8. ||2021||
"2021 emang tahun penuh luka. Tapi dari tahun 2021 kita di ajarkan untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan lebih ikhlas, bukan?" -Abimanyu.
"Kamu... Apa kabar Chik?" Kata Morgan. Tatapannya menatap kearah foto yang dia pegang.
"Sekarang aku di Jerman, Chik. Temen-temen juga nemenin aku disini." Ucap Morgan lalu memegang dadanya. "Tapi... Kenapa rasanya kosong banget ya?" Morgan terkekeh Setelahnya.
Morgan menyeka air matanya yang turun ke pipi. "Aku... Aku baik-baik aja kok," ucap Morgan. "Maaf karena selalu nangis kalo inget kamu,"
"Aku jadi cengeng banget ya sekarang?"
Morgan menyentuh foto Chika dengan ibu jarinya. Memberi usapan lembut di sana, dengan membayangkan bahwa seakan-akan dia benar-benar mengusap Surai lembut milik Chika.
"Aku kangen kamu, Chik" Morgan tersenyum menatap Foto Chika, Mengingat senyuman manis serta cengiran khas miliknya yang selalu dia berikan untuknya.
Ingatannya kembali kemasa lalu, waktu dimana dia menjahili Chika dengan sengaja menyirami Jus mangga saat gadisnya baru awal-awal masuk sekolah.
Morgan teringat saat pertama kali Chika memarahinya perihal ia jahili—tidak, mungkin lebih tepatnya membully.
"Kamu apa apaan sih?!" Kata Chika, kala itu.
Morgan masih ingat betul raut wajah Chika yang memerah padam menatap kesal ke arahnya. Chika juga menatap dirinya aneh saat itu ketika dia memilih untuk menertawai perempuan itu.
Dia juga ingat bagaimana ekspresi ketakutan Chika saat dirinya mencengkeram kuat pundaknya.
"Sekali Sanjaya tetap Sanjaya" kata Morgan dingin.
"Cepet ajuin surat pengunduran diri lo sebagai murid pertukaran, atau lo akan tau sendiri akibatnya" lanjut Morgan.
Chika memegang tangan Morgan yang tengah mencengkram kuat pundaknya. Rasanya sakit sekali di cengkram seperti ini. "sa-sakit le-lepas!" ringis Chika membuat Morgan melonggarkan cengkramanya tapi beralih memegang kedua pipi Chika dengan satu tangan.
"Aww!"
Nadine dan Alena keduanya meringis melihat kelakuan Morgan terhadap Chika.
"Lo denger ini baik-baik. Mulai hari ini, setiap detik yang lo habiskan di sekolah ini penuh dengan penindasan. Kalau nanti gua denger salah satu pergerakan Aenigma terhadap Egnar bocor, lo adalah orang pertama yang gua tuduh" kata Morgan setelah itu melepaskan cengkramannya dengan kasar kemudian pergi dari sana menuju mejanya.
Chika menunduk, memperhatikan baju seragamnya yang mulai terkena siraman jus buah tadi. Matanya mulai mengeluarkan air mata karena marah bercampur malu sekaligus. Bukan hanya itu, bahunya masih merasa perih karna cengkraman laki-laki itu.
Walaupun kala itu Chika menangis karenanya. Tidak bisa dipungkiri, gadisnya itu sangat manis saat menangis.
Lamunannya buyar saat seseorang menepuk pundaknya. Dia adalah Abimanyu.
"Chika lagi heum?" Kata Abimanyu saat melihat Morgan memegang foto Chika.
Morgan tertawa kecil. "Hehe iya pah"
Abimanyu menghela nafasnya, setelah itu dia tersenyum.
"Kamu dari tadi papah perhatiin ngelamunnnn aja, sambil megang foto kamu sama Chika, itu ceritanya lagi mengenang masa-masa indah bareng kalian gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Teen Fiction|dianjurkan untuk membaca MOCHI terlebih dahulu. Tapi kalau gak mau ya langsung sini aja. Supaya untuk lebih memperjelas konflik, tapi sebisa mungkin buat kalian yang ga baca MOCHI dikisah ini saya akan menjelaskan ulang| Ephemeral yang berarti, tid...