8. My Queen

1K 150 15
                                    

༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐








"Hai, princess"

Izana memasuki kamar (name) dengan sebuah nampan di tangan kirinya. Senyumnya mengembang lebar setiap kali ia bertatapan dengan (name).

"Waktunya makan malam~" Izana mendudukkan dirinya di samping ranjang. Ia meletakkan nampannya di atas nakas guna membantu (name) untuk duduk.

"Izana" panggilan itu membuat Izana menoleh ke arah gadisnya. Ia meniup pelan bubur nya sebelum menyuapkan satu sendok itu ke arah (name). Alisnya terangkat sebelah.

"Kenapa?" si gadis tersenyum kecil menerima suapan bubur itu. "Mau mandi, udah hampir dua hari ini nggak mandi rasanya gerah"

Izana memperhatikan gadisnya dari atas ke bawah, ia lantas menyimpan mangkuk buburnya ke atas nakas dan menarik pelan tangan (name) ke arahnya.

"Yakin mau mandi? Luka mu pasti perih kalau kena air" Izana membuka satu persatu kancing baju tidur (name). Memperlihatkan tubuh gadis itu yang masih di hiasi banyak lebam juga beberapa luka yang tampaknya akan terus berbekas tak bisa menghilang.

"Asshh"

"Lihat, baru di sentuh pelan aja udah meringis begitu. Jangan ya" Izana kembali memakaikan baju tidur (name). Setelah selesai ia lalu mengecup pelan pipi gadis itu.

"Tapi bau Izana~ aku sendiri nggak tahan sama bau badan ku. Bisa-bisanya kau biasa aja nyiumnya, busuk gini" (name) mencoba menghirup bau badannya sendiri dan benar saja badannya agak bau. Ia malu, masa Izana 24/7 ada bersamanya dan setiap saat mencium bau tak mengenakkan itu terus.

"Nggak kok, kata siapa bau. Aku suka-suka aja nyium bau badan mu" jawabnya cepat. Izana kembali mendekat dan mengecup pelan bibir (name).

"Memang ya, cinta itu buta, tuli, dan membunuh saraf penciuman juga" tawa Izana lepas. Ia menggelengkan kepalanya pelan dan menepuk pelan kepala (name).

"Nggak bau kok, sayang. Buktinya aku fine-fine aja nyium kamu. Nggak ada merasa terganggu sama sekali dan kamu nggak bau" (name) memutar bola matanya malas.

"Ya oke kamu nggak masalah, tapi akunya bermasalah Izana~" (name) merengek, jurus terampuh yang ia punya karena biasanya Izana akan mengabulkan keinginannya jika ia sudah begini. "Menurutku bau badan ku udah nggak enak, bisa muntah kapan aja aku nyium bau badan ku sendiri"

Izana menghela nafas mendengarnya. Ia lantas bersandar di kepala ranjang dan memperhatikan (name) dengan seksama.

"Kalau kau mau mandi, silahkan jalan sendiri ke kamar mandi" (name) terdiam mendengar itu, mana bisa ia bergerak bagian bawahnya saja masih sakit. "Nggak bisa kan? Soalnya bagian bawah mu masih terasa nyeri? Yaudah kalau begitu jangan di paksakan"

Izana mengangkat tubuh (name) ke atas pangkuannya dan memeluk pinggang ramping itu dengan posesif.

"Air aja sekarang bisa nyakitin kamu (name), mungkin rasa sakitnya bisa kamu toleransi karena sudah terbiasa dapat rasa sakit yang lebih kuat namun tetap aja—" Izana menangkup wajah kecil (name) untuk menghadap nya "—biarpun cuman rasa perih, kalau itu ngebuat kamu sakit aku nggak bisa"

(name) mengalah, ia mengangguk kecil memilih menuruti kata-kata Izana sebelum percakapan mereka semakin mellow.

"Udah? Udah bisa nurut?" Izana kembali menarik wajah (name) untuk menghadapnya. Begitu gadis itu mengangguk ia lantas tersenyum lega.

"Nah gitu dong, sekarang ayo makan lagi" (name) menerima suapan bubur dari Izana tanpa banyak protes.

"Izana, aku cinta kamu" Izana membeku beberapa saat. Pria tan itu menatap (name) dengan tatapan kosongnya. Dengan cepat di letakkannya mangkuk bubur di atas nakas dan kembali menatap (name) sepenuhnya.

"Bilang apa tadi?"

(name) tertawa kecil begitu melihat Izana yang tiba-tiba antusias. "Aku-cinta-kamu"

Izana merona, ia menutup wajahnya dengan sebelah tangannya. Tawanya terlontar pelan, terdengar sangat puas.

"Yup, mulai sekarang kita balikan. Nggak ada penolakan" Izana mengangkat alisnya, kepada (name). "Oke, pacar?"

"Oke"

"Dan iya kayaknya aku bisa deh ngabulin permintaan mu yang tentang mandi tadi itu" Izana mengangguk kecil. (name) jelas antusias, akhirnya setelah dua hari ia akan mandi. Dia udah muak cium bau badannya yang nggak enak soalnya. Malu juga masa di depan pacar penampilannya kaya begini:(

"Tapi mandinya bareng aku" senyum (name) lantas luntur. Ia mencubit pelan bibir Izana yang asal ceplas-ceplos.

"hentai"

Tawa Izana pecah. (name) yang ada di atas pangkuan Izana lantas mengalunkan tangannya begitu merasakan getaran kecil yang berasal dari tubuh pacarnya.

"Eh, aku mau kok. Ayo mandi sama-sama" perkataan (name) membuat tawa Izana berhenti. Gadis itu tampak serius.

Kali ini bukan perkara bau badannya. Melainkan tentang dirinya, (name) pernah tidur dengan seseorang yang bukan pacarnya. Masa saat pacarnya ingin mengajak nya hanya untuk mandi ia menolak.

Lagipula bukankah Izana adalah Raja nya? Lancang sekali ia menolaknya.

Pikiran yang terus berkecamuk di dalam kepala (name) menghasilkan kerutan kecil di dahinya. Dan Izana yang melihat itu lantas mengusap pelan dahi (name) guna menghilangkan kerutan yang menghiasi wajah gadisnya.

"Jangan coba-coba buat punya pikiran negatif ya, sayang. Ingat, kalau kau lagi sama aku kau cuman harus bahagia" Izana mengecup pelan dahi gadisnya. (name) yang mendapat peringatan lantas mengangguk.

"Maaf, Izana. Cuman kau tahu, aku nggak bisa berfikiran positif. Kayak kadangkala aku merasa nggak berhak buat hidup berdampingan dengan kamu soalnya ya karena aku udah kotor aku udah hmmph—"

Izana memotong ucapan (name) dengan cara langsung melumat bibir gadisnya. Ciuman yang penuh dengan ketulusan di rasakan oleh (name), rasa yang jauh berbeda di banding dengan yang Yugo lakukan.

Jelas jauh berbeda, ciuman Izana penuh cinta bukan nafsu.

"Kau merasa buruk karena bajingan itu pernah menyentuh mu kan?" Izana mendorong tubuh (name) jatuh ke atas kasur. Tubuh kecil gadis itu ia kukung di bawahnya. "Kalau begitu, bagaimana jika semua tanda dari bajingan itu ku ganti dengan milikku?"

Izana tersenyum kecil, tanpa menunggu persetujuan dari (name) ia lalu melumat kembali bibir (name). Membawa gadis itu kedalam ciuman lembut sebelum perlahan-lahan mulai memasuki tempo kasar.

Secara perlahan lidah Izana turun ke leher jenjang (name), semakin banyak lenguhan halus yang menghiasi kamar semakin tinggi juga hawa panas yang terasa.

"Keberatan kalau aku yang menjajah tubuh mu?" (name) menggeleng pelan. Ia mulai mengalunkan lengannya di leher Izana.

"silahkan"

Malam panjang yang di penuhi dengan lenguhan itu menghiasi keduanya. Malam di mana Izana mengklaim (name) sepenuhnya, benar-benar membuat (name) merasakan menjadi wanita paling beruntung di dunia.

Tak ada rasa sakit, hanya kelembutan yang Izana berikan. Di tengah persenggamaan mereka berkali-kali (name) dengar kalimat tentang betapa Izana menganguminya juga mengutarakan betapa lelaki itu sungguh mencintainya.

Untuk kesekian kalinya saat bersama Izana (name) merasakan betapa ia sangat di cintai.

Sekali lagi di antara sentuhan lembut yang Izana berikan kalimat cinta itu keluar. "love you, Persephon"







































||| вєяѕαмвυη |||
▶ ────────● 亗

Jadi gini tentang panggilan cinta Izana buat (name) itu kalian tahu kan kisah tentang Hades dan Persephon?
Nggak tahu? Silahkan googling:3

Treat You Better [Kurokawa Izana] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang