Part 14

7.2K 444 0
                                    

Musim hujan sudah tiba. Hari siang pun terlihat sangat gelap. Trotoar mulai tergenang air hujan. Jalan raya di depan kedai yang biasanya ramai, kini lenggang.

"Semoga semua aman"

Claire memandangi suasana di luar dari balik jendela kedainya. Dia jadi lapar dan mengantuk karena hawa dingin mulai menyentuh kulitnya. Di naikan kerah sweaternya, dipeluknya kedua tangannya, agar lebih hangat.

Kondisi seperti ini sudah pasti tidak akan ada pelanggan yang nekad datang.

"Hmm, bikin mie kuah ah" Claire beranjak menuju dapur.

Tapi, pintu kedainya tiba-tiba terbuka.

Pria itu menutup payungnya dan membuka mantelnya.

"Ah selamat datang...." langkah Claire terhenti, dia kenal dengan sosok itu.

"Hyden?"

Pria bermata biru itu menatap Claire Dan menepuk bajunya yang sedikit basah.

"Hello Claire, boleh aku numpang duduk disini"

Claire diam.

"Kamu tidak mempersilahkan tamumu duduk?"

"Si... Silahkan, mau minum apa?" Claire kembali ke belakang meja kasirnya.

Hyden berdiri di depannya. Matanya yang biru itu tampak menyala. Claire mencoba untuk tidak menatapnya.

"Ini menunya" Claire memberikan sebuah buku menu kedainya. Hyden membuka dan membacanya cukup lama.

"Mungkin teh... Jahe?"

"Baik, duduklah dulu" Claire mengambil mug Dan menyiapkan  bahan untuk minumannya.

Hyden memandang sekeliling kedai itu. Hujan pun tampak mereda. Cahaya matahari tampak mulai keluar sedikit.

Hyden mengambil rokoknya.

"Jim akan kemari?" Tanya Hyden menyalakan rokoknya.

"Iya" Claire menuangkan air panas di mugnya.

"Kamu kan istri direktur kenapa masih mau bekerja?"

Claire meletakan mugnya di nampan dan membersihkan bagian sisi mug itu.

"Silahkan dinikmati ini tehnya"

Claire meletakan hati-hati mug itu di depan Hyden. Hyden tersenyum dan menatap Claire.

"Kamu cantik juga ya?"

Claire tidak menanggapi pujian Hyden. Dia mengambil handphonenya dan segera mengetik pesan untuk Jim.

"Hyden, Apa kamu bisa segera pergi?"

Hyden menatap Claire dan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa?"

"Maaf, aku... aku merasa tidak nyaman"

Hyden tertawa.

"Oh karena kamu melihatku di toilet wanita?"

Claire membuka pesan yang masuk di handphonenya. Jim membalas pesannya, dia akan segera ke kedai.

"Kamu tahu Rere?"

Claire diam.

"Pasti kamu tahu, dia mantan istri Jim" Hyden tertawa.

"Hyden, Aku tidak tertarik dan tidak perduli dengan masa lalu Jim" Claire mencoba membalas tatapan pria itu.

Wajah Hyden berubah dingin. Dia mematikan rokoknya.

"Kamu tahu, dulu aku dan Jim berteman baik. Kami sama-sama bad boy. Hingga kami bertemu dengan Rere. Gadis berambut pirang yang sangat cantik. Jim sangat tergila-gila dengannya. Tapi... Rere mencintaiku. Dia melakukan apa pun asal bisa mendapatkanku"

Claire menatap Hyden. Napasnya mulai terasa sangat berat karena menahan emosinya.

"Hingga Rere hamil. Waktu itu aku masih belum mau berkomitmen menikah. Dan Yah... aku meninggalkan Rere" sambung Hyden menyalakan rokoknya lagi dan menghembuskannya.

"Satu-satunya pria bodoh yang mau menikahinya hanya Jim. Dia merelakan dirinya menjadi tumbal menikahi Rere yang sama sekali tidak mencintainya"

Claire masih menatap pria itu. Air matanya tiba-tiba saja mengalir.

"Setelah menikah dan melahirkan Rere bukannya menjadi lebih baik dengan Jim. Dia terus mendatangiku lagi. Dan kamu tahu selanjutnya apa?" Hyden tertawa sambil menepis abu rokoknya.

"Kamu ayah kandung Marry?" Claire benar-benar tidak menyangka betapa kusutnya kehidupan anak itu.

"Setelah aku menikahi Rere, ternyata aku baru tahu, dia tidak bisa hamil lagi" Hyden tertawa.

"Kamu benar-benar pria toxic!"

"Huh, aku tidak perduli"

"Pergi dari kedaiku" Claire benar-benar marah.

"Dengar Mrs Gregnorth, aku hanya memastikan apakah bisa anak itu kembali kepada Rere?"

"Kamu pikir aku rela menyerahkan anak itu kepada ayah bejat seperti kamu!"

Hyden tertawa.

"Ooh karena kejadian semalam tiba-tiba kamu membenciku? Tenang lah itu hanya untuk bersenang-senang, apa aku salah?"

"Claire" Jim masuk ke dalam kedai dan menatap Hyden.

"Owh... Direktur muda sudah datang" Hyden meneguk tehnya. Dia tidak takut pada Jim.

"Hyden, aku sudah beritahu kamu dan Rere soal surat..."

"Aku tahu Jim" Hyden tersenyum sinis.

"Istrimu cantik, tapi apakah kamu mencintainya, Seperti mencintai Rere" Hyden tertawa sinis.

"Hyden pergilah dari sini!" Claire sudah muak! Dia tidak ingin mendengar orang toxic ini berbicara.

"Apa kamu tidak mau dengar Claire? Mungkin dia tidak mencintaimu"

"Hyden pergilah, atau aku akan menelpon polisi" Jim mengeluarkan nya.

"Ok ok aku pergi! Semua orang tidak ramah kepadaku" Hyden mengeluarkan uang dan mengangkat tangannya.

"Good bye Jim" Hyden menatap sinis sebelum keluar dari kedai.

Jim hanya mengenggam tangannya dengan kuat agar emosinya tidak keluar. Jim ingin sekali meninju wajah Hyden, tapi dia tahu itu hanya membuat masalah baru.

Selepas kepergian Hyden, Claire pun terduduk lemas di lantai.

"Kamu tidak apa-apa Claire?" Jim terkejut melihat Claire begitu lemas.

Claire mengangguk.

"Tidak apa-apa" Kepalanya tiba-tiba pusing.

"Iam so sorry Claire" Jim memeluk Claire.

Tangisan Claire pecah dipelukan Jim. Betapa menyedihkan kehidupan Marry jika hidup bersama mereka. Ayah yang toxic dan ibu yang selalu menuruti keinginan suaminya.

"Maaf... Maafkan aku tidak cerita soal Hyden, aku tidak tahu dia akan datang kemari"

Claire hanya diam, Jim mengusap air mata Claire.

"Maafkan aku, yang membawamu ke kerumitan ini" suara Jim Terdengar serak.

"Maafkan aku, yang membawamu ke kerumitan ini" suara Jim Terdengar serak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Claire De Lune : Claire Series (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang