33 [Pemakaman]

88 34 17
                                    

DENGAN balutan kemeja panjang warna hitam dan bawahan celana jeans panjang yang berpadu dengan sneakers putih, kian menambah paras rupawan seorang Arga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DENGAN balutan kemeja panjang warna hitam dan bawahan celana jeans panjang yang berpadu dengan sneakers putih, kian menambah paras rupawan seorang Arga. Sedari tadi ia menunggu Nada yang katanya lagi bersiap-siap di dalam kamarnya. Namun hingga detik ini, Nada belum juga menampakkan diri. 

Arga menengok arloji di pergelangan tangan kirinya. "Lama amat, sih? Tau gitu gue tidur dari tadi," monolognya.

"Kak Arga, aku udah siap, ayo!" ajak Nada sembari menuruni tangga dengan langkah cepat. 

"Lo mau ke mana, Nad?" tanya Arga heran. 

"Katanya mau jenguk Irfan. Emang mau ngapain lagi? Udah, ah, kita berangkat sekarang."

Arga memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki saudarinya itu. Nada mengenakan outfit yang cukup tertutup, karena ia berpikir datang ke rumah sakit untuk menjenguk Irfan yang tengah koma.

"Ya udah kalo gitu, kita berangkat sekarang," kata Arga setelah salfok dengan outfit Nada. "Eh, tapi bentar dulu. Nih, handphone buat lo. Dan data-data handphone lo kemarin udah gue transfer ke sini."

Nada tersenyum jengah, namun hatinya sangat senang. "Ini buat aku? Tapi kenapa udah dibuka?" Nada menerima ponsel barunya. 

"Terus gimama caranya gue transfer data, kalo nggak dibuka handphone-nya?" jawab Arga. 

"Ya udah, deh. Makasih, ya, Kak." Nada mengubah senyum jengahnya menjadi senyuman simpul.

***

"Lagi jauh, nggak, Kak?" tanya Nada. 

"Enggak, kok, sekitar lagi satu kilometer."

"Kenapa Irfan dirawat di rumah sakit Bandung? Bukannya fasilitas di Jakarta lebih memadai, ya?" tanya Nada lagi. 

Arga bungkam, tak menjawab. 

"Ngapain lewat sini? Memang rumah sakitnya di pelosok pemukiman warga, ya, Kak?" 

Arga hanya berdeham dan kembali tak menjawab. Lalu sekitar lima menit kemudian.

"Udah sampe," ucap Arga singkat. 

"Tapi… kenapa kita berhenti di sini?"

Arga kembali tak menjawab pertanyaan Nada dan malah keluar dari mobil. Kemudian membukakan pintu mobil untuk Nada. 

"Kita mau jenguk Irfan, kan, Kak?" Pertanyaan Nada diangguki Arga. 

"Tapi kenapa ke sini?" Nada mulai panik. 

Bagaimana ia tak panik, sebab dari dalam mobil Nada membaca plang besi bercat putih bertuliskan 'TPU SUNDA SARI'.

Nada keluar dari mobil. "Kak…." Nada melirih seraya menggeleng tak percaya.

RAFALEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang