"Sayang-"

"Oh Nana tau itu artinya ayah sama ibun udah pulang dari kerja ya? Horeee ayah sama ibun Nana udah pulang! Tapi kok engga langsung pulang ke rumah bun? Kok kesini dulu?"

Nara menghela napas dalam sebelum menjawab rentetan pertanyaan yang di lontarkan Nana putra kecilnya.

"Nana mau eskrim engga?"

Nana mengangguk, "ibun-"

"Ayo kita beli eksrim dulu abis itu ketemu ayah, Nana mau ketemu sama ayah Ardan kan?"

Nana lagi lagi mengangguk lalu mengikuti langkah sang ibu yang menuntunya beranjak pergi.

-

Di tempat yang berbeda, Damar dan Sadewa tengah duduk bersama di taman belakang rumah sakit sembari menikmati susu kotak rasa coklat untuk Sadewa dan rasa karamel untuk Damar.

Keduanya kompak terdiam membuat Damar sedikit heran. Biasanya Sadewa akan berceloteh menceritakan banyak hal yang ia lakukan di sekolahnya tapi tidak untuk sekarang, putra kecilnya lebih banyak diam.

"Sade"

Sadewa menoleh, "iya papi?"

"Tumben banget diem biasanya cerita kegiatan Sade ke papi, ayo dong cerita tadi Sade di sekolah ngapain aja? Papi mau denger"

"Haish papi! Kalo aku cerita juga suka engga di dengerin males!"

Damar terkekeh.

"Dengerin kok kamunya aja yang suka berprasangka buruk sama papi, engga baik tau"

Sadewa mendengus kesal, "papi.."

"Hmm"

"Ayah Nana sakit seperti mami ya?"

Damar sedikit tersentak mendengar ucapan Sadewa lantas menoleh ke arah sang putra.

"Sade-"

"Papi.. Sade mohon sembuhin ayah Nana ya Sade percaya papi itu dokter yang hebat, Sade gamau ayah Nana pergi ke rumah Tuhan seperti mami dulu pi.. Sade gamau liat Nana sedih"

 L A K U N A || Jaerosè✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang