30 [Lonely]

116 45 23
                                    

Klean jangan bosen-bosen sama Leon dan pasukan INTRO, juga sama Nada and the geng, ya!

Masa iya, sih, klean tinggalin Leon sama Nada gitu aja, padahal Brozentro udah balik mengudara lagi loh...

Happy reading buat klean smwahhh!!!

KEENAN melempar sebuah kunci ke hadapan Leon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEENAN melempar sebuah kunci ke hadapan Leon. "Lo tinggal lurus dari sini, lalu belok kanan. Di sana udah ada Nada yang entah masih perawan atau enggak."

"Bangsat! Maksud lo apa-" sergah Arga terpotong, sebab Leon menahannya.

Sedangkan motor Keenan melesat begitu saja, membonceng Randa dengan tubuhnya yang lunglai habis dieksekusi Aldo dan Arga. Terasa sesak setiap kali dirinya mau mengambil napas, sebab hasil tendangan T dari Aldo yang menusuk tajam ke dada cowok itu.

Keenan adalah pasukan Avernon yang terakhir meninggalkan markasnya. Jangan tanyakan, bagaimana keadaan dan di mana sang Ketua Avernon detik ini. Sebab lelaki itu sudah pergi lebih awal dan malah meninggalkan markas kebanggaannya yang amat menjijikan. Terus kalau kayak itu, siapa yang jadi pengecut, nih?

Bagi Devan, kemenangan bukan tujuan utama Avernon kali ini, sebab kembalinya Brozentro saja sudah membuat dirinya senang mabuk kepayang. Entah itu hanya sebuah alasan atau memang kenyataan.

Leon memungut kunci yang dilempar Keenan tadi. Namun justru membuat salah fokus keempat pasukan INTRO dan juga Arga.

"Le, tangan lo." Arga menunjuk tangan kanan Leon yang darahnya telah mengering.

Leon menggeleng. "Gue nggak papa, yang penting lo semua baik-baik aja."

Terluka dan lebam membiru menghiasi tubuh mereka masing-masing. Namun tak usah khawatir, karena hal seperti itu sudah biasa baginya.

"Gimana, otot lo sekarang, udah enggak kaku lagi, kan?" tanya Leon ke Alan untuk mengencerkan suasana.

"Ah, kurang. Mereka enggak empuk kayak Robin." Alan memukul Robin, sehingga membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Jangan lengan gue, bego! Tadi gue dikeroyok di bagian ini," aku Robin.

"Ya udah, lo sebarin aja informasi hutang bokap sama nyokapnya," saran Dillo.

Sontak membuat suasana makin encer, karena semua tersenyum ketika harus mengingat lagi ancaman Robin kepada anggota Avernon sewaktu bertarung tadi.

Kedua tangan Leon dimasukkan ke saku celananya. Lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh anggota Brozentro. Sehingga atensi langsung teralih kepada cowok yang sedang memasang wibawanya dengan tangguh.

"Oke, gue minta perhatiannya sebentar! Gue perintahkan kepada kalian semua untuk pergi ke markas duluan! Obatin luka lo dan kalo terlalu parah, bawa ke rumah sakit. Nanti masalah biaya biar gue yang urus. PAHAM?!!"

RAFALEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang