Cover by pinterest
WARNING 21+
****
Adhisty harus terikat dalam sebuah pernikahan dengan Saddam duda anak satu karena sebuah kejadian yang tidak pernah ada dalam pikiran dan hidupnya. Hidup Adhisty berubah 180° ketika dirinya mengetahui bahwa ia ten...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Sudah tiga bulan lama nya kejadian waktu dirumah Saddam berlalu. Adhisty, wanita itu kembali menjalankan aktivitas seperti biasanya, kuliah dan berkumpul bersama teman-teman nya. Ia bertekad untuk melupakan kejadian yang sempat membuat dirinya hancur.
Dan, selama itu pula ia berusaha untuk tidak mendengar hal apapun yang berkaitan tentang Saddam. Ia bahkan menyuruh ketiga temannya untuk tidak menyebut nama Saddam saat bersama dengan dirinya.
Acha, gadis itu pun sudah kembali ke Kalimantan tiga bulan yang lalu tepat dimana Adhisty pulang dari rumah Saddam.
Setelah kepergian Acha, dirinya selalu menyendiri, tatapan nya selalu kosong. Adhisty pun sering tidak masuk kuliah dengan berbagai alasan, entah itu sakit atau ada urusan untuk sekedar menghindar dari teman-teman nya.
Banyak perubahan yang terjadi pada diri Adhisty, tapi ia tidak bisa seperti itu terus menerus. Ia harus bisa bangkit dari keterpurukannya, menikmati masa-masa dimana harus bahagia tanpa memikirkan hal yang membuat nya jatuh.
“Heh, kalian tau gak? Gue lagi deket loh sama Pak Bara!” heboh Natha. Selalu, gadis itu akan heboh kapan pun dan dimana pun
“Lo pelet ya, Nath? Masa iya dosen ganteng kayak pak Bara deket sama manusia pecicilan kayak lo. Sangat mustahil,” tuduh Caleyva. gadis itu seakan tidak percaya dengan apa yang dibicarakan oleh Natha.
Araya tertawa menanggapi nya. “Bener Ley, Gue juga gak percaya pak Bara deket sama Natha.”
“Bangke lo pada! Dukung gue gitu malah dikata-katain. Nyesel gue cerita.” gerutu Natha.
“Lagian lo cerita begitu, mana ada yang percaya sih. Coba lo tanya Adhisty deh. Percaya gak dia sama lo?” Caleyva seolah menantang Natha.
“Dhis lo percaya kan gue deket sama pak Bara?” tanya Natha.
Tak ada respon apa-apa dari Adhisty. Wanita itu terus saja melamun sedari tadi.
“Dhis? Lo kenapa?” Araya memegang pundak Adhisty, ia sadar Adhisty tengah melamun sedari tadi.
Adhisty terlonjak kaget. “Ah ya, kenapa Ray?”
Natha dan Caleyva saling tatap. Belakangan ini mereka berdua sering melihat Adhisty melamun. Bahkan, mereka merasa jika Adhisty banyak berubah belakangan ini, sulit untuk di temui dan di hubungi.
“Lo lagi ada masalah? Belakangan ini gue liat lo sering banget ngelamun,” tanya Caleyva. Siapa yang tidak khawatir jika melihat teman seperti itu. Semua orang juga pasti akan khawatir.
