༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐
"Ini apa?"
(name) memandang tumpukan kartu yang sudah Izana kocok di atas meja dengan skeptis. Matanya menatap si surai putih di depannya yang sekarang sedang tersenyum lebar. Izana tampak merencanakan sesuatu dengan tumpukan kartu ini.
Sementara si pemuda hanya mengangkat bahunya acuh, ia tersenyum miring dengan mata menyipit—jujur tampak licik. "Ya, kartu. Memangnya yang kau lihat apa? Photocard idol? Nggak kan!"
"Nggak gitu Izana! Ya maksudnya kartu ini untuk apa? Kau lelah mengajari ku menjadi sniper lalu kini mau melatihku menjadi seorang penjudi?" Izana tertawa keras mendengar kalimat sarkas dari pacarnya. Sementara (name) yang tak paham akan situasi juga alasan di balik tawa sang pacar hanya mendengus kecil.
"Nggak, nggak gitu kok. Siapa yang mau mengajari mu menjadi penjudi" Izana tersenyum kecil, tangannya mengetuk pelan tumpukan kartu di hadapan keduanya. "Kita main game"
Game?
"Wah perasaan ku nggak enak" (name) bergumam pelan, ia mulai duduk tegak. Jika di lihat dari raut wajahnya, pacar kriminalnya ini pasti punya rencana licik. Lihat saja tawa menyebalkan yang mulai terbit lagi di wajahnya itu.
"Nggak, nggak santai aja sayang. Bukan permainan yang macam-macam kok, nggak pakai uang juga kok aku tau kau miskin" Izana melambaikan tangannya pelan begitu melihat raut khawatir pacarnya.
Sementara (name) yang mendengar itu hanya bisa menghela nafasnya pelan. "Nggak perlu di perjelas bagian miskinnya, terimakasih"
"Jadi, kita mau main apa? Dan rules nya apa?" Cepat main, cepat selesai. Begitulah batin (name). Ia pingin cepat-cepat pergi tidur saja rasanya.
"Oke, (name) memang pacar yang pengertian ya" Izana tersenyum kecil. Senyum yang penuh rencana licik tentunya. Sementara satu-satunya lawan bicaranya di ruangan itu mengelus lengannya perlahan, sedikit merasakan firasat buruk akan datangmelihat senyum yang Izana pasang.
'wah perasaan ku benar-benar nggak enak'
"Jadi kita bakalan main high and low, tau kan? Yang tebak angka besar dan kecil itu loh~" Izana menunjukkan dua kartu dengan angka 9 dan 4 ke arah (name).
Setelah mendapat anggukan dari pacarnya entah kenapa seringai dari si pria tan semakin lebar. "Nah, rules nya gampang kok. Setiap tebakan yang benar akan di beri hadiah berupa permintaannya akan di kabulkan. Gimana, oke? Ada pertanyaan?"
Satu permintaan yang akan di kabulkan? Menarik sih, namun entah kenapa perasaan (name) semakin tak enak. Izana pasti punya niat terselubung di sini.
"Oke, tapi benar ya setiap tebakan yang benar bakalan di kabulin satu permintaannya!" (name) memperhatikan pacarnya yang sedang mengocok kartu dengan santai itu. Izana mengangguk singkat, ia meletakkan kartu yang sudah di kocoknya di antara mereka berdua.
"Siapa duluan? Mau suit?" Izana tampak antusias dengan ini. (name) jujur saja merasa agak ragu namun tak ada salahnya kan bermain-main walau hanya sesekali. Lagipula ini tak tampak buruk kok.
"Kau saja, bandar duluan" senyum Izana semakin lebar. Tangan lentik (name) sudah memegang lembar kertas kartu paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat You Better [Kurokawa Izana]
Historia CortaIzana hanya ingin membebaskan (name) dari pacar brengsek nya. Membebaskan gadis yang ia cintai, menawarkan kebahagiaan kepada (name). Berjanji untuk tak akan melukai gadis itu apapun yang terjadi. "Kau tahu (name), kau pantas untuk mendapat kebahag...