Sandrina terbirit birit berjalan ke luar puskemas, dia tak percaya ibunya telah tiada
Emma; tunggu nak, kamu belum sembuh
Sandrina tak menghiraukan itu, dia terus berjalan dia tak ingin mendengar siapa'' kecuali ibunya
Akhirnya dia sampai di rumah, terlihat unggulan rumah yang sudah runtuh,
Sandrina; mang Asep di mana ibu?
Asep; ibu, ib...ibu..ibu...ibu....sudah meninggal na
Sandrina; enggak mamang pati bohong, di mana ibu mang di mana
Asep; ibu sudah tiada na, kamu harus ikhlas yahh
Sandrina; enggak mang, ibu gak mungkin ninggalin aku, gak mungkin mang
Sandrina terjatuh ke tanah, dia tak kuat dengan kabar ini, dia tak percaya dan tak bisa menerima nya
Emma datang dan memeluknya dia membiarkan sandrinna menangis dalam pelukan nya dia tau sandrinna sangat sedih sekarang, meskipun Tika bukan ibu kandung nya tapi dia lah yang merawat nya sejak kecil
Emma; tenang lah nak, ada aku di sini
Sandrina perlahan tenang, Emma dan asep membawa nya ke pemakaman, karena Tika sudah di makamkan
Sandrina duduk di samping pusara Tika
Sandrina: kenapa ibu pergi, nanti Nana sama siapa? Gak ada lagi yang sayang Nana Bu, gak ada lagi tempat keluh kesah Nana
Gadis itu terus meluapkan deritanya, dia terus saja menangis, tak ada lagi harapan mau untuk bahagia
Sandrina: ibu janji kan ibu akan temenin Nana sampe Nana bisa kumpulin uang buat kuliah, tapi kenapa ibu pergi kenapa Bu, kenapa
Emma; sayang sudah yahh ikhlas, Sekarang kita harus pulang
Sandrina;tapi siapa kamu?
Emma; nanti kita bicara, sekarang kita pulang yahh
Sandrina; tapi rumah sudah hangus
Emma : kita ke Jakarta nak, yahh, nanti akan aku jelaskan semuanya
Sandrina pun mengikuti Emma, dia tak bisa membantah dia tau kini di atas punya siapa siapa
Emma membawa sandrinna ke Jakarta tepatnya ke rumah nya
Hari sudah malam, mereka baru sampai, Emma membantu Sandrina untuk membersihkan diri dan makan
Setelah itu mereka duduk di ruang tamu
Haii sorry yah Mimin lambat up nya karena ada urusan juga, buat malam ini cukup yah 2 part besok kita next lagi
Good night
