L a k u n a -002

1.7K 152 8
                                    

-janji-

Nara tengah memandang sendu Ardan yang terbaring di ranjang pesakitanya dengan masker oksigen hinggap pada wajah tampanya, Ardan baru saja tertidur setelah ia mengeluh mual,pusing kepala, dan sesak napas setelah menjalani kemonya hari ini.

Nara mengusap pelan punggung tangan Ardan yang tidak terlilit infus lalu menciumnya lama, hatinya berdesir jika melihat Ardan meringis kesakitan tiap menjalani kemo, Nara seakan ikut merasakan sakit yang Ardan rasakan, rasa takut kehilangan juga selalu menggelayuti hatinya.

"Aku yakin kamu pasti sembuh mas, kamu bisa kamu kuat",ujar Nara sembari menatap Ardan sang suami yang terpejam damai

Tidak lama kemudian pintu ruang perawatan Ardan terbuka dan menampilkan sosok laki laki dengan balutan jas putih khas dokter berjalan ke arah Nara.

"Nar boleh ikut ke ruangan saya sebentar? Ada hal yang ingin saya sampaikan tentang kondisi Ardan",ujarnya yang diangguki patuh oleh Nara

-

Damar nama laki-laki yang tadi meminta Nara untuk ikut denganya untuk membicarakan kondisi pasien sekaligus sahabat kecilnya adalah dokter yang menangani Ardan.

"Bagaimana kondisi Mas Ardan Dam?" Nara bertanya dengan raut wajah khawatir

"Damar..?"

Damar menarik napas dalam lalu netranya menatap manik wanita di depanya yang juga tengah menatapnya sendu,

"Sel-sel kanker yang ada pada tubuh Ardan sudah memasuki stadium 3 Nar.."

Mata Nara memanas bersamaan dengan hati nya yang berdenyut nyeri namun ia berusaha untuk tidak menangis,

"Kanker darah stadium 3 sudah cukup berat Nar selain memar dan mimisan pasien yang mengidap kanker darah stadium 3 juga akan mengalami gejala lanjutan seperti infeksi berulang dan penurunan berat badan"

Jujur Damar ikut hancur ketika harus mengetakan kondisi sahabatnya yang jauh dari kata baik-baik saja dihadapan istri sahabatnya sekarang namun itu tugasnya sebagai dokter.

"Mas Ardan masih bisa buat disembuhin kan Dam? Kesempatan hidup Mas Ardan masih panjang kan Dam? Mas Ardan bisa bertahan kan Dam iya kan?" Nara membrondong pertanyaan pada Damar seraya menatapnya seolah meminta meyakinkan dirinya bahwa Ardan akan baik baik saja.

Damar terdiam ia tidak menggeleng atau pun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Nara ia memilih berjalan mendekat ke arah Nara lalu mengusap lembut punggung tangan wanita didepanya untuk menguatkan.

"Tim medis akan selalu berusaha yang terbaik buat pasienya Nar selebihnya kita serahin semua sama Tuhan"

Nara menangis ia tidak bisa menahan lagi rasa sesak pada dadanya.

"Nangis Nar jangan ditahan, nangis sepuasnya disini didepan saya tapi jangan didepan Ardan karena kamu sumber kekuatan Ardan, kamu harus kuat, selalu support Ardan ya Nar.. karena dengan dukungan orang terdekat bisa membantu Ardan untuk tetap semangat menjalani kehidupanya"

Nara mengangguk dengan air mata yang terus menerobos benteng pertahananya,

🌸

 L A K U N A || Jaerosè✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang