18. Bosan

565 105 3
                                    

༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐





"Permintaan ketiga ku, lepas celana tidur mu"

(name) merasa hampir tersedak oleh luda nya sendiri mendengar permintaan ke tiga Izana. Ayolah, ia sudah merasa kedinginan setelah melepas baju bagian atasnya dan sekarang Izana menyuruhnya untuk melepas celananya juga? Apakah pria itu ingin ia mati kedinginan.

"Tak bisa kah kau mengajukan permintaan yang sedikit masuk akal?" (name) menggeram kecil begitu Izana tertawa atas kata-katanya.

"Ini masuk akal kok, hanya melepas celana. Kalau yang tidak masuk akal itu kau kusuruh menjilati wasabi seperti kau menjilat eskrim" Izana masih dengan tampang menyebalkannya.

"Oh, apa mau kubantu?" (name) lantas menepis tangan Izana yang sudah mendekat ke arahnya.

"Bisa sendiri, awas!" Ia akhirnya pasrah. Dengan cepat (name) membuka celana bawahnya hingga tubuhnya hanya di tutupi dalaman dengan bando kelinci yang menghiasi kepalanya.

"Siap untuk tebakan ku yang benar selanjutnya, (name)?" (name) menghela nafas pelan. Tangannya di letakkan di atas kartu dengan mata yang menatap malas Izana yang kini sibuk—pura-pura—berfikir.

"Apakah permainan ini memiliki semacam trik?" Izana melirik, pria dengan manik lavender nya itu lantas mengendikkan bahunya.

"Tidak tahu~ kalaupun aku tahu tak akan kuberi tahu padamu wlee~" Izana menjulurkan lidahnya ke arah (name) yang berhasil membuat gadis itu menggeram. Sifat kekanakan Izana yang muncul saat mereka hanya berdua ini memberikan sisi positif dan negatif tersendiri.

Sisi positifnya lelaki bersurai putih ini akan tampak imut nan menggemaskan. Sementara sisi negatifnya, Izana akan terasa menyebalkan hingga kadang kala (name) merasa ingin mencakar wajahnya.

"Jangan marah dong, bercanda~" Izana kembali tertawa, terasa puas kala melihat wajah masam yang (name) tunjukkan di hadapannya.

"Daripada kau emosi, kenapa nggak mencoba ikut menebak?" Izana memberikan usulan. (name) yang mendengar tawaran itu lantas tertarik.

"Kalau aku berhasil menebak?" maka aku boleh memakai pakaian ku lagi, iya kan?. Bagai bisa menebak apa yang sang pacar pikir kan, Izana lantas bersuara.

"Maka, kau boleh memakai pakaian mu lagi" (name) bersorak senang dalam hati. Ia dengan semangat kembali memegang punggung kartu.

"Pilihan ku, high!" Izana tertawa kecil mendengar pilihan pacarnya.

"Kenapa kau yakin kalau kartu yang sedang kau pegang itu nilainya lebih tinggi daripada kartu yang tadi?" (name) terdiam.

"Ya karena 'as' nilainya satu, jadi apapun bentuk kartu yang kupegang sekarang pasti jumlahnya lebih besar daripada kartu yang tadi" jawaban yang cukup rasional (name) berikan atas pertanyaan Izana. Namun alih-alih memberi tepuk tangan atau pujian Izana malah terkekeh kecil—terkesan mengejek.

"Emm... Kalau pilihan ku sih seri"

Hah!

Bagaimana permainan high and low dapat bernilai seri? (name) mengkerutkan dahinya, namun Izana tetap tenang. Ia menggeser tangan (name) dari atas kartu dan membukanya.

Treat You Better [Kurokawa Izana] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang