"Kamu istriku, harusnya kamu tahu bagaimana bertingkah laku""Kamu bicara apa ?"
"Aku bicara fakta kamu dan pria itu"
Jim memang tidak berteriak kepada Claire. Tapi kata-katanya sangat menusuk di hatinya. Jim sebenarnya tidak percaya kepadanya?
"Kamu menuduhku selingkuh?" Air mata Claire mengalir membalas tatapan kebencian Jim.
"Apa kamu memanfaatkanku juga Claire?" Jim mendekati Claire. Claire yang dari tadi terpojok di tembok, hanya diam.
"Apa kamu bersengkongkol dengan Pria itu?"
Claire menggelengkan kepalanya. Jim menyentuh pipinya.
"Aku jadi berpikir kamu sama saja seperti Rere?"
Jim mulai mencium Claire. Claire berusaha menolaknya. Tapi Jim mendapatkan bibirnya. Ciumannya penuh amarah dan kasar.
"Aku pikir cuma aku yang bisa memilikimu"
"Jim... Tenanglah" Claire mencoba menyadarkannya.
Jim merengkuh wajah Claire dengan kasar. Jim menciumi aroma dari leher Claire, aroma lembut yang sangat dia suka. Jim menyentuh payudara Claire.
"Tubuhmu memang membuatku gila..." Jim mengelus paha Claire dan menyentuh Vaginanya.
"Jim! Stop!" Claire berusaha mendorongnya, dia sangat ketakutan. Dia tidak mau Jim melakukannya dalam keadaan marah.
Jim seperti gelap mata mendengar penolakan Claire. Dengan kasar Jim mulai menelanjanginya, dia tidak perduli Claire menangis, Jim tetap ingin menyetubuhinya karena cuma dia yang berhak atas tubuhnya.
"Kamu kenapa begini Jim?"
Jim diam. Dipandangnya wajah Claire, masih ada sisa-sisa air matanya. Jim mengusapnya.
Claire mendorong Jim dan mengambil pakaiannya. Claire tersadar, kalau saja tirai kedai itu tidak tertutup dan tulisan Closed lupa dia balik, mungkin semua orang diluar akan menonton mereka berdua.
Jim masih tidak bicara. Dia merapikan bajunya.
Tapi Claire tidak mau memaksanya mengatakan alasan Jim begitu emosi. Dari perkataan Jim, Claire mengetahui bahwa Jim tidak mempercayai dirinya. Harusnya dari awal mereka menjalani pernikahan ini hanya lah demi Marry.
"Ayo kita pulang" Claire tidak memandang Jim.
Jim pun diam melewati Claire begitu saja. Jim mengambil kunci mobil dari kantong jasnya. Dan menunggu Claire masuk ke mobil.
Jim hanya diam sepanjang perjalanan. Padahal saat mengantarnya pergi kerja, Claire benar-benar merasa bahagia Jim begitu perhatian, tapi sekarang Jim sangat berbeda.
Mobil memasuki parkir. Jim tetap diam. Dia mengambil rokok di dashboard tanpa memperdulikan Claire.
"Aku duluan" Claire keluar dari dari mobil meninggalkan Jim.
Jim yang masih menyimpan perasaan dongkol melihat Claire dan menghisap rokoknya.
"Apakah semua wanita memang tidak ada yang bisa dipercaya?" Jim menertawakan kebodohannya lagi.
Jim mengambil handphonenya.
"Tiara, aku perlu kamu mengecek surat pra Nikahku"
"Hah, kenapa tiba-tiba?" Jawab Tiara dibelakang telepon.
"Entahlah... Hari ini aku merasa dia sama saja seperti Rere"
"Claire? Tapi dia merawat Cerlin dengan baik loh..."
"Kamu bisa cek? Seandainya aku bercerai" Jim menyela perkataan Tiara.
Tiara lama menjawab.
"Coba kamu pikirkan baik-baik dulu. Tenangkan dirimu. Aku tahu kamu ada trauma pernikahan karena Rere. Besok aku ke apartemenmu. Ok?"
Jim mematikan handphonenya. Dan menghisap rokoknya untuk terakhir kali sebelum membuangnya.
**********
Claire menutup pintu kamar Marry dan menarik napas panjang.
Dia ragu untuk memencet tombol Lift. Apa yang Jim masih marah? Tapi dia tidak melakukan apa pun dengan Celo. Claire menghela napas, dia memencet tombol lift.
Pintu lift pun terbuka. Jim tidak ada di ruang tv dan di dapur. Claire pun bergegas menuju kamarnya.
"Hei..."
Suara Jim.
Ternyata dia baru mau keluar dari kamarnya.
"Oh hei" Claire membalasnya.
Wajah Jim, masih tampak tidak ramah.
"Kalau mau makan kamu bisa menghangatkan di kulkas"
Claire diam, Jim tidak biasanya seperti itu.
"Terima kasih, aku tidak lapar" Claire berlalu menuju kamarnya.
"Aku sudah telp Tiara, pengacaraku"
Langkah Claire terhenti. Dia terkejut.
"Tiara? Ada apa Jim?"
"Aku berpikir, selama ini aku terlalu percaya denganmu. Kamu tahu kan di surat perjanjian kita ..."
"Aku tahu... " Claire merasa limbung. Tapi apa yang bisa dia lakukan lagi. Dia tidak sanggup berdebat dengan orang yang keras kepala ini.
"Lakukan saja yang kamu anggap benar" Claire sekarang hanya pasrah. Tubuhnya berhari-hari sudah terasa tidak enak, emosinya sudah tidak stabil dan sekarang....
Claire menatap wajah Jim, pria yang selalu membuatnya jatuh cinta, merasa nyaman dan bahagia. Hanya karena dia salah paham, begitu cepatnya menyimpulkan sesuatu.
"Kalau ada surat yang perlu aku tanda tangani aku ada di kedai, mungkin malam ini aku harus pamit ke Marry" Claire mencoba tidak menangis.
"Secepatnya, Aku tidak mau marry punya ibu yang berselingkuh" Jim menutup pintu kamarnya.
Air mata Claire mengalir padahal dia tidak mau menangis. Hatinya begitu remuk.
Tapi, dia merasa jiwanya sudah tidak sanggup lagi untuk berkonflik. Jika Tuhan memang menginginkannya berpisah dengan Marry, mau tidak mau dia harus menjalaninya
Claire menghapus air matanya, dipandangi cincin pernikahan di jari manisnya.
"Oh... It is over now"
Claire melepasnya dan menaruhnya di meja dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire De Lune : Claire Series (TAMAT)
RomanceHallo, ini karya pertama 2018, baru sempet di upload 2021 😂 aku biarkan saja kekurangan di sana-sini. Yang mau baca lebih ok dengan 33 bab... 🥰 Bisa di cek ke KARYA KARSA 🖤 https://karyakarsa.com/Ersula/kisah-claire =============================...