15. Saran

649 105 6
                                    

༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐











Kemarin malam...

(name) membuka matanya, gelap, ia menoleh ke kiri ada Emma di futon sebelahnya sedang tertidur. Gadis itu bahkan masih tampak cantik bahkan saat tertidur.

"Mau pipis~"

(name) berjalan mengendap-endap keluar dari kamar, tak ingin membangunkan Emma yang sedang tertidur soalnya. Ia juga sudah terbiasa berjalan tanpa suara begini soalnya dulu sewaktu masih tinggal bersama kakaknya maupun Yugo ia tak boleh berisik bahkan saat berjalan jika tak ingin di pukuli oleh keduanya.

Maka di sinilah (name) berjalan mengendap di rumah besar keluarga Sano dengan pencahayaan yang minim. Mencoba tetap tenang dan tak menimbulkan keributan.

"Ya tapi tidak seharusnya berlebihan seperti itukan?"

(name) terdiam sebentar, ia bukan orang yang memiliki rasa ingin tahu yang besar sebenarnya namun suara Izana yang terdengar emosi juga namanya yang di lantunkan di antara kata-kata membuatnya berdiam diri di tempat lebih lama.

"Ini nggak berlebihan, kau nggak lihat luka yang (name) dan Emma dapat kemarin? Ini bahkan nggak ada apa-apanya"

Dahi (name) mengerut samar, apa maksud dari percakapan di antara laki-laki keluarga Sano ini?

"Tapi, memisahkan kepala dari tubuhnya itu menyeramkan. Bagaimana kau melakukannya?" suara Manjirou terdengar oleh (name). Ia mulai mencocokkan semua kemungkinan di dalam kepalanya.

"Dan mengirimnya bagai sebuah bingkisan dengan kotak kado yang bagus? Bagaimana jika kau di tangkap oleh pihak berwajib Izana?" (name) terdiam begitu Shinichiro membicarakan tentang kotak kado. Ia jadi paham apa konteks percakapan ini.

"Dan lalu, bagaimana jika (name) mengetahui ini? Bagaimana kau akan menjelaskan tentang pekerjaanmu dan semuanya?" (name) terdiam. Ia mendekat perlahan guna melihat wajah Izana, wajah pria itu terlihat frustasi akan pertanyaan yang di lontarkan oleh Manjirou.

"Tak akan kuberitahu, tak akan pernah" Izana meraup wajahnya kasar. "Aku nggak bakalan siap sama reaksi yang bakalan (name) berikan"

"Gimana kalau dia takut dan menjauh dariku?"

(name) menatap sendu Izana yang kini tampak frustasi. Pria bersurai platinum itu tampak memijit pelipisnya pusing.

"Aku baru dapatin (name) beberapa bulan yang lalu, aku nggak siap kalau harus pisah dan aku nggak mau pisah. Gimana kalau (name) takut? Gimana kalau dia jijik sama aku karena udah pernah bunuh orang? Gimana kalau kemungkinan terburuknya terjadi?" Shinichiro dan Manjirou tampak saling bertatapan. Bingung ingin menanggapi bagaimana tentang kecemasan Izana.

"Kalian tahu aku nggak masalah sama penilaian orang lain, tapi aku takut sama pandangan (name) ke aku" (name) memilih pergi dari sana setelah mendengar semua kata-kata Izana. Ia lalu berjalan pelan kembali ke kamar.

Mencoba memikirkan baik-baik semua kejadian yang telah terjadi juga tanggapannya kini tentang Izana.

⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀゚ ུ .┈┈⋆

"Maaf ya karena udah sembarangan nguping pembicaraan kalian, aku merasa terpanggil soalnya kau ada nyebutin nama aku" (name) melipat bibirnya. Ia sedikit melirik ke arah Izana yang masih tampak tegang dengan topik pembicaraan mereka saat ini.

"(na-name) aku—kau tau pekerjaan ku bukan maksudku buat nyembunyiin ini dari kau cuman—" (name) langsung membekap mulut Izana. Ia tertawa kecil melihat raut tegang Izana, jarang-jarang bisa melihat Izana yang panik.

"Aku nggak bakalan ninggalin kamu, Izana! Lagipula nggak ada alasan buat ninggalin kamu" Izana menatap mata (name), ia sedikit lega mendengar pernyataan (name) namun tetap saja kekhawatirannya cukup besar.

"Walaupun pekerjaan ku nggak kayak orang normal? Bisa membahayakan kamu?" (name) mengangguk singkat. Pertanyaan Izana ia jawab langsung dengan anggukan tanpa pikir panjang.

"Ya kan raja dunia bawah, udah pasti pekerjaan mu bahaya dong. Emang kau pikir apa? Nggak mungkin kan kerjaan mu ngasih makan tikus atau ular?" (name) akhirnya berbicara sarkas. Izana yang mendengar itu tertawa kecil.

"Kamu nggak takut? Gimana kalau terjadi sesuatu sama kamu? Sebagai pacar aku udah jelas kalau hidup kamu bakalan dalam bahaya! Nggak takut?" Izana kembali serius menatap (name). Mencoba menakuti pacarnya itu.

"Ya kan itu resiko, Izana." (name) menaikkan kakinya ke atas sofa dan memeluk lututnya. "Dari pada risau, kenapa kamu nggak ngajarin aku cara bela diri aja? Biar aku bisa jaga diri sendiri dan nggak jadi beban buat kamu"

Namun Izana malah fokus ke hal lain.

"Kamu nggak pernah jadi beban buat aku, paham?" Izana memegang pundak (name) erat. "Tugas aku buat ngelindungin kamu, itu memang tugas aku, jadi kamu bukan beban. Paham!" mata Izana menajam, ia menegaskan kata-katanya kepada (name).

"Paham"

(name) mengangguk patuh. "Jadi, apa pacarku ini bakalan ngajarin aku bela diri?" (name) menopang wajahnya, alisnya naik turun menatap Izana. Jangan lupakan senyum nya yang agak membuat Izana kesal itu.

"Mukamu ngeselin!" Izana menampar pelan wajah (name). Setelahnya ia lalu menarik (name) kedalam pelukannya dan mengecup pelan pipi pacarnya yang habis ia pukul.

"Kalau langsung turun langsung kelapangan mau nggak?" Izana meletakkan dagunya di atas kepala (name). Senyumnya mengembang besar. Sementara si wanita bingung, tunggu bukannya Izana bilang nggak mau membahayakan dia ya? Tapi kok ini di tawarin turun langsung ke lapangan?

"Maksudnya, apa ya?"

"Kau jadi sniper aja (name), mungkin kau turun langsung ke lapangan tapi posisi mu tetap jauh dari lapangan. Mau?" (name) tanpa pikir panjang langsung mengangguk. Entah kenapa tawaran ini menarik sekali baginya. Terdengar keren begitu.

"Boleh deh, jadi aku bakal latihan nembak kan? Kau temenin?" (name) mendongak.

"Iyalah, emang kalau bukan sama aku kau mau pergi sama siapa?" Izana mencubit pelan pipi (name) yang mulai berisi itu.

"Di masa depan nanti aku bakalan butuh banyak orang sih buat kerja di bawah aku, tapiiii... Tentu aja orang-orang yang siap buat turun langsung ke lapangan" Izana tersenyum kecil.

"Dan juga, orang yang bisa kupercaya dan percaya sama segala keputusan ku" Izana tersenyum kecil. Membayangkan ia dan (name) dapat melewati bahaya bersama di masa depan nanti, terdengar agak mengerikan namun bukankah itu keren?

Kisah cintanya berbeda dengan milik orang lain:)

"Walaupun aku tahu nggak semua hal bakalan berjalan lancar di masa depan nanti selama ada kamu kupikir aku bakalan baik-baik aja"






























||| вєяѕαмвυη |||
▶ ────────● 亗

Dua hari lagi tahun baru
Musim depan bakalan ada anime apa aja ya yang seru?

Treat You Better [Kurokawa Izana] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang