༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐
"tadaima"
(name) dan Emma lantas menoleh ke arah pintu begitu mendengar suara Izana. Keduanya lantas berdiri dan menghampiri si pria tan yang sedang membuka sepatunya, (name) yang paling bahagia melihat si surai putih di hadapannya refleks langsung menubruk Izana.
"okaeri!"
Izana lantas menahan pinggang (name) saat gadis-ups maaf-wanitanya itu melingkarkan kaki kecilnya di pinggang Izana. Keduanya lantas saling berpelukan di depan pintu rumah, mengabaikan eksistensi Emma yang sekarang memutar bola matanya jengah melihat kemesraan di hadapan nya.
"Ada yang mau kau katakan kepada (name)-chan setelah kau meninggalkan nya selama seminggu tak ada kabar hingga ia uring-uringan?" Emma kini bersidekap dada. Menatap ke arah kakak keduanya dengan tatapan tajam namun yang di tatap hanya membalas dengan cengiran.
"Maaf ya, ada beberapa urusan dengan para kolega ku jadi ya gitu nggak selesai dengan cepat" tidak sepenuhnya kebohongan juga. Selesai dengan Sakura dan kotak kadonya, Izana juga Kokonoi tentu saja membuat beberapa perjalanan bisnis dengan para Mafia maupun Yakuza di Jepang.
Untuk beberapa saat keduanya juga menawarkan organ tubuh yang masih segar kepada kolega bisnisnya dan untung saja acara tawar-menawar itu berlangsung baik. Mereka juga dapat pujian karena menjual 'barang' bagus.
"Jadi, mau langsung pulang?" Izana menyerahkan sekotak kue mochi kepada Emma, tetapi matanya tertuju kepada (name) yang sekarang cemberut dan menggeleng pelan.
Tunggu dulu, kenapa baru di tinggal kan selama seminggu olehnya (name) sudah mulai ekspresif? Apakah faktor kebanyakan bergaul dengan Emma? Ya tapi jujur saja tidak masalah juga sih (name) tampak lebih imut jika memiliki lebih banyak ekspresi seperti ini.
"Menginap saja hari ini Izana" ketiga orang di depan pintu itu lantas menoleh ke arah Kakek Sano yang baru keluar dari kamarnya. Pria paling tua di keluarga Sano itu memasang senyum kecil ke arah Izana.
"Apa nggak masalah kek? Bagaimana dengan jatah makanannya? Apa cukup untuk berenam?" Kakek Sano malah tertawa begitu mendengar pertanyaan kekhawatiran Izana, pria tua itu mendekat ke arahnya dan menepuk kuat kepala putih Izana.
"Jangan khawatir begitu Izana, kau tampak seperti orang tua saja. Lagipula lebih baik makan makanan rumah dari pada kau nanti membelinya di luaran sana yang belum tentu sehat" Izana cemberut mendengarnya namun tetap mengangguk patuh. Apa-apaan tentang dirinya yang 'tampak seperti orang tua'.
Kakek Sano lantas berlalu ke dapur di ikuti dengan Emma yang sudah siap untuk memasak makan malam. (name) yang juga sudah terbiasa membantu Emma memasak langsung saja mengekori gadis blonde itu namun saat (name) ingin kedapur untuk membantu Emma tangannya malah di cekal oleh Izana.
"Mau ke mana?" Izana menarik (name) untuk kembali masuk dalam pelukannya. "Disini aja, masih rindu nih lama nggak ketemu" Izana tertawa kecil saat di lihatnya semburat merah di pipi (name).
PLAK!
"Oi, kalau mau mesra-mesraan nanti di rumah mu. Jangan di sini" Shinichiro yang baru pulang kerja di suguhi pemandangan antara Izana dan (name) yang sedang bermesraan di depan pintu lantas mendengus kecil. Si sulung Sano lantas melewati keduanya sambil mengomel kecil. Sementara Izana jelas abai, fokusnya kepada (name) yang berdiri di hadapannya dengan muka yang kian memerah sehabis di pergoki oleh Shinichir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat You Better [Kurokawa Izana]
Kısa HikayeIzana hanya ingin membebaskan (name) dari pacar brengsek nya. Membebaskan gadis yang ia cintai, menawarkan kebahagiaan kepada (name). Berjanji untuk tak akan melukai gadis itu apapun yang terjadi. "Kau tahu (name), kau pantas untuk mendapat kebahag...