tigabelas🍊

1.1K 86 6
                                    

Happy reading💜

Bulan yang terang malam ini sedang menemani seorang gadis yang nampak murung, terdiam sendirian dibalkon kamarnya, nampak dia terus menghela napasnya melihat kearah bulan dan berharap semua ini tidak akan menyusahkan dia, sungguh ia tidak menyukai semuanya bahkan kehidupannya sekalipun, maka dari itu ia menyerah.

"Haah"

"Masih sama, bahkan lebih buruk dari sebelumnya"gumamnya nampak dia terlihat murung.

"Padahal yang gue mau kehancuran untuk semuanya bukan kaya gini, kehidupan yang menjadi kehancuran untuk gue sendiri!"katanya sambil menatap bulan.

"Gue benci"

"Hah bngst!"

Nampak matanya berkaca kaca, dia menghela napas entah kesekian kalinya, setelah itu ia memutuskan untuk masuk kekamarnya.

_____________________________

Pagi ini nampak ara lebih banyak diam tak seperti biasanya, terlihat ia enggan mengeluarkan suara sekalipun, entahlah dia malas melakukan apapun.

"Tumben lo diem?"ujar cika yang bingung melihat ara seperti ini, namun tak direspon oleh ara.

"Ra?"panggilnya, namun ara masih diam.

"Lo kenapa sih?"

"Ara?"

Tidak ada sahutan dari ara malah ara langsung beranjak pergi dari bangkunya dan keluar dari kelas.

Ara pergi tanpa tau kemana ia akan pergi, sampai ahirnya ia memutuskan untuk pergi ke rooftop, disana nampak sunyi, sepi, dan segar inilah yang ara inginkan ketenangan, tanpa gangguan orang lain sendirian yahh sendirian, ia memejamkan matanya, angin menerpa wajahnya membuat rambut disekitarnya terhempas sungguh ia merindukan suasana sekarang entah kapan lagi ia akan tenang.

Namun baru saja ara merasakan ketenangan tiba tiba seseorang datang dan membuat ara nampak menghela napas kembali.

"Kenapa disini?"

"Bolos?"

Dia malas menghadapinya, niatnya ia akan pergi dari sana namun dia menahan ara membuat ara semakin kesal.

"Kenapa?"katanya, namun ara hanya menatap tajam kearahnya.

"Marah?"

Ara menghempaskan tangganya dan hendak pergi namun....

"Apa gara gara kemarin?"

"Sungguh gue ga...."ucapanya dipotong oleh ara.

"Bisa diem ga sih!"

"Ngoceh mulu!"

"Belum puas lo, setelah kemaren lo buat gue menyedihkan, gue kaya orang haus kasih sayang belum puas lo!"

"Andai aja lo ga bawa gue itu gaakan terjadi"

"Gue ga maksud..."

"Apa?"

"Bngst, lo juga bagian dari mereka!"

"Bukan, gue bahkan gak tau apa apa"bantahnya.

"Halah ya mana ada maling ngaku!"

"Lo tau, gue paling benci orang kaya lo"

"Disanjung? bangga lo, ouhh pasti lo berhasil bukan?"

"Gue ga gitu!"

"Masih ga sadar, hah udah lah"ujar ara hendak pergi namun lagi lagi ara mengurungkan niatnya.

"Lo bahkan gak ngasih gua kesempatan buat ngejelasin semuanya!"

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang