37. Sebelum Pergi

6.9K 454 71
                                    

Alangkah baik nya sebelum membaca kalian bisa follow akun aku dulu ellstiaaa 🙏

Alangkah baik nya sebelum membaca kalian bisa follow akun aku dulu ellstiaaa 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Aku buatin mas coklat hangat, di minum ya?" Adhisty membawa secangkir coklat hangat yang sengaja ia buat untuk Saddam minum.

"Taro disini, nanti saya minum," ujar Saddam tanpa menoleh sedikit pun pada Adhisty. Bahkan untuk melirik saja Saddam enggan.

Adhisty sangat sadar dengan perlakuan Saddam yang tiba-tiba menjadi sangat dingin semenjak kejadian tadi malam. Bahkan, pelukan dan ciuman yang seharus nya Adhisty dapat kan sebelum tidur dan sehabis bangun tidak ada tadi pagi.

Semarah nya Saddam, pria itu tidak pernah mengabaikan nya dan ini kali pertama pria itu bersikap demikian.

"Mas nanti kalo mau mandi udah aku siapin air ya, baju nya juga aku taro di kasur," ujar Adhisty berusaha memancing pembicaraan agar Saddam mau berbicara lagi. Tapi nyata nya itu tidak berhasil, Saddam malam memilih mengacuhkan Adhisty dan meninggalkan wanita itu sendirian di halaman rumah.

Jujur, dada nya sangat sesak bahkan rasanya ia sudah tidak sanggup menerima pasokan oksigen yang masuk.

"Mas tunggu!" Adhisty berusaha mengejar Saddam dengan sedikit berlari, dan untung saja pria itu masih berbaik hati untuk menghentikan langkah nya.

Nafas Adhisty sedikit memburu, sedikit berlari dalam kondisi perut yang membesar benar-benar menyulitkan dan harus membutuhkan tenaga yang ekstra.

"Kamu gila, hah?!" geram Saddam melihat tingkah Adhisty. "Kamu hamil dan bisa-bisa nya lari?! Diaman otak kamu, Dhis!"

"M-maaf.. aku cuman mau ngejar kamu," jawab Adhisty takut.

"Gak usah lari, bisakan?! Kamu gak mikir kalo seandainya kamu jatoh dan itu bisa bahayain anak saya! Paham gak sih kamu?" ujar Saddam dengan intonasi yang sedikit tinggi. "Oh saya lupa, kamu bahkan sempat berfikiran buat gugurin janin itu kan? Makanya kamu dengan tenang nya lari tanpa mikirin bahwa ada nyawa yang harus kamu jaga dalam perut mu!" sambung Saddam lebih keras lagi.

Anak saya? Adhisty tidak salah dengar kan? Tidak, telinga nya masih berfungsi dengan baik untuk mendengar.

"Anak saya Mas?" Adhisty tertawa hambar. "INI JUGA ANAK AKU KALO KAMU LUPA! AKU LARI ITU CUMAN BUAT NGEJAR KAMU, TAPI KAMU MALAH NYALAHIN AKU?" sambung nya berteriak di hadapan Saddam. Mungkin dulu dirinya memang tidak menginginkan kehadiran sang buah hati, tapi seiring berjalan nya waktu, ia benar-benar menyayangi bayi yang ada di dalam rahim nya ini.

MARRIED WITH MR.DUDA ( SEGERA TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang