paper friends 2.

21 26 5
                                    

   Keesokan harinya, Stella terbangun dari tidurnya, sebelum beranjak dari tempat tidur ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu. Lalu lekas turun dari kasur, menuju ke kamar mandi.

Setelah selesai, Stella mengambil setelan baju seragam sekolah didalam almari pakaian, memilih baju seragam putih abu-abu yang berlogokan SMA Darmawangsa.

Tak lupa menguncir rambutnya, mengenakan bedak bayi diwajahnya, serta menyemprotkan parfum di beberapa titik.

Mengenakan tas ransel sekolahnya, lalu berjalan keluar kamar menuju ruang makan.

Di ruang makan, Stella sudah melihat sang ibu menyiapkan bekal makanan untuk dirinya, tetapi sekali lagi ia tidak melihat keberadaan sang ayah.

"Dimana ayah?" Batin Stella merasa kepikiran.

Disaat memakan sarapan paginya, Stella sama sekali diam tidak berbincang-bincang dengan ibunya. Stella masih merasa takut untuk membuka suara, selepas peristiwa kemarin.

"Bawa bekalmu Stella!" Ujar sang ibu mengingatkan untuk membawa kotak bekal makanan berwarna oranye didekatnya.

"Iyah bu," Balas Stella, lalu membuka resleting tas ranselnya, untuk memasukkan kotak bekal makanan tersebut.

"Stella, berangkat sekolah dulu yah bu," Pamit Stella seraya salim mencium punggung tangan sang ibu.

"Iyah, hati-hati!"

"Assalamualaikum!" Salamnya, lalu berjalan menuju pintu rumah dan pergi berangkat ke sekolah.

"Waalaikumussalam," Balas sang ibu.

********

   Seperti biasa, Stella selalu berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, dikarenakan letak sekolahnya yang tidak cukup jauh dari rumahnya.

~SMA Darmawangsa.

Stella melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah, melewati sebuah gerbang yang cukup besar.

SMA Darmawangsa adalah salah satu sekolah yang cukup terkenal di kota Alaska, memiliki rating yang tinggi dan sudah banyak sekali menghasilkan siswa-siswi  yang berprestasi dari berbagai bidang.

Stella bukan berasal dari keluarga kaya, tetapi kepintarannya dapat membawa dia masuk kedalam sekolah tersebut melalui jalur prestasi, dan plus mendapatkan beasiswa.

~Kelas sepuluh MIPA 1.

Kaki putih gadis itu, melangkah masuk kedalam kelas yang sudah terdapat beberapa anak disana. Duduk bergerombol di masing-masing tempat, seperti sebuah geng.

Stella tidak berkumpul dengan mereka, ataupun hanya sekedar menghampiri. Ia langsung duduk di kursi paling depan didekat jendela, mengeluarkan ponselnya dan memainkannya hingga jam masuk tiba.

//Kriiinggg// bel masuk jam pertama berbunyi, membuat semua murid tergopoh-gopoh untuk segera duduk ditempat mereka masing-masing, dan tak lama kemudian pun bapak guru berjalan memasuki kelas.

Beberapa jam kemudian, tak terasa waktu berjalan dengan begitu cepat hingga sudah tiba waktunya untuk jam istirahat pertama.

"Baiklah anak-anak, karena sekarang waktu bapak sudah habis. Jangan lupa untuk dikerjakan pekerjaan rumahnya yang sudah bapak kasih, saya akhiri assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh!" Salam bapak guru menutup pembelajaran hari ini.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh," Balas salam semua murid melihat bapak Bejo berjalan pergi meninggalkan kelas mereka.

"Eh guys ke kantin yuk!" Ajak seorang siswi kepada teman-temannya. Stella yang mendengarnya hanya diam saja, karena ia merasa tidak termasuk bagian dari mereka.

PAPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang