Prolog

47.4K 1.2K 10
                                    


Sebesar apapun aku berjuang, yang kedua tak akan pernah menang .

****

“Mungkin kita cukup sampai disini,” ucap gadis itu dengan suara lemahnya. Isak tangis tak tertahan kini mulai terdengar menyakitkan ditelinga siapapun yang mendengarnya. Ini sama sekali bukan kehendaknya untuk berpisah dari sang kekasih. Tapi, seerat apapun ia menggenggam maka dirinya jua yang akan kalah pada kenyataan.

Bukan perkara yang mudah untuk mempertahankan hubungan yang sudah dari awal memang salah. Tak seharusnya ia mencintai seorang laki-laki yang sudah mempunyai kekasih. Bahkan, itu adalah kekasih dari sahabatnya sendiri. Apa yang ia harapkan selain perpisahan? Terlebih, dirinya selalu sakit saat melihat kebersamaan laki laki yang ia cintai sedang tersenyum lebar saat bersama dengan gadis lain walau hanya sekedar dari cerita temannya. Ia tidak kuat jika berhadapan langsung melihat orang yang dicintainya melakukan hal romantis didepannya

Siapa yang akan kuat melihat kejadian itu secara nyata, bahkan ia yakini jika yang kedua akan terkalahkan dengan yang pertama, dan sekarang, fakta itu memang benar adanya.

“Maksud kamu apa?” tanya pria itu. Bukan hanya sekali gadis didepannya mengucapkan hal tersebut. Namun ia tak bisa melepaskannya begitu saja. Bimbang, mungkin satu kata yang tepat untuk perasaan nya sekarang.

“Aksara, tolong hargain keputusan aku ya?” bulir air mata tak dapat ia tahan kini melesat begitu saja membasahi kedua pipinya.

“Kamu gak bisa ngambil keputusan sendiri, Adhisty,” geram Aksara tertahan, ia tidak bisa kehilangan gadis ini begitu saja setelah apa yang pernah mereka lewati bersama

Memori kenangan yang tak pernah Aksara lupakan. Tawa Adhisty menenangkan, ia belum sanggup kehilangan gadis itu.

“Dan kamu juga gak bisa egois, Sa.” Ia tidak boleh terlihat lemah untuk kesekian kalinya dihadapan Aksara. “Kamu gak bisa milikin kedua nya terus menerus. Aku dan Araya itu sahabat.”

“Aku gak perduli, Dhis. Yang aku mau cuman kamu. Sekarang apa yang kamu pengen? Putusin Araya buat kamu? Aku lakuin sekarang juga!”

“Jangan pernah gila, Sa!” Adhisty panik bukan main saat Aksara mengeluarkan ponselnya bermaksud untuk menelpon Araya ─ kekasih pertama Aksara sekaligus sahabat dari Adhisty. "Aku cuman minta udahin semua nya!"

Aksara menatap gadisnya dengan tatapan sendu, memasukan kembali ponselnya kedalam kantung celana. “Gue gak akan pernah lepasin lo.”

Adhisty menghapus kasar air matanya sambil tersenyum dengan kecut, tatapan Aksara membuatnya kembali larut dan melemah. Perkataan pria itu seolah menuntut agar Adhisty tetap berada disisinya.

Aksara menarik pelan tangan Adhisty. Memeluk tubuh mungil itu dengan kedua tangan kekar nya, mengelus surai rambut gadisnya dengan penuh kelembutan.

Inilah yang akan ditakuti Adhisty, ia kembali melemah saat Aksara memeluknya dengan erat, rasa nyaman dan hangat menyelimuti Adhisty, dan ia tidak bisa menyangkal jika dirinya sangat mencintai Aksara.

“Jangan pernah ngeluarin kata sialan itu lagi.” Gadis itu mengangguk pelan dalam pelukan Aksara, menangis sejadi jadinya didada bidang milik kekasihnya. Sekali lagi, ia kembali lemah dengan sikap Aksara.

****

TBC

Hi, welcome to my first story! I hope you like it.

Warning ⚠️ : Banyak typo bertebaran dan kata-kata kasar didalam nya. So, jadilah pembaca yang bijak dan jangan pernah menyimpulkan sesuatu dari prolog nya, karena itu hanya sebagai pembuka.

MARRIED WITH MR.DUDA ( SEGERA TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang