paper friends 3.

18 23 4
                                    

"Jangan tanyakan kepadaku soal apa itu bahagia. Karna aku sendiripun tidak tahu bagaimana bentuknya."

~Stella.

********

   "Stella, kau tidak apa-apa?" Tanya teman sekelas Stella, yang baru saja selesai membeli beberapa makanan dikantin.

"A-aku tidak apa-apa, apa kalian sudah selesai?"

"Yah kami semua sudah selesai," Jawabnya dengan beberapa anak perempuan dibelakangnya.

"Baiklah, ayo kita kembali ke kelas!" Ujar Stella mengajak, lalu mereka semua pun berjalan kembali menuju ke kelas.

Sesampainya disana, semuanya kembali seperti awal. Anak-anak itu membuat kelompok sendiri di suatu tempat untuk memakan bersama-sama makanan mereka, sedangkan Stella kembali duduk sendiri di bangkunya.

Stella mengeluarkan sebuah buku sketchbook dari tas ranselnya, tak lupa dengan pensil dan penghapus. Jari-jemari Stella menari-nari diatas kertas putih, menghilangkan rasa bosan, sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Singkat cerita, bel masuk pun kembali berbunyi. Pembelajaran dimulai seperti biasa, ibu guru menerangkan materi juga memberikan beberapa pertanyaan kepada anak-anak murid.

"Sekarang, kalian bertiga silahkan kembali ketempat duduk masing-masing, ingat jangan sampai diulangi lagi!" Suruh ibu guru kepada anak murid yang dihukum berdiri didepan papan tulis, karena tidak bisa menjawab pertanyaan.

"Baiklah anak-anak ku, Minggu depan akan ibu adakan ulangan matematika, jangan lupa untuk belajar, semua buku dan juga handphone harus dikumpulkan didepan meja ibu nanti!" Ujar ibu guru tiba-tiba, membuat seluruh kelas syok mendengarnya.

"Haaaaaa," Serentak seluruh kelas dengan mulut yang menganga.

"Loh, kok pada kaget sih?" Heran ibu guru.

"Kok tiba-tiba banget sih bu, kita semua belum siap buat ulangan," Protes salah satu siswi.

"Kenapa belum siap?, kan ulangannya Minggu depan, masih ada waktu dong buat belajar," Jawab ibu guru.

"Tapi tetep aja bu."

"Terus, kalian maunya apa?"

"Kalian semua maunya enggak ada ulangan gitu?. Terus buat apa buku kalau tidak dibuat belajar?, cuman buat bantal kalau ngantuk dikelas, atau pajangan aja dirumah, gitu?. Jadi sia-sia dong saya ngajar kalian semua disini berjam-jam, tapi kalian semua maunya enak doang," Sambung ibu guru mulai ceramah.

"Kalau enggak mau ulangan okeh, saya turuti kemauan kalian, tapi jangan harap nilai rapot kenaikan kelas akan saya beri nilai bagus, biar satu kelas dapat nilai D, mau?" Kecam ibu guru.

"Eh jangan deh ibu, kami mau kok bu mau, Iyah kan guys!"

"Iyaaaa," Balas semua murid terpaksa, dengan memutar bola mata mereka.

"Baik, tapi jangan lupa untuk belajar yah, saya tidak mau waktu ulangan hasil nilai kalian merah semua. Saya pergi dulu, assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh!" Salam ibu guru, lalu pergi meninggalkan kelas.

"Kan gua bilang juga apa, kalau bu Mirna lagi ngomong jangan di protes, kena mental kan Lo," Tutur seorang siswa kepada teman sebangkunya.

"Bu Mirna itu, gak enakan hatinya, sekalinya disentil keluar langsung khotbahnya."

"Iyah-iyah gua juga tahu," Sebal siswi tersebut.

Setelah kepergian bu Mirna dari dalam kelas, seperti anak yang lainnya Stella juga lekas membereskan buku-bukunya, untuk segera pulang kerumah.

PAPER FRIENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang