33 || BANDAGE

432 88 3
                                    

33 ||  BANDAGE

Malam sudah terlampau larut ketika Elga dan Gege akhirnya sampai di rumah mereka, ralat! Rumah Gege maksudnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam sudah terlampau larut ketika Elga dan Gege akhirnya sampai di rumah mereka, ralat! Rumah Gege maksudnya. Gege membuka pintu seusai tangannya dan tangan Elga yang bergandengan terlepas. Sementara gadis itu malah menggenggam ujung kaos Gege. Seketika Gege yang merasa heran pun menoleh dan melihat gadis itu tengah melihat ke arah lain dengan menggigit bibir bawahnya, ketakutan.

Gege ikut menoleh ke arah yang Elga tatap. Disana berdirilah sesuatu yang bagi Gege sudah biasa. Namun nyatanya menakutkan bagi Elga.

"Puppy," panggil Gege sehingga anjing yang berwarna hitam dengan tampilan gantle itu menghampirinya. Sementara Elga yang masih meremas ujung kaos hitam Gege langsung berpindah ke belakang punggungnya.

"Jangan dipanggil-panggil, Ege!" cicit Elga jengkel.

Namun Gege hanya terkekeh sebelum akhirnya ia berjongkok dan menyambut datangnya si anjing yang ia panggil Puppy.

Puppy menggonggong kecil ketika Gege mengusap bagian leher anjing itu. "Kenalin ini Elga, bakal jadi warga sini juga," ujar Gege seperti memperkenalkan Elga pada manusia.

"Nah, Elga. Kenalin Puppy, anjing penjaga kompleks. Punya Pak RT," lanjutnya memperkenalkan Elga. Membuat Puppy menggonggong lagi dengan suara yang terdengar lebih ramah.

"Ih!" decak Elga. "Serius gue dikenalin sama anjing?"

"Gak boleh gitu dong mukanya!" tegur Gege lembut. "Sama Puppy juga harus salam toleransi," kekehnya kemudian.

Elga terkekeh meski awalnya jengkel. "Salam toleransi?" ulangnya bengek sendiri. Gege hanya mengangguk dengan tawa kecilnya.

"Udah akur aja tu anak dua," tiba-tiba Ares menyahut dari dalam. Sepertinya Gege dan Elga lupa bahwa pintu sudah terbuka sejak tadi.

"Mau di ajak nginep disini juga, ibu negara?" tanya Rain tanpa menoleh karena sibuk menggulir layar ponsel.

Gege yang baru saja masuk dengan tangan menarik Elga bersamanya seketika mengerutkan kening. "Juga? Malam ini gue cuma ngizinin satu orang buat nginep kok. Dan itu Elga."

"Busett! Udah pindah haluan aja lo! Gak tau terimakasih." Ares memelotot sinis.

"Lagian lo berdua punya rumah gede, serba ada, fasilitas lengkap. Kenapa harus nginep di rumah gua?" tanya Gege akhirnya menyuarakan tanda tanya yang bercokol di otaknya sejak lama. Padahal kata orang, 'semewah apa pun tempat orang lain tatap yang paling nyaman adalah rumah kita'. Namun bagi dua manusia ini motto tersebut di putar balikan menjadi 'semewah apa pun rumah kita  tetap lebih nyaman rumah orang lain'.

M Y    C O O L   G I R L (COMPLETED) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang