18 || Pregnant

615 92 6
                                    

Selamat Tahun Baruuuuu🤗
Gimana udah bakar rumah? Eh! Petasan maksudnya?
Terus ditembakin ke mana petasannya? Ke langit?
Kalau aku ke kepala kamu😂 Romantis banget kan?

Ini aku update sambil di atas motor, soanya di ajak taun baruan sama doi🤗

________________________________________

18 || Pregnant

Awalnya, Gege tidak sadar jika laki-laki yang menolong ibunya adalah Elga. Namun ketika gelagat laki-laki itu mulai mencurigakan, terlebih ketika bangun dan Gege melihat tubuh kecilnya yang begitu familiar membuat Gege yakin kalau dia adalah Elga. Terbukti begitu Gege menarik majalah yang menutupi wajahnya, yang terpampang adalah wajah sedih khas Elga.

Sejujurnya Gege hampir tak bisa menyembunyikan perasaan tak tenang yang merayapinya saat Elga berkata ingin menjelaskan sesuatu. Gege takut, Elga akan mengatakan hal-hal yang tidak ingin ia dengar. Seperti kata-kata dalam film romantis ala-ala ketika dua pemeran utama hendak jadi sepasang kekasih. Masalahnya, jika yang mengatakan itu perempuan mungkin Gege masih bisa mendengarkan walau ia tidak menyukai cewek itu. Tapi ini, laki-laki men!

Demi kesejahteraan hatinya, Gege melarang Elga mengatakan apa pun padanya. Demi masa depan yang cerah bersama keturunan serta ibu dari anak-anaknya agar terwujud, Gege tidak mau mendengar penjelasan apa pun dari Elga. Ia takut! Sebab begitu melihat wajah sedih Elga saja, hatinya meronta tak tega.

Kini setelah mencapai persetujuan untuk tak lagi bertemu setelah hari ini, Gege menemui dokter Sinta seperti pesan yang disampaikan Elga tadi. Ia mengetuk pintu bertuliskan Dr. Sinta Yulistia yang berada di ujung lorong kamar rawat ibunya.

"Masuk," teriak seseorang di dalam.

Gege segera menarik knop pintu lalu tersenyum setelah mendapati pemandangan indah dokter cantik yang tersenyum juga padanya. "Sore Cantik, Eh, Dokter maksudnya."

"Sore juga, silakan duduk!" titah Dokter Sinta setelah sebelumnya tertawa karena jokes Gege yang sangat tidak berfaedah.

"Boleh gak sih dok, kalau rahim Gege anget?" tanya Gege melihat ruangan dokter Sinta di penuhi gambar-gambar seperti yang pernah ia pelajari dahulu saat sekolah. Gambar disana yang ia ingat kalau tidak salah namanya Ovarium, sesuatu yang berhubungan dengan rahim.

"Laki-laki gak ada rahimnya," sahut Dokter Sinta seraya kembali sibuk menulis sesuatu.

Gege tertawa kecil lalu menarik kursi yang berada di balik meja Dokter Sinta. "Jadi gimana dok, Mama saya?" tanyanya.

"Gege, anak Ibu Anita? benar?" Dokter Sinta menatap Gege singkat lantas mengambil sesuatu di laci mejanya. Mendapat anggukan dari Gege, dokter itu segera tersenyum tipis. "Ini Ge, Mama kamu berisi lagi," kata dokter itu menyerahkan sebuah kertas.

M Y    C O O L   G I R L (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang