༄●⃝ᶫᵒꪜe☯ᴮᴼᵞ࿐
"Muchou, coba pukul aku" Izana membaringkan tubuhnya di atas karpet ruang tengah di rumah Muchou. Matanya kosong menatap kipas angin di plafon atas yang berputar konstan. Sementara Muchou yang mendengar itu menghela nafas pelan, apa lagi ini—bisik batinnya.
"Kau kenapa?" Muchou yang awalnya mau mandi tapi tiba-tiba bel rumahnya berbunyi membuatnya belok haluan, dari mengarah menuju kamar mandi jadi ke pintu utama. Dan berujung dirinya harus terjebak bersama ketuanya yang sedang memasang wajah bodoh. Pasti ini masalah cinta, lagi.
"Kau ingat kan aku pernah bilang kalau aku nggak mau (name) dalam bahaya?" Izana melirik sekilas, memperhatikan Muchou yang mengangguk.
"Dan kau tahu bodohnya aku menyarankan (name) untuk jadi sniper! AGHHHH TOLOL! IZANA BODOH!" Izana mengacak Surai putihnya frustasi.
"Bodoh"
Muchou menghela nafasnya kecil. Tunggu, ini kenapa yang pacaran Izana terus dia yang sibuk mikir jalan keluarnya?
"Urusai! Lagipula (name) bilang mau bantu aku, biar nggak jadi beban katanya. Jadi kutawarkan aja deh dia jadi sniper" Izana kini beralih duduk. Ia menendang pelan kaki Muchou.
"Bantu cari jalan keluarnya, dong! Kita kan teman" Muchou memutar matanya jengah mendengar itu. Urusan kayak begini baru di anggap teman.
"Kalian itu anak buahku! Babu ku! Ingat derajat kita beda!" Izana meringis pelan mendengar Muchou yang menirukan kata-katanya sewaktu mereka masih di penjara.
"Itukan dulu, sekarang kita kan teman" Muchou menghela nafas kecil. Ia langsung bersandar di sandaran sofa dan ikut mencari jalan keluar dari masalah percintaan Izana. Lagipula, kenapa harus dia gitu?!
"Kau kenapa sih kalau masalah cinta begini larinya ke aku? Mending kau lari ke Ran nggak sih? Dia lebih pro masalah percintaan dari pada aku" Muchou yang jujur saja penasaran sejak lama akhirnya bertanya. Memperhatikan wajah Izana yang mulai tampak kesal.
"Nggak usah, aku nggak percaya sama Ran. Agak sedeng dia, mending aku nanya sama kau yang paling waras di antara kita" Izana memejamkan matanya, bisa ia tebak kata-kata yang akan Ran lontarkan jika ia berkonsultasi ke lelaki buaya yang sayangnya temannya itu.
"Mochi? Dia juga waras tuh. Kakuchou?" Muchou melepas bajunya hingga ia kini telanjang dada. Panas bro, ini kapan Izana pulangnya sih? Dia mau mandi nih!
"Ah, nggak! Mochi biasalah ngejar Masa. Kalau Kakuchou hmm" Izana berpikir keras, kenapa ya dia nggak cerita masalah ini ke Kakuchou?
"Kakuchou mana paham beginian, orang kerjaan dia aja ngikutin aku kemana-mana. Mana bisa dia dapat pacar" Izana jadi prihatin deh, Kakuchou kerjaannya ngikutin dia terus. Kapan dapat pacar nya? Atau rumor tentang Kakuchou yang gay itu benar? Wah, nggak mungkin kan?
"Ya terus kau pikir aku pernah punya pacar gitu?" Muchou menggeleng pelan. Agak sedih juga sih, soalnya kan kalau berandalan kayak mereka ini susah dapat pacar nya—kecuali Ran— jadi kalau bahas masalah pacar begini dia jadi agak mellow bawaannya. Sementara Izana yang sadar temannya itu mulai agak mellow hanya bisa tertawa kecil.
///author be like: kukira hubungan kita istimewa ༼;´༎ຶ ༎ຶ༽///
"Ya kan kau lebih dewasa gitu loh cara berpikir mu juga caramu menanggapi masalah, yaudah sih jangan mellow gitu deh! Mending kau cari kan solusi aja buat aku!" Izana mengibaskan tangan nggak perduli. Dia kesini kan buat minta saran sama Muchou, bukan mau mendengar perjaka itu menggalau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat You Better [Kurokawa Izana]
Cerita PendekIzana hanya ingin membebaskan (name) dari pacar brengsek nya. Membebaskan gadis yang ia cintai, menawarkan kebahagiaan kepada (name). Berjanji untuk tak akan melukai gadis itu apapun yang terjadi. "Kau tahu (name), kau pantas untuk mendapat kebahag...