9. ||128√e980||
kamu adalah definisi sakit dan nyaman dalam waktu bersamaan.
Karna Wilo tiba-tiba saja ngidam ingin makan ice cream. Dengan sukarela Erza keluar malam-malam seperti ini Untuk mencarikan Wilo ice cream.
Ini semua... Demi keponakan nya!
Semangat!
Tapi pertanyaannya adalah 'dimana dia harus membeli ice cream malam-malam seperti ini?'
Erza menghela nafasnya lelah. Saat supermarket yang dia kunjungi untuk ketiga kalinya tutup.
Dia duduk sebentar di bangku yang tersedia di depan supermarket. Erza menatap ke arah langit, dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku.
"Gue... Harus nyari sampai dapet kah?" Erza bermonolog sendiri.
"Apa gue cari lewat online aja kali ya? Supermarket yang sekiranya masih buka?" Erza tersenyum.
"Duh, hp mana hp" saat dia meraba saku Hoodie serta celananya, tiba-tiba saja dia teringat sesuatu.
"Sialan. Gue taruh di mejanya Kenzo lagi," Erza mengacak rambutnya frustasi. "Trus gimana donggg????!"
"Udahlah, cari manual," Kemudian Erza berdiri, dia kembali melangkah menuju mobilnya.
Setelah dua jam lebih Erza muter-muter akhirnya dia menemukan supermarket yang masih buka.
Tangan Erza tidak sengaja memegang tangan seseorang di daun pintu supermarket.
Keduanya sama-sama terkejut kemudian Erza menarik tangannya.
"Sorry," kata Erza. "Lo duluan," kata Erza lagi.
Setelah Erza berhasil masuk dan membeli banyak varian ice cream untuk Wilo, dia duduk di temani seseorang.
Keduanya diam, dengan fikiran masing-masing.
"Udah berapa lama?" Erza memecahkan keheningan diantara mereka.
"Hah?" Nadine mengerjap.
"Oh, satu Minggu yang lalu," balas Nadine.
"Gimana kabar mamah-papah?" Tanya Erza lagi, dia memasukkan kedua tangannya kedalam saku.
Nadine tersenyum tanpa Erza sadari. "Mereka baik," ucapnya.
"Bagus deh," balas Erza.
Mereka diam lagi.
"Kamu... Baik-baik aja kan?" Tanya Nadine.
"Enggak"
"Tentu. Gak ada alasan buat gak baik-baik aja kan?" Seperti biasa Erza tertawa menjawab Nadine.
Melihat Erza yang tertawa seperti itu, Nadine ikut tersenyum.
Setelah itu Erza berdiri. "Kayaknya gue harus cepet-cepet pergi, deh. Sorry yang gak bisa anter Lo pulang," kata Erza.
Sebelum melangkah Erza berbalik menatap Nadine.
"Bahagia selalu ya sama pacar Lo yang sekarang," ucap Erza kepada Nadine.
Erza tersenyum, senyumnya sangat lebar. "Gue... Turut bahagia, tapi maaf gue gak bisa ngucapin kata selamat"
"Kalau gitu gue pergi dulu, see you next time, Nad" Erza benar-benar pergi tanpa menoleh ke arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Teen Fiction|dianjurkan untuk membaca MOCHI terlebih dahulu. Tapi kalau gak mau ya langsung sini aja. Supaya untuk lebih memperjelas konflik, tapi sebisa mungkin buat kalian yang ga baca MOCHI dikisah ini saya akan menjelaskan ulang| Ephemeral yang berarti, tid...