17 tahun yang lalu, Keenan menutup pintu rumahnya setelah Ayah, Bunda, Dean dan Leo pergi. Masih terlalu pagi sebenarnya.
"Keenan, jaga rumah sama jaga adik-adikmu juga ya? Bunda sama Ayah mau ajak Dean keluar dulu," pamit Bundanya kala itu.
Hal seperti ini sudah menjadi rutinitas keluarganya. Sesekali mengajak anak-anak pergi bermain ke taman.
Tapi kali ini, Ayah dan Bundanya hanya mengajak Dean yang baru saja masuk TK dan Kaleo yang baru berusia beberapa bulan. Entah firasat apa itu, perasaan Keenan benar-benar tak baik. Apalagi Bundanya yang tengah hamil tua.
"Mas Keenan, susunya kembar di mana?" tanya Nanang kecil yang sudah cukup telaten mengurus adik-adiknya.
"Bentar ya," kata Keenan sambil berjalan menuju dapur.
Begitu Keenan memberikan dua botol susu untuk Juan dan Yuan, Nanang berkata,"Bulan depan kalau adik baru kita udah lahir, pasti lebih susah."
"Hushh gak boleh gitu, kata Ayah kan banyak anak banyak rezeki, jadi kalau saudara kamu makin banyak, kamu dapet rezekinya juga banyak."
"Tapi Mas, selama ini Nanang ngerasa makin repot tiap punya adek baru."
Tak ada respon lagi dari Keenan karena dalam hatinya ia juga membenarkan. Adiknya yang paling muda bahkan belum genap satu tahun.
Keenan hanya mengkhawatirkan kondisi ibundanya.
Sejenak obrolan keduanya berhenti karena sedang bermain dengan si kembar. Keenan menggendong Yuan dan Nanang bermain kuda-kudaan dengan Juan.
"Nanti kalau mereka udah gede, pasti kamu seneng punya banyak temen di rumah," tambah Keenan.
Nanang lagi-lagi hanya diam.
Kalau boleh, Nanang ingin marah karena ia tak punya banyak waktu untuk bermain seperti anak tetangga sebelah. Seringkali ia harus pulang lebih dulu untuk membantu menjaga adik-adiknya.
"Kamu tau gak? Katanya adik baru kita nanti cewek loh," ujar Keenan lagi. Ia tengah membujuk adiknya agar tak ngambek lagi.
Dan terbukti, Nanang langsung melihat Keenan.
"Iya, akhirnya ada yang bisa kamu mainin rambutnya."
Senyum Nanang terbuka lebar, membayangkan beberapa bulan mendatang ia bisa memainkan rambut adik perempuannya. Karena demi apapun, ia dan saudaranya laki-laki semua. Tidak ada rambut panjang yang bisa dimainkan kecuali milik Bunda.
"Makanya jangan marah-marah aja. Nanti kalau udah gede pasti kamu seneng karena rumah gak akan pernah sepi," ucap Keenan lagi.
Keenan lalu kembali menepuk-nepuk bahu Yuan yang sudah terlelap sedari tadi.
Baru saja meletakkannya adiknya di kasur, ia sudah mendengar bel rumahnya ditekan oleh seseorang.
Bel itu ditekan tidak hanya sekali hingga membuat Keenan mau marah karena Yuan kembali terjaga.
"Siapa?" tanyanya sambil berjalan menuju pintu.
Ketika dibuka, Keenan begitu terkejut melihat saudara Ayahnya tengah mondar-mandir di depan pintu.
"Keenan!"
Keenan mengisyaratkan pada keduanya untuk tak membuat bising karena Yuan baru tertidur.
"Pak Lik Rangga, Bu Lik Ayu, ada apa?"
Bu Lik Ayu berjongkok guna menyejajarkan tingginya dengan Keenan yang masih menggendong Yuan.
Tangisnya pecah melihat salah satu dari kembar tengah tertidur pulas.
"Keenan, jangan kaget ya? Ada sesuatu yang harus kita kasih tau ke kamu," kata Pak Lik Rangga.
"Apa itu?"
Pak Lik Rangga menjeda beberapa detik sebelum mengatakan satu fakta yang menghantam kepala Keenan.
"Ayah dan Bunda kecelakaan."
Keenan masih terdiam, susah untuknya mencerna semua ini di usianya yang baru menginjak 13 tahun.
"Dean? Leo?"
Bu Lik Ayu mengangguk sambil menangis.
"Iya sayang, mereka berempat sekarang di rumah sakit. Tadi Pak De Kadir yang ngasih tau."
Tangisnya mulai berjatuhan. Begitu banyak hal yang Keenan pertimbangankan. Bagaimana caranya mengatakan ini pada Nanang?
"Kamu ajak Nanang keluar ya? Kita ke rumah sakit sekarang juga."
Keenan menggelengkan kepalanya. Ia tak tega memberitahu Nanang tentang hal ini. Tapi kakinya tetap berjalan ke dalam rumahnya.
"Siapa, Mas?"
Nanang mengangkat kedua alisnya melihat Keenan menangis di ujung sana.
"Ayah sama Bunda ...."
"Mereka kecelakaan."
☆☆☆
Guysss ternyata nulis AU gak segampang yang aku fikir 😥
Kadang aku ngerasa bosen dan bingung gimana cara numpahin scene dari narasi ke sosmed ver nya..
Jadi aku memutuskan nulis projek kecil-kecilan di wattpad heheNI ADA WUYIS MANIA GAK YAAA??? Hwhwhwh tapi book nya belum debut..
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadia The Explorer [✓]
FanficHidup sebagai Nadia yang dilahirkan sebagai si bungsu dengan sembilan kakak laki-lakinya apakah cukup menyenangkan?