13. Tanggung Jawab

12.8K 626 9
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Sedari tadi Adhisty bolak-balik tak tentu arah. Takut, itulah yang Adhisty rasakan sekarang ini. Setelah menghilang dari hadapan Saddam selama beberapa bulan mengapa ia harus di pertemukan kembali dengan pria itu?

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan pintu membuat Adhisty berhenti sejenak, ia menatap kearah pintu dengan tatapan ragu.

“S-siapa?” tanya Adhisty dari dalam kamar sebelum membuka 'kan pintu.

“Ini gue Natha, bukain dong pintu nya gue kebelet nih,” ujar Natha sedikit berteriak memberitahu Adhisty yang berada didalam. Mungkin suara Natha terdengar hingga bawah.

Adhisty bernafas lega, ia pun membuka ‘kan pintu untuk Natha dan mempersilahkan teman nya itu untuk masuk.

“Astaga lama banget lo bukain nya.” Natha langsung masuk dan berlari kearah kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Tak lama kemudian Natha pun keluar dari dalam kamar mandi. Ia menghampiri Adhisty yang sedang duduk di tepian kasur.

“Dhis,” panggil Natha dengan nada yang cukup serius.

Adhisty yang di panggil pun menoleh kearah Natha. “Kenapa?” tanya nya.

Natha diam sejenak menatap lekat wajah Adhisty, lalu mengambil menunjuk 'kan benda kecil panjang yang ia temukan di dalam kamar mandi.

“Ini punya lo?” tanya Natha menunjukan benda itu pada Adhisty.

Badan Adhisty seketika menegang melihat Natha memegang hasil testpack yang ia beli tadi siang.

Bodoh! Adhisty merutuki dirinya sendiri. Mengapa diri nya lupa untuk membuang benda sialan itu. Sekarang dirinya harus menjawab apa?

“Gue tanya sekali lagi, ini punya lo?”

Adhisty diam membisu, ia tidak tahu harus menjawab apa. Jantung nya bahkan berdegup sangat kencang sekarang ini.

Alasan apa yang harus ia berikan pada Natha saat ini?

“Nath..” lirih Adhisty.

“Bener punya lo Dhis?” Natha tersenyum remeh. Ia tidak menyangka pada Adhisty yang menyembunyikan hal sebesar ini pada dirinya.

“I-iya.” Adhisty menunduk. Bulir air mata jatuh membasahi kedua pipi Adhisty.

“KENAPA? KENAPA LO NYEMBUNYIIN HAL INI DARI GUE DHIS?!” teriak Natha membuat Adhisty sedikit terlonjak kaget akibat suara Natha. “Lo anggap gue apa?” lanjut Natha dengan suara melemah. Jujur, hatinya juga sakit melihat Adhisty yang seperti ini.

MARRIED WITH MR.DUDA ( SEGERA TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang