12. Pembalasan

766 121 21
                                    

(WARNING: adegan kekerasan dan penyiksaan di bawah tidak untuk di tiru! Harap pembaca hanya menikmati cerita saja dan tidak berniat melakukan praktek:'))














༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐








Izana memperhatikan layar monitor di depannya dengan wajah serius. "Rindou, matiin semua CCTV yang ada di sekitar sana sekarang! Kecuali yang di dalam minimarket"

"Oke" Rindou yang udah di depan komputer langsung sigap melakukan apa yang Izana perintahkan. Sementara anak-anak Tenjiku yang lain masih sibuk memperhatikan layar monitor yang berasal dari CCTV yang ada di minimarket.

"Ini dia emang nggak mau di jaga apa gimana ya? Nggak ada satupun pengawal loh di sekitarnya" Muchou merhatiin monitor dan emang si anaknya Kento ini santai aja keluar malam-malam tanpa pengawasan.

"Mungkin ada cuman kita aja yang nggak sadar" Mochi jadi ikut memperhatikan semua monitor yang udah di atur sama Rindou. "Tapi tetap, suruh Kazutora buat jaga jaga aja. Hati-hati gitu"

Ran mengangguk singkat lalu berbicara lewat earpice nya, "Tora, hati-hati ya. Sekelilingnya dia memang nggak ada orang tapi tetap, jaga-jaga aja"

"siap"

"Bilang juga ke Tora, Shion udah stand by di sekitar sana. Nanti tinggal ikut arahan dari Rindou aja" Ran mengangguk lalu menyampaikan apa yang Izana sampaikan kepada Kazutora.

"Nanti waktu di penempatan jalan mu mulai lebih cepat ya, terus sewaktu di gang kecil yang pertama langsung bekap. Shion siap-siap, kamera di sekitar sana gue matiin nih" Rindou mulai fokus dengan layar monitor di depannya. Bahkan kedua kakinya sudah ia naikkan ke atas meja juga mata yang biasanya tampak sayu itu kini menajam menatap Kazutora dan gadis incaran mereka.

"Rindou, dia kayaknya sadar deh kalau di ikutin" suara Kazutora kedengaran dari earpice. "Jadi?"

Semua yang ada di ruangan itu langsung menatap ketua mereka yang masih fokus memperhatikan layar monitor. Izana lalu memasang earpice nya sendiri, "langsung tangkap, Shion siap-siap, Rindou CCTV nya tetap amankan"

Ketiga orang yang mendapat perintah lantas langsung menuruti perintah Izana.

Di tempat kejadian, Kazutora langsung berlari cepat dan memukul tengkuk gadis itu keras. Begitu tubuh mungil si gadis akan tumbang dengan cepat di tangkap oleh nya.

"Lapor, misi selesai~"

⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀゚ ུ .┈┈⋆

"Nama, Haruno Sakura. Kelas dua SMP tapi otaknya kayak nggak pernah di sekolah kan" Izana membaca biodata Sakura sekilas lalu membuang kertas itu.

"Lalu yang rambutnya warna-warni ini namanya Itou Shima dan yang blonde ini...emm...dia bukan orang Jepang ya?" Izana menoleh ke arah Rindou yang sekarang mengangguk kecil.

"Keturunan Brazil, informasi tentang dia sedikit banget lumayan susah buat di cari" Izana mengangguk kecil, semua kertas di tangannya ia buang dan lalu menatap tiga dombanya dengan seringai kecil.

"Informasi tentang kalian nggak penting juga, jadi ayo kita main aja sekarang" Izana merenggangkan sebentar tubuhnya. Dari sudut ruangan Muchou sudah menyiapkan alat-alat yang Izana minta.

"Pertama, kau ya" Izana tersenyum kecil ke arah Sakura sehingga gadis dengan cepol tinggi nya itu berjengit ketakutan. Sakura lalu bergerak heboh di atas kursinya.

"Jangan panik gitu dong, sewaktu kau mojokin (name) dan mulai mukul dia kayaknyaaa hmm~ (name) diam aja tuh nggak banyak protes" Izana memakai sarung tangan lalu memilah pisau mana yang akan ia gunakan terlebih dahulu.

Treat You Better [Kurokawa Izana] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang