Part 8

8K 473 0
                                    

"Marry sudah tidur?"

Claire yang baru keluar dari lift, melihat Jim baru saja pulang dari kantornya. Wajah pria yang lebih tinggi darinya itu terlihat sangat kusut. Tangannya masih menenteng tas kerjanya dan jas di lengannya.

"Marry sudah tidur, di sekolah dia tampak senang karena banyak teman baru" Claire mengambil laptop dan jas di tangan Jim. Jim tampak bengong, Claire tidak pernah seperti ini memperlakukannya.

"Mandi lah, aku masak sup.. aku hangati dulu"

"Hmm... Kamu tidak marah kepadaku?"

Claire memandang Jim. Dia tidak menjawab.

"Aku mandi" Jim menuju ke kamar tidurnya.

Claire menghela napas. Di hati kecilnya tentu dia sangat marah, karena ada rahasia yang dia tidak tahu, tapi Claire tahu, Jim juga berjuang untuk menemukan anak yang ternyata bukan anaknya. Banyak sekali pertanyaan di kepala Claire

Claire mematikan kompor dan mengelap mangkuk serta gelas.

.

"Makannya supnya sebelum dingin" Claire meletakan sup dan segelas teh hangat di meja.

Jim duduk di meja makan.

"Terima kasih Claire"

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Claire.

Jim menghirup Supnya. Rasa hangat menyentuh perutnya.

"Hmm... Agak kacau..." Jawabnya.

"Kacau?"

"Aku....  hampir memaki seseorang" Jim tertawa kecil.

"Kenapa?"

"Kamu tahu kan, aku kerja siang malam agar pekerjaan ini bisa selesai. Ada satu orang tidak becus menyusun laporan tahunan... Tapi, Aku sudah menyelesaikan semua saat itu juga dan Bulan depan menunggu hasilnya" cerita Jim sambil menyantap supnya.

Claire menggangguk. Sebenarnya Lelaki ini luar biasa bisa setenang ini.

"Terima kasih supnya" Jim tampak menikmati supnya.

"Lusa aku akan mulai aktif di kedai" kata Claire.

"Hm... ?"

"Kenapa?" Tanya Claire.

"Tidak apa-apa, aku pikir kamu akan meminta ijin kepadaku dulu"

"Haruskah? Kedai itu usahaku sebelum kenal denganmu" Claire mengambil mangkuk dan gelas bekas Jim.

Jim mengangguk dan tidak berkomentar.

"Kamu tidak apa-apa?" Claire bertanya lagi.

Jim diam.

Claire mendekati Jim, menyentuh dahinya. Sedikit hangat.

"... Apa aku boleh memelukmu?" Tanya Jim. wajah Jim tampak berbeda. Matanya terlihat kosong. Berbeda seperti waktu itu.

Claire menyentuh pipi Jim dan memeluk Pria yang sepertinya tertekan itu.

Jim tampak senang Claire memeluknya. Dia pun memeluk erat tubuh Claire.

Rasa hangat dan nyaman terasa diantar mereka berdua.

"Aku sudah lama tidak pernah merasa nyaman seperti ini" Bisik Jim.

"Aku juga, saat itu idak ada yang bisa kulakukan. Aku sendirian sebelum bertemu Marry" rambut Jim terasa lembut di pipi  Claire.

Jim menatap Claire.

"Ada apa?" Claire bertanya.

Jim menariknya ke kamarnya.

"Ada sesuatu yang perlu kamu lihat"

Claire De Lune : Claire Series (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang