Zaza melihat nya dan menghampiri nya, namun langkahnya terhenti saat dia mendengar isakan tangis Gadis itu
Sandrina; yah coba aja ayah masih ada, pasti Nana bisa kuliah, kaya mereka, tapi Nana tau yah, hidup kita sekarang gak kaya dulu lagi, dulu ada ayah yang kerja, sekarang cuma ibu
Zaza bisa mendengar ucapan gadis itu, dia tak menyangka di balik senyum nya gadis itu terluka, apalagi saat ini mereka minta bantuan padanya
Zaza mendekati sandrinna dan mencoba mengajak nya bercerita
Zaza; haii kamu sedih yah
Sandrina; ha enggak kok non
Zaza; Zaza, hanya Zaza jangan non yahh
Sandrina; iya non
Zaza; kamu sedih yah gak bisa kuliah
Sandrina; enggak non
Zaza; hmm kalo kamu mau aku bisa kok bantu kamu, kamu mau gak ikut aku ke Jakarta, nanti kamu tinggal sama aku, aku akan minta papa aku untuk kuliahin kamu, dia pasti mau
Sandrina; jangan non, gak usah biar saya di sini aja
Zaza; loh kenapa? Kan kalo kamu kuliah bisa punya peluang keeja yang bagus
Sandrina; ibu gak akan suka kalo saya pergi ke kota, ibu gak punya siapa" di sini, cuma saya, kalo saya pergi ibu sama siapa? Lebih baik saya yang mengubur keinginan saya untuk kuliah dari pada ibu harus sedih karena jauh sama saya
Tanpa mereka tau Rey mendengar ini dari balik pohon
Rey : dia baik banget yah, dia rela ngorbanin kebahagiaan dia cuma karena gak mau ibunya tinggal sendiri
Zaza: kamu baik banget sih, aku salut loh sama kamu, oh iya dulu kamu tinggal di Jakarta di mananya?
Sandrina; aku gak ingat, soalnya waktu itu aku masih kecil
Zaza; ohh gitu ya udah yuk ke yang lain
Sandrina; hmm kalo aku boleh tau kira kira biaya kuliah itu berapa yah kalo di kota
Zaza; hmm kalo aku sih 20 juta ke atas, tapi ada kok di kota itu yang murah
Sandrina; hmm mahal juga yah
