7. ||RENCANA||

22 6 0
                                    

7. ||RENCANA||

18+

Morgan kembali ke kamar Kenzo. Dia terkejut ketika mendapati teman-temannya berada di sini.

"Jam 22.00" ucap Ersya menyambut Morgan datang, lalu memberikan sebuah kresek putih kepada Kenzo.

"Sejam lu keluar? Ngapain aja bang?" Mata Ersya memincing. "Perasaan apotek gak jauh-jauh amat." Sambungnya.

Morgan tidak menghiraukan ucapan Ersya. Dia memilih duduk di samping Danial.

"Jaket Lo kemana Gan? Perasaan Lo keluar tadi pake jaket," tanya Zulfa.

"Ah-e itu-"

"Abis ngapain, sayang?" Zulfa berjalan mendekat ke arah Morgan. Dia duduk diantara Morgan dan Danial.

"Apaan sih Lo?" Ucap Morgan sensi membuat Zulfa tertawa.

"Gak jelas" batin Morgan.

"Lo pada mau tidur sini?" Tanya Morgan.

"Iya" sahut Erza, Danial, Gavin, dan Damian secara bersamaan.

"Enggak," Kenzo juga ikut menyahut dengan balasan yang berbeda.

"Enggak. Udah Lo pada ke kamar-"

"Oke. Tidur sini," ucap Morgan yang diangguki oleh Teman-temannya terkecuali Kenzo.

Kenzo menghela nafasnya. Dia lupa kalau teman-teman nya ini mempunyai semboyan semakin di larang semakin di lakukan.

"Sialan,"

^^^

Ding... Dong...

Ding... Dong...

Ding... Dong...

Ding... Dong...

Ding... Dong...

Maudy membuka matanya saat mendengar ada seseorang yang menekan tombol bellnya berkali-kali. Dia menerka-nerka, siapa yang datang malam-malam seperti ini?

Kemudian dia bangun, menyibak selimutnya lalu turun dari ranjang, berjalan ke arah pintu dengan memegang kepalanya karena sedikit nyeri.

"Siapa?"

Maudy membuka pintu kamar hotelnya.

"Pak Morgan?" Ucapnya terkejut.

Maudy refleks mundur saat Morgan melangkah maju sampai punggung nya menubruk dinding.

"Ada apa lagi?"

|🎶 Rio - Dream ost nevertheless|

Belum sempat Maudy menyelesaikan ucapannya. Morgan mencium bibir Maudy membuat sang empu terkejut.

Melihat tidak ada penolakan dari Maudy, Morgan terus menciumnya, dalam. Hal itu membuat Maudy melingkari tangannya mengelilingi leher Morgan.

Ditengah ciuman mereka. Morgan melepaskan jaket abu-abu miliknya yang kemudian menyisahkan kaos putih saja.

Morgan melepaskan tautan mereka. Memberi jeda agar keduanya bisa bernafas. Hal itu membuat Maudy menelan salivanya bulat-bulat.

Laki-laki itu menatap Maudy sebentar, sebelum dia menciumi bibir Maudy lagi.

Tangan Morgan berada di pinggang Maudy. Dia menggendong wanita itu seperti koala tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

Morgan berjalan ke arah sofa panjang berwarna abu-bu lalu duduk di sana, dengan Maudy yang berada di pangkuannya.

EPHEMERAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang